Tidak seperti biasanya
aku bangun sedemikian pagi. Surau disebelah tempat kos belum mengumandangkan
adzan subuh. memang luar biasa pada malam ini, aku bisa bangun pada pagi pagi
sekali dan sekaligus mematahkan kegiatan rutinitas bagun siang yang selam ini
aku jalani. Dan aneh nya lagi aku harus
menyalakan computer jinjing kembali, yang sebelumnya dalam keadaan hidup
setelah terakhir kali aku ketiduran saat mempergunakanya. Jam baru menunjukan
jam 04.40 pagi. Entah mengapa aku tidak bisa melanjutkan aktifitas tidur yang
seharusnya bisa aku manfaatkan sebelum akhirnya aku bangun dan melanjutkan
rutinitas seperti biasa yaitu berangkat kerja. setelah lama terpaku dalam
keheran heranan terhadap diriku ini, mulailah aku menelusuri tetang apa yang
sebenarnya terjadi dengan aku ini? Pasti ada sesuatu hal yang mengakibatkan aku
tidak bisa melanjutkan tidur. Toh ini juga ada hikmah dan manfaatnya terhadap
aku karena gara gara gak bisa tidur inilah aku mampu menulis sepenggal demi
sepenggal kalimat yang akhirnya bisa menjadi sebuah tulisan tanpa topic.
Ya aku menyebutnya tulisan tanpa topic,
seperti biasanya dalam aku menulis (baru
tahap belajar) aku hanya menuangkan semua kegundahan yang ada dalam diri ini
dan aku tuangkan kedalam tulisan. Ada perasaan lega setelah semuanya tertuang
kedalam tulisan begitu juga optimis dan juga semangat akan muncul kembali untuk
terus melanjutkan semua kegiatan yang akan terjadi dimasa yang akan datang.
Pagi ini yang menjadi kegundahan aku tidak lain adalah kegudahan yang
menyangkut dengan apa yang bakal terjadi dihari hari kedepan? Sesuatu yang
seharusnya tidak menjadi beban pikiran dan tidak semestinya aku memikirkanya
terlalu jauh. Aku terlalu khawatir dengan kejadian terburuk yang bakalan
terjadi dengan berawal keadaan aku saat ini. Keadaan yang jauh dari kata
imbang. Ada keadaan dimana ketimpangan yang lumayan menyita pikiran ku ini.
Haruskah aku terus terbelenggu dengan pikiran khawatir ini? Haruskan aku
terjebak dengan kondisi pikiran yang ketakutan seperti ini? Bukankah lebih baik
aku tidak memikirkan hal semacam itu? Bukankah aku lebih baik untuk tetap focus
terhadap hidup ini dan terus menjalani dengan semangat? Bukan kah lebih baik
aku berjuang keras untuk mencari peluang hidup memikirkan yang lebih baik? Bukankah
aku lebih baik mengunakan waktu yang ter sisa untuk berbuat sesuatu bukan malah
berpikir yang tidak tidak? Ya.. aku
harus bangkit! Aku harus yakin bahwa aku masih punya tuhan yang bisa dan akan
membantu umatnya. Keyakinan ini yang akan mengantarkan aku kedalam kehidupan
yang lebih optiomis dan lebih semangat untuk mencari peluang peluang demi cita
cita di masa yang akan datang. keyakinan itu timbul dan akan terus berkembang
seiring dengan komitmen aku untuk menjaga agar cita cita dimasa depan tetap
menjadi prioritas hidup.
Sunday, December 30, 2012
SOAL RASA
Apa
sih itu kehidupan itu? mengapa banyak sekali perbedaan - perbedaan yang sangat
menonjol? Mengapa hidup ini bermacam
macam warna ( baca sudut pandang
). Terkadang warna itu bisa membiaskan seseorang yang melihatnya, Tergantung
dari mana seseorang itu melihatnya. Letak dimana seseorang memandang
sesuatu itulah yang akan menentukan warna dari pada sesuatu tersebut.
