Ternyata semua hal yang ada dalam
hidup kita adalah titipan dari tuhan yang maha kuasa. Seharusnya tidak ada
kesombongan pada diri kita, karena semua hal yang berkaitan apa yang dimiliki
kita hanyalah titipan dari tuhan. Alangkah memalukan sebagai diri kita yang
dititipi oleh tuhan ( barang titipan akan diambil sewaktu waktu ) melakukan
kesombongan dengan cara membangga banggakan apa yang ada dalam diri kita. Tuhan
pasti tersenyum simpul ( entah positif atau negative ) melihat tingkah laku
kita yang tidak tahu diri. Menjaga amanah adalah yang seharusnya dan menjadi
sesuatu yang harus dilatih setiap saat. Bagaimana cara menjaga amanah dari
titipan yang sudah dititipkan ?
Setelah sekian lama adalah
gersang, hal yang tidak memberikan nilai tambah pada nilai jiwa dan kalbu,
bahkan seolah olah semakin berkurang apa yang seharusnya dimiliki ileh seorang
insan manusia. Keteduhan hati, keluasan pikiran, keoptimisan langkah dan sebaik
baiknya berinteraksi kepada tuhan. Hal hal tersebut yang saya sendiri rasakan
semakin menjauh dari nilai2 yang saya sebutkan diatas. Banyak alasan untuk pembenaran yang saya
punyai untuk menjelaskan kepada diri saya, bahwa saya patut melakukan itu
dengan kondisi yang saya punya sekarang ini. Semakin saya membela diri semakin
saya akan menjauhkan diri dari nilai sejati dari seorang manusia, alangkah
kerasnya saya sebagai manusia ini. Materi dan materi yang saya kejar, sementara
kelihatan pun tidak apa yang saya kejar. Hanya imaginasi semu sebagai
pembenaran untuk saya mengejar, padahal itu semua adalah kosong. Hal sia sia yang saya ingini dan saya capai
berjalan di jalan yang semu dan bodohnya saya adalah itu yang paling benar.
Setelah sekian lama tidak
melakukan kegiatan tulis menulis ini, hampir satu tahun lebih kegiatan ini saya
tinggalkan karena banyak alasan. Seribu alasan yang saya jadikan pembenaran.
Benarkah apa yang saya jalani
selama setahun belakang ini ?
Saya pastikan apa yang saya
jalani adalah hal terburuk yang saya jalani sebagai manusia…
Hati yang keras, jiwa yang
kosong, negative thingking, oportunis, hedonis, egois, iri dan ketergantungan
dengan pihak lain. Dan saya rasakan saya lebih parah dari pada itu.
Harus sampai kapan??
Dimana letak nilai yang pernah
tertanam dimasa2 berproses dulu, sesuatu yang sudah menjadi nilai lihhur dan menjadi
acuan unutk melangkah. Dulu sosok yang menjadi kebanggaan untuk diri sendiri,
krativitas dan daya juang yang kuat adalah hal yang menjadi keseharian. Tak mengenal
lelah adalah saat mencari sisa sisa rejeki dari tuhan yang belum sampai di
genggaman. Tak mudah putus asa adalah kerjaan yang membutuhkan tantangan adalah
dari situ didapatkan.
Masih ada waktu…
Empat mei dua ribu empat belas, 1
tahun tiga bulan saya ditempat yang penuh dengan keegoisan berorietasi dengan
materi dengan kekosongan jiwa dan kalbu.
Salam.
Pekanbaru,
No comments:
Post a Comment