Sunday, December 30, 2012

LAMUNAN PAGI


Aku menulis tulisan ini pada pagi hari. Kira kira jam menunjukkan pukul 06.15 pagi. Masih sepi, sunyi, hening, damai rasanya hidup tanpa adanya kebisingan yang terus memekakkan pikiran dan hati. Seperti biasanya , bangun tidur aku habiskan untuk melamun sejenak untuk meratapi rutinitas yang berkelanjutan dari waktu ke waktu tanpa adanya variasi dalam kehidupan ku. Hanya yang tentunya berbeda yaitu ternyata dipagi ini ada hal yang sangat special yang bisa aku kerjakan yaitu dengan menulis. Sekedar menuangkan dan mencurahkan isi pikiran sebelum menunaikan kewajiban rutinitas yang kadang membosankan. Tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 06.21 yang berarti  kira kira 15 menit aku sudah memainkan tombol tombol keyboard laptop tapi alangkah terkejutnya aku setelah mengarahkan mata aku kebagian atas layar laptop, ternyata  belum ada tulisannya belum panjang dan juga  tidak ada kata kata berbobot yang sanggup aku tuangkan. Pikiran coba aku lempar jauh jauh untuk mendapatkan kata kata yang bisa membentuk kalimat sehingga bisa terangkai suatu tulisan yang panjang dan lebar dan pastinya tulisan yang mempunyai ajakan moral yang harmoni. Mulailah perjalanan sang pikiran untuk mencari hal hal yang bisa dituangkan dipagi ini. Kuajak pikiran ini untuk menggingat semua perjalanan hidup yang pernah aku lalui, mulai masa kecil, masa remaja, sampai masa dewasa. Tetapi anehnya kok tidak ada sama sekali hal hal yang bisa dituangkan kedalam bentuk kalimat. Saya sadar karena disetiap jejak perjalanan yang pernah aku lalui tidak ada satu bagian pun yang menarik untuk dituangkan menjadi sebuah ajakan moral yang harmoni. Penggingatan hal ini malah mengantarkan aku kedalam penyesalan penyesalan yang diakibatkan perjalanan hidup aku yang kurang beruntung.  Kemudian aku mengajak pikiran ini untuk jauh meninggalkan masa lalu menuju masa kini yaitu masa dimana segala sesuatunya berada dihadapan aku. Masa dimana sagala sesuatu menuntuk penyelesaiannya sekarang ini juga. Ku suruh pikiran ini untuk kembali mengobrak abrik hal hal apa saja yang bisa ditulis di lembaran ini. Setelah sekian lamanya dalam misi pencarian sang pikiran akhirnya menemukan satu hal saja yang bisa mewakili keadaaan aku sekarang ini. Sebetulnya sang pikiran enggan untuk mengatakan apa yang telah terjadi pada diriku sekarang ini, setekah aku bujuk dan aku rayu akhirnya sang pikiran mau mengatakannya juga. Ah  mau mempermainkan aku juga ini sang pikiran… “ rutinitas lah yang sekarang terjadi pada anda “ begitulah kata sang pikiran dengan mimik wajah yang dingin dan kaku. Kata kuncinya ternyata rutinitas, kucoba untuk merangkai kata demi kata untuk bisa mengambarkan keadaan aku sekarang ini . tetapi kok sulit sekali ya. Mengapa seolah olah terjadi kemandegan ide setelah didapatkan topic yang cocok.  Pergilah  aku kekamar mandi untuk membasuh muka yang masih kusut setelah bangun tidur. Uuuhg.. dingin juga air di pagi hari ini batinku. Kuteruskan perjalananku untuk mencari ide ide penulisan agar bisa menghasikan tulisan yang berbobot. Tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 06.46 yang berarti aku harus kembali kepada rutinitas dan juga berarti aku harus mengakhiri perjalanan panjang pikiran ini dan selanjutnya menutup tulisan ini dengan salam rutinitas.Kata rutinitas akan bersambung sepulangnya aku dari rutinitas….mungkin malam hari aku baru bisa melanjutkannya.