Karena yang bermacam macam itulah kita sebagai manusia bebas untuk memilih
warna tersebut sesuai dengan keinginan kita. Dari setiap sisi pandang akan
melahirkan sesuatu yang berbeda dengan sisi yang lain. Maka dari itu kebenaran
yang akan kita peroleh adalah kebenaran yang relatif. Yaitu kebenaran yang
benar bila disandingkan dengan sudut pandang yang benar pula. saya tidak akan meributkan tentang masalah
kebenaran itu berasal dari sudut pandang yang mana, tetapi saya lebih tertarik
untuk membahas mengenai mengapa seseorang memilih sudut pandang tertentu yang akan melahirkan suatu kebenaran
menurut sudut pandang tersebut.Saya lahir dari keluarga yang serba kekurangan. bapak
yang hanya seorang buruh tani dan juga mamak saya yang juga sebagai buruh tani.
Kehidupan yang sungguh jauh dari kecukupan. Hari hari dilewati dengan perasaan
was was , bagaimana dengan esok hari. Apakah ada sesuatu yang bisa dimakan
sebagai kawan nasi putih esok?. Itu
adalah gambaran tebakan mengenai isi hati kedua orang tua saya sewaktu
menafkahi keluarga. kehidupan lingkungan sekitar yang cukup tentram dengan
sedikit warna islami yang cukup kuat juga menggiringi langkahku sampai ketangga
kedewasaan. Hampir tak pernah ketinggalan soal urusan yang berhubungan dengan sholat
lima waktu. Dan kebanyakan sholat lima waktu saya lakukan di mushola. Kehidupan
rukun terhadap tetangga, saling sapa, gotong royong, tepo sliro masih kental
dalam kehidupan saya sampai menginjak dewasa. Kebetulan juga pendidikan formal
yang saya peroleh adalah dari pendidikan yang lumayan favorit. Walaupun memang
dalam segi prestasi tidak ada yang bisa dibanggakan. Sedikit banyaknya ilmu yang
kami pelajari dari tingkat sd sampai ketingkat sma ada juga yang membekas dalam
diri saya. Hingga akhirnya saya harus benar benar terjun kedalam masyarakat,
berbaur dengan berbagai jenis sifat masyarakat luas. Ilmu yang sudah saya pelajari
dan saya dapatkan mulai dari sd sampai ke tingkat sma ternyata sama sekali tidak
ada hhubungannya langsung untuk diterapkan
dalam berhubungan dengan masyarakat. Ternyata harus mulai belajar dari nol lagi
pikir saya. Inilah pembelajaran yang sesungguhnya, saya harus mampu berbaur
dengan masyarakat tanpa harus menimbulkan perselisihan dengan orang lain.Kembali
kepada keinginan saya unutk lebih menyoroti tentang mengapa seseorang memilih sudut pandang
tertentu ? factor apa yang melatar belakangi seseorang memilihnya? Pertanyaan
yang bisa dijawab dengan berbagai kemungkinan. Kalau menurut saya dan ini bukan pendapat yang paling benar, boleh
setuju boleh juga tidak setuju. Ilustrasi saya di atas mungkin sudah memberikan
jawaban tentang pertanyaan tadi.
