Kata seorang filsuf diluar sana, bahwa kita harus hidup di saat ini, kini,
present, bukan hidup untuk masa lalu, juga bukan untuk hidup dimasa depan.
Karena kunci kebahagian hidup adalah menikmati apa yang ada saat ini dan
kini. Akan kah kita mengikuti teori yang dikatakan kebanyakan filsuf diluar
sana, ataukah kita mempunyai padangan sendiri mengenai hidup ini, sehingga
apa yang kita jalani dikehidupan ini menjadi milik kemurnian diri kita
sebagai manusia yang diberi akal sehat dan logika. Tetapi, bukannya para
filsuf itu berargumen setelah melalui berbagai macam rintangan pikiran,
halangan ide ide, blocking nalar nalar, dan pastinya sudah mengalami
gejolak logika dan jiwa yang begitu besar sehingga mendapatkan satu term
antara lain term yang disebutkan tadi diawal. Berawal dari kata kehidupan
bahagia, kata yang selalu menjadi arah dan diskusi masing masing pribadi
orang, entah diskusi dengan orang lain, entah itu banyak orang, atau malah
diskusi antara diri pribadi masing masing. Adalah kata yang mempunyai porsi
dan takaran yang berbeda beda masing masing orang, tergantung dari
bagaimana logika dibarengi dengan kemauan yang akan menentukan besar
kecilnya kebahagian hidup akan timbul. Tidak aka nada orang yang selama nya
mendapat kebahagian hidup, mungkin dalam salah satu masa ada kebahagian
tetapi dilain masa ada kegundahan dalam jiwa mereka. Bukannya kehidupan ini
adalah sebuah garis proses. Namanya garis adalah dari satu titik ke titik
yang lain, ada kalanya garis ke sekian meter terdapat sedikit bercak yang
akan mengakibatkan gundahnya jiwa dan pikiran kita.
Kembali menunjuk ke kata kebahagian hidup di capai dari hiduplah di masa
kini dan saat ini, mari mencoba mengolah arti kata ini dan bagaimna
impplikasinya dengan jalan yang akan kita tempuh dengan hidup ini. Hidup
hanya di masa kini adalah hidup dengan berpikir dengan apa yang kita
kerjakan adalah untuk saat ini saja, tidak ada tabungan, tidak ada cita
cita, tidak ada investasi, tidak ada janji janji, tidak ada rencana, tidak
ada semangat juang, tidak ada keuletan, dan lain lain lagi. Bukannya dengan
hanya memandang hidup hanya untuk masa kini, adalah kepasrahan untuk tanpa
melakukan apa, tanpa daya juang untuk rencana rencana yang akan datang.
Bukannya peradaban manusia yang beradab berasal dari rencana dan cita cita
yang sudah dikonsepkan terlebih dahulu. Bukannya sesuatu yang dikonsepkan
dari awal adalah rencana untuk masa yang akan datang ? bukannya rencana
yang akan datang adalah suatu pikiran saat ini untuk menjangkau masa yang
akan datang ?
Kembali ke term untuk hidup dimasa kini saja. Bagaimana dengan perkembangan
manusia dari lahir sampai dewasa sampai bisa bekerja sampai menikah punya
anak punya cucu menjadi kakek atau menjadi nenek, bukannya semua rangkaian
proses dari itu sudah ada cita dan rencanan didalamnya?
Mengenai term hiduplah dimasa kini? Silahkan untuk direnungkan kembali
untuk memurnikan falsafah hidup yang akan kita pegang, bahwa kebahagiaan
adalah sebuah proses yang tidak bisa setiap masa kita bisa hidup bahagia.
Semoga kita bisa mendapatkan term falsafah hidup sesuai dengan diri kita
mampu dan seimbang menjalaninya.
Amin.
24/03/2018
No comments:
Post a Comment