Friday, February 16, 2018

UBIN - KECRIT - IDU - IRING - LUPIT - BAHU

Setiap daerah mempunyai istilah dan ukuran masing masing yang disepakati oleh semua orang. tidak terkecuali daerah / desa paitan, daerah yang terletak dikecamatan kemiri kabupaten purworejo, yang diapit oleh desa gesikan disebelah utara, disebelah timur wilayah ngrepucung/gedong, desa waled disebelah barat dan di sebelah selatan berbatasan dengan desa kaliwatu bumi. daerah paitan begitu juga dalam istilah ukuran tanah, sudah sejak jaman dulu mempunyai ukururan tanah yang disepakati bersama untuk menyebut luas area suatu bisang tanah. tidak seperti ukurun yang lazim diketahui oleh anak - anak muda jaman sekarang, banyak dari anak anak muda jaman sekarang tidak mengetahui persis berapa luas terkecil yang menjadi kesepakatan antar orang bila di jadikan ukuran yang lazim saat ini digunakan di sekolah sekolah formal. ada garis yang terputus, apakah keterputusan garis itu disengaja ataupun tidak sengaja, ataukah ketidak mauan anak muda sekarang untuk mempelajari sesuatu yang tidak diajarkan oleh sekolah formal, ataukah orang - orang tua kita yang belum sadar untuk sekedar memberi tahu hal tersebut, ataukah kedua faktor tadi yang menjadi penyebab terputusnya garis informasi tersebut dan ataukah malah keempatnya yaitu disengaja - tidak disengaja - anak muda - orang tua. memang ini bukan hal pokok untuk menjadi penunjang keberlangsungan kehidupan seseorang, seseorang akan dengan sangat lancar apakah tau ataukah tidak tau dengan sesuatu ha yang terputus tadi.
Kembali kepada satuan terkecil didesa paitan, lebih spesifik ke ukuran tanah baik itu untuk sawah, ladang dan pekarangan adalah ( ngapunten mbok bilih wonten istilah nopo kemawon ingkang kulo mboten leres ) sebagai berikut ini :
1. Ubin, Satuan pertama ini adalah satuan terkecil ( sekali lagi mohon maaf apabila ini adalah keterbatasan apabila masih ada satuan yang lebih kecil lagi, yang belum saya ketahui ) yang ada didesa paitan, dan mungkin untuk daerah sekitar didesa paitan dengan jangkauan wilayah yang perlu ada penelitian lebih lanjut. 1 Ubin = 14 M2 ( Info ini adalah saya tangkap dari obrolan2 warung kopi yang bisa saya saring dari beberapa orang didesa saya, kata beliau " Nek sak ubin kuwe podo karo dowone 14 lebare sak meter, lah kuwe ombone seng jenenge sak ubin  ). Menurut sumber https://id.wikipedia.org/wiki/Bahu_(agraria) 1 Ubin  = 14,0625 M2
2. Kecrit, Satuan yang kedua ini adalah kelanjutan dari satuan ubin tadi, Luasan standart pada umumnya orang - orang didesa paitan mempunyai satu petak sawah adalah sak kecrit, untuk sak kecrit = 30 Ubin = 420 M2. Satu petak sawah ini yang sekali panen kemungkinan hanya menghasilkan padi 2 - 3 kwintal gabah basah ( ini adalah perkiraan yang tidak ada dasar ilmiahnya ), Hasil yang sangat tidak mencukupi untuk kebutuhan makan satu keluarga dengan dua anak sampai dengan musim panen selanjutnya tiba. artinya apabila dalam satu keluarga hanya mempunya satu petak sawah dengan ukuran ini akan sangat besar kemungkinan untuk " nempur " sebelum panen selanjutnya tiba. 
3. Idu, Satuan yang ketiga ini adalah kelanjutan dari Kecrit tadi, Luasan sak idu ( rata rata orang orang desa paitan menyebutnya, sak = satu artinya sak idu = satu idu ) adalah sama dengan 2 ubin, 1 Idu  = 2 Ubin. Ukuran yang lumayan luas untuk ukuran keluarga sederhana dengan dua anak. apabila kepala keluarga punya pekerjaan sampingan lainnya maka dalam durasi antar panen keluarga tersebut kemungkinan besar tidak akan melakukan " nempur ", kalaupun iya mungkin dalam jumlah waktu yang relatif singkat kelurga tersebut melakukan " nempur ".
4. Iring, Satuan selanjutnya adalah ukuran yang sudah termasuk dalam kategori sangat besar untuk ukuran keluarga sederhana dengan dua anak, Sangat dimungkinkan keluarga tersebut melakukan penjualan ataupun ada sisa gabah sampai panen selanjutnya tiba. Untuk Luasan 1 Iring Sama dengan  2 Idu.
5. Lopit, Satuan selanjutnya ini sangat jarang dijumpai pada penyebutan didesa paitan, Untuk 1 Lopit itu sama dengan 2 Iring.
6. Bahu, Satuan yang selanjutnya ini adalah satuan terakhir ( menurut pengetahuan penulis, sekali lagi adalah keterbatasan yang saya punyai ) sekaligus yang terbesar dari satuan sebelum - sebelumnya. untuk 1 Bahu sama dengan 2 Lopit, bisa juga sama dengan 4 Iring, Bisa juga 8 Idu, Bisa juga 16 Kecrit. Adalah kaya untuk ukuran satu keluarga apabila mempunyai satu bisang tanah dengan ukuran tersebut. 
Dari beberapa ukuran tanah tersebut diatas mungkin didaerah daerah lain disekitar desa paitan mempunyai ukuran sendiri yang disepakati oleh semua orang yang ada disekitar. Pada prinsipnya ukuran adalah kesepatan yang dibangun oleh orang orang banyak dan semua orang disuatu wilayah tertentu. 
didesa paitan sendiri ukuran ini masih sangat kental dan masih dipakai dalam urusan agraria, dalam urusan jual beli sebidang tanah, dan biasanya harga akan di rata - rata untuk satu ubin bidang tanah tersebut mempunyai harga berapa.
sekian beberapa info yang pernah saya ketahui, mohon tambahan dan koreksi karena sangat mungkin informasi yang pernah saya peroleh dan saya tuangkan disini masih ada kekeliruan.