TETAP SETIA
Kecintaan
kami kepada Negara dan bangsa ini sungguh sangat luar biasa besarnya. Mulai
dari ujung timur sampai ujung barat kami suka semuanya, dari ujung utara dan
sampai ujung selatan tidak ada yang kami tidak sukai. Semuanya kami senangi,
mulai dari hal hal yang kuno sampai dengan yang modern, kami menyukainya tanpa
terkecuali. Bangsa dan Negara ini punya kita semuanya, rakyat Indonesia. Semua
element bangsa ini mempunyai hak dan wewenang yang sama untuk mengisi berbagai
macam kemajuan sesuai dengan kemampuan setiap individu masing masing. Setiap
individu bebas mengekspresikan imajinasinya, terutama untuk kemajuan individu
tersebut dan lebih mulai lagi untuk kemajuan masyarakat banyak. Setiap individu
berhak mencari nafkah sesuai dengan kemampuan yang dimiliki di tanah air
tercinta ini. Yang sebagai pejabat publik, seharusnya melayani keperluan
masyarakat dengan professional. Jangan sampai menyusahkan masyarakat yang akan
mengurus berbagai macam keperluanya. Tidak jamannya lagi pepatah “kalo bisa
lama kenapa harus dipercepat” di akomodasi yang ujung ujungnya menyusahkan
masyarakat. Yang bukan pejabat Negara kalau berurusan dengan pejabat Negara,
janganlah memperlemah mental para pejabat Negara yang sudah lemah itu. Apa
jadinya kalau yang sudah lemah diperlemah lagi. Sudah pasti dia akan tambah
lemah dan ujung ujungnya terjadi ketidak adilan. Kita semua tahu kalau pejabat
Negara di Negara ini dari level yang paling tinggi hingga ketingkat yang paling
rendah sekalipun adalah orang orang yang belum dapat kita banggakan dalam hal
prestasi. Dimana dalam melaksanakan tugasnya belum ada komitmen dalam diri
masing masing individu untuk melaksanaka kewajiban dengan sebaik baiknya. Wujud para pejabat Negara yang demikian ini
sebagai gambaran masyarakat Indonesia pada umumnya yang juga mengalami
“kesakitan”. Butuh perlakuan yang ekstra lebih mulai dari berbagai bidang
seperti pendidikan, dakwah agama dan organisasi supaya tercipta masyarakat yang
bisa diandalkan. Kembali
kepada kecintaan kita kepada bangsa dan Negara, wujud cinta kita kepada bangsa
dan Negara ini adalah karena kita merasa menjadi bagian untuk hidup di tanah
air tercinta ini. Negara ini milik semua elemen bangsa, dari yang kaya sampai
masyarakat yang kurang beruntung pun mempunyai hak yang sama kepada bangsa dan
Negara. Tetapi kebebasan yang didenggung denggungkan itu belumlah terwujud
dalam kenyataaannya. Banyak sekali diskriminasi diskriminasi kepada masyarakat
yang lemah. Sebagai contoh yang sederhana dan paling dekat dengan keberadaan
kita sekarang ini adalah pedagang jagung yang ada di kota tercinta ini. Saya
tidak tertarik untuk membahas tentang peraturan peraturan yang mengatur
keberadaan penjual jagung itu. Saya lebih tertarik untu menyorotinya dalam sisi
kemanusiaan dan keadilan saja (sila kelima pancasila). Terlebih dahulu, ini
bukan hasil survey ataupun penelitian yang penulis lakukan, ini adalah ekspresi
tenggang rasa yang penulis berikan kepada para penjual jagung yang ada dikota
bersih ini. Pertama dan memang sudah seharusnya dua jempol tangan yang saya
punyai, saya acungkan sebagai salam salut kepada anda anda semuanya yang telah
berjuang mati matian untuk keberlangsungan hidup anda dan keluarga. Saudara
berjuang keras mencari nafkah untuk membeli buku pelajaran anak anak yang
sekarang masih duduk di bangku sekolah (biaya sekolah yang katanya gratis
ternyata siswa disuruh membeli buku yang toko bukunya sudah ditentukan).