KHAWATIR TIADA GUNA


Tidak seperti biasanya aku bangun sedemikian pagi. Surau disebelah tempat kos belum mengumandangkan adzan subuh. memang luar biasa pada malam ini, aku bisa bangun pada pagi pagi sekali dan sekaligus mematahkan kegiatan rutinitas bagun siang yang selam ini aku jalani. Dan aneh nya lagi aku  harus menyalakan computer jinjing kembali, yang sebelumnya dalam keadaan hidup setelah terakhir kali aku ketiduran saat mempergunakanya. Jam baru menunjukan jam 04.40 pagi. Entah mengapa aku tidak bisa melanjutkan aktifitas tidur yang seharusnya bisa aku manfaatkan sebelum akhirnya aku bangun dan melanjutkan rutinitas seperti biasa yaitu berangkat kerja. setelah lama terpaku dalam keheran heranan terhadap diriku ini, mulailah aku menelusuri tetang apa yang sebenarnya terjadi dengan aku ini? Pasti ada sesuatu hal yang mengakibatkan aku tidak bisa melanjutkan tidur. Toh ini juga ada hikmah dan manfaatnya terhadap aku karena gara gara gak bisa tidur inilah aku mampu menulis sepenggal demi sepenggal kalimat yang akhirnya bisa menjadi sebuah tulisan tanpa topic. Ya  aku menyebutnya tulisan tanpa topic, seperti  biasanya dalam aku menulis (baru tahap belajar) aku hanya menuangkan semua kegundahan yang ada dalam diri ini dan aku tuangkan kedalam tulisan. Ada perasaan lega setelah semuanya tertuang kedalam tulisan begitu juga optimis dan juga semangat akan muncul kembali untuk terus melanjutkan semua kegiatan yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Pagi ini yang menjadi kegundahan aku tidak lain adalah kegudahan yang menyangkut dengan apa yang bakal terjadi dihari hari kedepan? Sesuatu yang seharusnya tidak menjadi beban pikiran dan tidak semestinya aku memikirkanya terlalu jauh. Aku terlalu khawatir dengan kejadian terburuk yang bakalan terjadi dengan berawal keadaan aku saat ini. Keadaan yang jauh dari kata imbang. Ada keadaan dimana ketimpangan yang lumayan menyita pikiran ku ini. Haruskah aku terus terbelenggu dengan pikiran khawatir ini? Haruskan aku terjebak dengan kondisi pikiran yang ketakutan seperti ini? Bukankah lebih baik aku tidak memikirkan hal semacam itu? Bukankah aku lebih baik untuk tetap focus terhadap hidup ini dan terus menjalani dengan semangat? Bukan kah lebih baik aku berjuang keras untuk mencari peluang hidup memikirkan yang lebih baik? Bukankah aku lebih baik mengunakan waktu yang ter sisa untuk berbuat sesuatu bukan malah berpikir yang  tidak tidak? Ya.. aku harus bangkit! Aku harus yakin bahwa aku masih punya tuhan yang bisa dan akan membantu umatnya. Keyakinan ini yang akan mengantarkan aku kedalam kehidupan yang lebih optiomis dan lebih semangat untuk mencari peluang peluang demi cita cita di masa yang akan datang. keyakinan itu timbul dan akan terus berkembang seiring dengan komitmen aku untuk menjaga agar cita cita dimasa depan tetap menjadi prioritas hidup. 

SOAL RASA


Apa sih itu kehidupan itu? mengapa banyak sekali perbedaan - perbedaan yang sangat menonjol? Mengapa hidup ini bermacam  macam  warna ( baca sudut pandang ). Terkadang warna itu bisa membiaskan seseorang yang melihatnya, Tergantung dari mana seseorang itu melihatnya. Letak dimana seseorang  memandang  sesuatu itulah yang akan menentukan warna dari pada sesuatu tersebut. Karena yang bermacam macam itulah kita sebagai manusia bebas untuk memilih warna tersebut sesuai dengan keinginan kita. Dari setiap sisi pandang akan melahirkan sesuatu yang berbeda dengan sisi yang lain. Maka dari itu kebenaran yang akan kita peroleh adalah kebenaran yang relatif. Yaitu kebenaran yang benar bila disandingkan dengan sudut pandang yang benar pula. saya  tidak akan meributkan tentang masalah kebenaran itu berasal dari sudut pandang yang mana, tetapi saya lebih tertarik untuk membahas mengenai mengapa seseorang memilih sudut pandang  tertentu yang akan melahirkan suatu kebenaran menurut sudut pandang tersebut.Saya lahir dari keluarga yang serba kekurangan. bapak yang hanya seorang buruh tani dan juga mamak saya yang juga sebagai buruh tani. Kehidupan yang sungguh jauh dari kecukupan. Hari hari dilewati dengan perasaan was was , bagaimana dengan esok hari. Apakah ada sesuatu yang bisa dimakan sebagai  kawan nasi putih esok?. Itu adalah gambaran tebakan mengenai isi hati kedua orang tua saya sewaktu menafkahi keluarga. kehidupan lingkungan sekitar yang cukup tentram dengan sedikit warna islami yang cukup kuat juga menggiringi langkahku sampai ketangga kedewasaan. Hampir tak pernah ketinggalan soal urusan yang berhubungan dengan sholat lima waktu. Dan kebanyakan sholat lima waktu saya lakukan di mushola. Kehidupan rukun terhadap tetangga, saling sapa, gotong royong, tepo sliro masih kental dalam kehidupan saya sampai menginjak dewasa. Kebetulan juga pendidikan formal yang saya peroleh adalah dari pendidikan yang lumayan favorit. Walaupun memang dalam segi prestasi tidak ada yang bisa dibanggakan. Sedikit banyaknya ilmu yang kami pelajari dari tingkat sd sampai ketingkat sma ada juga yang membekas dalam diri saya. Hingga akhirnya saya harus benar benar terjun kedalam masyarakat, berbaur dengan berbagai jenis sifat masyarakat luas. Ilmu yang sudah saya pelajari dan saya dapatkan mulai dari sd sampai ke tingkat sma ternyata sama sekali tidak ada hhubungannya  langsung untuk diterapkan dalam berhubungan dengan masyarakat. Ternyata harus mulai belajar dari nol lagi pikir saya. Inilah pembelajaran yang sesungguhnya, saya harus mampu berbaur dengan masyarakat tanpa harus menimbulkan perselisihan dengan orang lain.Kembali kepada keinginan saya unutk lebih menyoroti tentang  mengapa seseorang memilih sudut pandang tertentu ? factor apa yang melatar belakangi seseorang memilihnya? Pertanyaan yang bisa dijawab dengan berbagai kemungkinan. Kalau menurut saya dan ini  bukan pendapat yang paling benar, boleh setuju boleh juga tidak setuju. Ilustrasi saya di atas mungkin sudah memberikan jawaban tentang pertanyaan tadi.