Salam wong ndeso,

Tuesday, January 23, 2018

BERSAMA HIDUP

Kembali ke pertanyaan yang sampai sekarang sudah menjadi pertanyaan kepada diri pribadi, pertanyaan yang muncul ketika sendu kehidupan ini sedang berlangsung, pertanyaan yang muncul dikala refleksi kehidupan yang sudah kita jalani selama ini, pertanyaan yang muncul ketika sepi menjadi teman diri pribadi, tentang hidup, tentang proses kehidupan manusia yang sampai detik ini diri pribadi adalah sesuatu yang masih belum menemukan jawaban atas apa yang menjadi pertanyaan pertanyaan tersebut. Hidup yang bagaimana kita sebagai manusia harus menjalani setiap jengkal waktu baik itu proses yang kedalam ataukah proses keluar terhadap diri pribadi. Apakah rumit jawaban itu ? apakah memang setelah mendapatkan jawaban tersebut diri pribadi akan menjadi lebih baik ? apakah setelah menjadi pribadi yang lebih baik akan menjadikan kebaikan untuk sekitar. Sebelum sampai terlalu jauh mendapatkan hasil jawaban dari pertanyaan tadi? Seberapa pantaskah diri pribadi menjadi bagian orang orang yang menyisih kepada tempat tertentu untuk berdesakan satu sama yang lainnya mencari satu garis pertanyaan kehidupan, yang sebetulnya garis pertanyaan tersebut adalah banyak, sehingga karena banyaknya menjadi tidak terhingga dan absurd dan tidak ada yang namanya garis tersebut. Semakin jauh kita bertanya kebelakang, semakin jauh kita menerima dan mengiklaskan sesuatu adalah semua kehidupan ini adalah absurd dan semuanya kosong dan tidak ada. Kita adalah ketidak adaan itu sendiri. Apakah kita hanya pasrah disatu titik ini? Satu titik dimana akan menjadi serangan kepada jiwa jiwa kita sebagai insan manusia, bahwa wujud negatif dari pengertian kita adalah kosong adalah tidak adanya daya juang ataupun usaha lebih  yang dihasilkan dari term kosong tadi. Manusia dan hidup adalah satu sisi aktifitas dari sekian banyaknya aktifitas yang lain dalam rangkaian besar yang sudah tuhan ciptakan.
Lalu harus bagaimanakah hidup yang seharusnya????
Sekali waktu pertanyaan – pertanyaan mengenai hidup tidak muncul sama sekali, pertanyaan tersebut hilang begitu saja dari diri pribadi, sampai sekarang tidak tahu mengapa pertanyaan tersebut hilang timbul dari diri pribadi. Pertanyaan tersebut apakah sebagai subyek ataukah diri pribadi yang menjadi subyek atas keduanya? Kalaupun pertanyaan yang menjadi subyek maka dari itu diri pribadi adalah obyek atas subyek tadi. Sebagai subyek pertanyaan tersebut menjadi sangat dominan terhadap diri pribadi, menjadi sangat kejam disaat saat tertentu, menjadi sangat tidak tahu waktu, menjadi sewaktu waktu menjadikan diri pribadi sebagai obyek yang tidak mempunyai tenaga dan pikiran untuk menjadi posisi predikat. Tetapi didalam moralitas kehidupan baik itu antar insan manusia ataupun dengan yang lain, satu sama lain adalah pihak yang menjadi besar dan mulia untuk secepatnya mengambil sikap dan perilaku bahwa iso rumongso adalah titik tertinggi dari moralitas setiap insan manusia. Dalam subyek dan obyek serta predikat yang dibahas sebelumnya adalah iso rumongso adalah jawaban untuk masing masing menjadi titik tertinggi dari menjadi mulia sebagai insan manusia
Disaat iso rumongso yang menjadi lini garis dari pijakan ataupun pengangan diri pribadi, adalah satu pencapaian yang akan menghasilkan harmoni kepada diri pribadi.