Saudara berjuang demi keberlangsungan asap dapur yang seringnya tak mengepul
(tabung gas tiga kilo yang di khususkan untuk masyarakat bawah ternyata
dibarengi dengan kualitas selang kompor yang bawah pula). Saudara berjuang
untuk membayar sewa kontrakan pertiga bulan yang sudah jatuh tempo. Saudara berjuang
untuk membeli kebutuhan pokok sehari
hari yang terus naik (pemerintah tidak mampu mengendalikan harga harga yang ada
di pasaran). Saudara berjuang untuk
membayar rekening listrik tiap bulannya (ancaman kenaikan tarif dasar listrik
yang sudah diisyaratkan pemerintah ). Saudara berjuang untuk mencari biaya
pengobatan orang tua yang terbaring dirumah sakit (jaminan kesehatan dari
pemerintah jauh dari standar kelayakan kesehatan). Tapi apa yang saudara
dapatkan dari pemerintah saudara. Pengusiran, pemindahan tempat, tidak boleh
berdagang di sini, dan masih banyak lagi. Apa sih yang dimau oleh pemerintah
saat ini. Hanya pemerintahlah yang mampu menjawabnya. Kalau boleh saya membantu
menjawabnya yang pertama karena kota ini
terkenal dengan kota bersih dan rapi maka segala sesuatu yang dapat menjadikan
kota ini tidak bersih, indah dan rapi harus di singkirkan. Tidak peduli itu
masyarakat susah atau bukan. Kalau orang kuat sih tunggu dulu. Yang kedua
meyebabkan kemacetan jalan protokol. Demi kelancaran dan kenyamanan para
pengemudi kendaraan bermotor dan mobil (rata rata orang kaya bro), orang lemah
dihimbau untuk menyingkir dan kalau imbauan tidak mempan maka paksaan pun akan
dilakukannya. Yang ketiganya dan seterusnya silakan pembaca yang menambahkanya.
Kita semua menyadari apa yang dilakukan oleh para pihak berwenang itu untuk
kemajuan kota ini. Masyarakat apresiasi semua pihak yang berwenang (bukan
koruptor lho) atas jerih payah (balas jasanya besar kali) dalam upaya untuk
membuat kota ini menjadi tertata rapi. Tapi ada satu hal yang harus
diperhatikan dalam setiap kebijakan yang di ambil, adanya keserasian dan porsi
keadilan kepada semua elemen masyarakat. Jangan sampai ada pihak yang
dikorbankan. Jangan sampai pihak yang sudah lemah ditekan terus dan akhirnya
minggir dengan serentak. Bertahan tak mungkin karena akan hancur juga tetapi
kalau menyingkir jauh lebih hancur. Seperti kasus para penjual jagung, bertahan
disitu terus tidak mungkin karena akan berhadapan dengan arogansi aparat tetapi
kalau menyingkir mau berjualan dimana lagi. Tempat yang baru tidak akan
memberikan penghasilan yang cukup untuk keluarga. Karena konsep dari ilmu
perdangangan selain mutu dagangan yang unggul juga lokasi yang strategis untuk
menarik para pembeli. Mana mungkin para pembeli mau membeli kalau lokasinya
tidak cocok dengan suasana yang diinginkan. Begitu juga demi tujuan yang lain seperti
supaya tata kota yang lebih menarik. Kalau yang satu ini tidak ada ilmu di
Negara ini yang bisa menjelaskan kalau keberadaan penjual jagung itu mengurangi
keindahan dan kerapian. Ini hanya persoalan sudut pandang. Tergantung individu
masing masing,dari sudut pandang mana mereka memandang para penjual jagung ini.
Dalam hal ini yang melatarbelakangi sudut pandang itu antara lain prinsip
hidup, kepentingan, pembanding, dan tujuan. Tentunya ini melekat penuh kepada
para pihak yang berwenang. Saya percaya para pihak yang berwenang ini mempunyai
latarbelakang sudung pandang yang berorientasi kepada kepentingan masyarakat
luas. Kita menginginkan keadaan kota
yang indah, rapi dan enak dipandang mata. Sehingga kita merasa betah dan bangga
menjadi bagian dari warga kota. Derajat kita sebagai warga yang kotanya bersih
rapi tentunya akan meningkat seiring dengan pengakuan dari warga kota tetangga.
Tetapi apalah artinya keindahan dan kerapian yang tampak diluar. Seperti
Jalanan yang bersih dan taman kota yang rapi, tetapi di tengah tengahnya
kehidupan para warganya yang lemah (penjual jagung) kesulitan dalam memenuhi
kebutuhan pokoknya sehari hari. Kita seringkali mempertontonkan wajah wajah
yang dipoles dengan bedak bedak kosmetik yang mahal (jalan jalan raya bersih) tetapi
kita melupakan hal hal yang lebih esensial dari pada itu yaitu asupan gizi yang
masuk kedalam tubuh kita (tergusurnya pedagang kaki lima demi keindahan jalan).