Lahat, 21 Januari 2018

Sunday, January 14, 2018

POS SECURITY - SATPAM - PENJAGAAN

Hubungi kami di,

Hubungi 86 ENGINEERING  dan Konsultan
Base Camp Jl Desa Paitan, Desa Paitan RT02/03, Kecamatan Kemiri, Kabupaten Purworejo
Email : ya_andri18@yahoo.com
Hp : 081378638978
WA : 081378638978

Salah satu perencanaan design bangunan yang memerlukan tata letak, konsep, tampilan, kegunaan dan efisiensi sebuah bangunan adalah langkah awal dalam mendesain sebuah bangunan, baik itu yang skala kecil maupun dalam bangunan skala besar.

Tampak depan bangunan pos jaga
Tampak isometrik

Tampak samping bangunan pos penjagaan

Tampak isometrik bangunan pos penjagaan


Lahir kembali menjadi bagian dari perencana bangunan untuk menjadi solusi permasalahan langkah awal pembangunan sebuah bangunan.


SINAU URIP

Mlakune salah siji karo liyane wong iku onone bedo lan werno werno. Mlakune iso podo nang arahe namung, prosese siji lorone iso bedo lan kadang ora gatuk babar blas.  Angele dadi wong urip, angele sinau dadi wong seng sak benere wong. Akeh banget wolak walike ati seng awake dhewe nglakoni. Tinemu seng sak niki dadi sek sakbenere bener miturut nalare dhewe, biso ora kanggo babar pisan nang wektu mengarep kanggo awake dhewe. Dadi kepastian bener niku ora biso dipastike saklawaase. Onone mung berubah ubah miturut pemahaman nalar awake dewe. Kuwi gumantung seko dasare ati lan pikiran nang wektu sakniki. Sak apik apike wong urip meniko seng saged jujur mituhu datheng awake piyambak, awake piyambak meniko ingkang maksudipun saking intine djati nipun wong urip. Angel pancen menopo ingkang seng  dikarepen asmane “ djati “, djati meniko barang seng pangonane ono ng jero seng paling njero saben2 wong urip. Ora sembarangan wong urip biso nemoni djatinipun piyambak - piyambak. Ono seng wes nemoni djatine miturut awake dhewe, namung akeh seng kliru angone ngarani nek barang kuwi arane djati. Dalan dowo prosese supoyo biso ketemu ingkang arane djati, inti sak inti intine barang software seng ono ng njero awake dhewe – dhewe. Proses seng ora ono pedote, sinau podo sinau, latihan terus terusan, njamin ora njamin mbuh biso ketemu seng diarani djati meniko mbuh ora, nek wes biso mendekati  ketemu kuwi wes iso diarani menungso seng apik, menungso seng resik, menungso seng manunggal karo awake dhewe, manungso seng mituhu karo awake dhewe.
Djati meniko ibarate obor ng wayah awan seng tetep murub, ibarate garis pathokan ng njero bunderan, ibarate lor kidule arahe wong mlaku, ibarate teteg banyu ng kali gede, ibarate wayah ing wanci subuh, kabeh wujude tindakan seng metu seko awake dewe meniko murni sangking asile olahan seko njero awake dewe, sanes seko olahane pihak njobo. Ngerti menopo seng kudu dilakoni lan kudu ditindakaken, tetep nglakoni mesti mboten wonten pengaruhe, mesti nglakoni mesti mboten diregani, mesti nglakoni mesti angel, mesti nglakoni. Djati kuwi wujude tindakan seng marai, sanes tindakan lantaran mergo, djati meniko jujur lan mituhu kaleh awake piyambak.

Sugeng rawuh djati, mugi saged dados obor, dados garise pathok, dados lor kidule mlakune wong seng lagi nglakoni sinau dadi wong urip. Amin….