Bukankah wajah yang cantik dan molek (tata kota yang rapi) tidak ada artinya
apa apa kalau badan yang kita punyai sakit sakitan (masyarakatnya bermasalah
dalam hal ekonomi dan sosial)?.Bahkan kita pun seringkali nyaman dalam wajah
kepura puraan, kalau ini dibiarkan akan menimbulkan akibat sosial yang lebih
besar. Tentunya kita tidak mau mencapai tujuan mulia dengan cara mengorbankan
sesuatu yang tidak seharusnya dikorbankan, justru seharusnya sesuatu itu diberdayakan.
Kalau boleh memilih tentunya para pedagang jagung bisa berjualan dipinggir jalan
sedangkan tatanan kota bisa terlihat rapi dan bersih. Inilah yang akan menjadi
pekerjaan rumah para pihak berwenang. Malu dong kepada masyarakat kalau
mengurusi ini saja tidak selesai selesai. Semakin ini berlarut larut justru
akan merendahkan para pihak yang berwenang itu karena bukan seharusnya para
pihak yang berwenang dibuat pusing mengenai hal ini. Mempercepat penyelesaian
ini bukan berarti menutup begitu saja pembahasannya, yang lebih kongkrit
tentunya penyelesaian yang memberi nilai positif kepada semua yang mempunyai
kepentingan. Sudah saatnya pihak yang berwenang mencari jalan terbaik, dan bisa
sedikit lebih arif kepada pihak yang lemah guna pengamalan pancasila sila
kelima pancasila. Memperlemah disatu sisi untuk memperkuat yang sisi lain
tentunya hal yang tidak dikehendaki oleh semua pihak. Bagaimana perkuatan itu
bisa berjalan beriringan untuk menuju satu tujuan yaitu harmoni.
Kepada bangsa dan Negara Indonesia janganlah khawatir akan sikap nasioanalisme para penjual jagung (masyarakat bawah pada umumnya). Kami adalah putra putri bangsa yang tetap tidak rela apabila harga diri bangsa ini di injak injak oleh Negara lain. Darah nasionalis ini serasa terbakar untuk mengangkat senjata ke medan pertempuran. Kami adalah golongan yang sudah biasa dibohongi oleh para pejabat pejabat dimasa pemilu tiba. Kami adalah golongan yang menjadi tujuan program anggaran bantuan langsung tetapi itu tidak seutuhnya kami terima. Kami adalah golongan yang benar benar hukum di negeri ini berlaku kepada kami. Kami adalah kami yang tetap setia untuk menyatakan kami adalah seorang nasionalis sejati. By.andrie ya
Kepada bangsa dan Negara Indonesia janganlah khawatir akan sikap nasioanalisme para penjual jagung (masyarakat bawah pada umumnya). Kami adalah putra putri bangsa yang tetap tidak rela apabila harga diri bangsa ini di injak injak oleh Negara lain. Darah nasionalis ini serasa terbakar untuk mengangkat senjata ke medan pertempuran. Kami adalah golongan yang sudah biasa dibohongi oleh para pejabat pejabat dimasa pemilu tiba. Kami adalah golongan yang menjadi tujuan program anggaran bantuan langsung tetapi itu tidak seutuhnya kami terima. Kami adalah golongan yang benar benar hukum di negeri ini berlaku kepada kami. Kami adalah kami yang tetap setia untuk menyatakan kami adalah seorang nasionalis sejati. By.andrie ya
Subscribe to:
Posts (Atom)
-
Toleransi kemiringan sebuah tower menara bts tergantung dari ketinggian tower tersebut, semakin tinggi sebuah tower akan berbanding lurus ...
-
Prinsip dari fungsi / patern DIMENSION STYLE MANAGER, untuk mengatur semua instrument dimensi baik linear / aligned / lea...
-
Fungsi dari perintah mirror dalam autocad adalah untuk mengandakan dengan posisi objek / benda tersebut dalam posisi seperti benda yan...