Kecintaan
kami kepada Negara dan bangsa ini sungguh sangat luar biasa besarnya. Mulai
dari ujung timur sampai ujung barat kami suka semuanya, dari ujung utara dan
sampai ujung selatan tidak ada yang kami tidak sukai. Semuanya kami senangi,
mulai dari hal hal yang kuno sampai dengan yang modern, kami menyukainya tanpa
terkecuali. Bangsa dan Negara ini punya kita semuanya, rakyat Indonesia. Semua
element bangsa ini mempunyai hak dan wewenang yang sama untuk mengisi berbagai
macam kemajuan sesuai dengan kemampuan setiap individu masing masing. Setiap
individu bebas mengekspresikan imajinasinya, terutama untuk kemajuan individu
tersebut dan lebih mulai lagi untuk kemajuan masyarakat banyak. Setiap individu
berhak mencari nafkah sesuai dengan kemampuan yang dimiliki di tanah air
tercinta ini. Yang sebagai pejabat publik, seharusnya melayani keperluan
masyarakat dengan professional. Jangan sampai menyusahkan masyarakat yang akan
mengurus berbagai macam keperluanya. Tidak jamannya lagi pepatah “kalo bisa
lama kenapa harus dipercepat” di akomodasi yang ujung ujungnya menyusahkan
masyarakat. Yang bukan pejabat Negara kalau berurusan dengan pejabat Negara,
janganlah memperlemah mental para pejabat Negara yang sudah lemah itu. Apa
jadinya kalau yang sudah lemah diperlemah lagi. Sudah pasti dia akan tambah
lemah dan ujung ujungnya terjadi ketidak adilan. Kita semua tahu kalau pejabat
Negara di Negara ini dari level yang paling tinggi hingga ketingkat yang paling
rendah sekalipun adalah orang orang yang belum dapat kita banggakan dalam hal
prestasi. Dimana dalam melaksanakan tugasnya belum ada komitmen dalam diri
masing masing individu untuk melaksanaka kewajiban dengan sebaik baiknya. Wujud para pejabat Negara yang demikian ini
sebagai gambaran masyarakat Indonesia pada umumnya yang juga mengalami
“kesakitan”. Butuh perlakuan yang ekstra lebih mulai dari berbagai bidang
seperti pendidikan, dakwah agama dan organisasi supaya tercipta masyarakat yang
bisa diandalkan. Kembali
kepada kecintaan kita kepada bangsa dan Negara, wujud cinta kita kepada bangsa
dan Negara ini adalah karena kita merasa menjadi bagian untuk hidup di tanah
air tercinta ini. Negara ini milik semua elemen bangsa, dari yang kaya sampai
masyarakat yang kurang beruntung pun mempunyai hak yang sama kepada bangsa dan
Negara. Tetapi kebebasan yang didenggung denggungkan itu belumlah terwujud
dalam kenyataaannya. Banyak sekali diskriminasi diskriminasi kepada masyarakat
yang lemah. Sebagai contoh yang sederhana dan paling dekat dengan keberadaan
kita sekarang ini adalah pedagang jagung yang ada di kota tercinta ini. Saya
tidak tertarik untuk membahas tentang peraturan peraturan yang mengatur
keberadaan penjual jagung itu. Saya lebih tertarik untu menyorotinya dalam sisi
kemanusiaan dan keadilan saja (sila kelima pancasila). Terlebih dahulu, ini
bukan hasil survey ataupun penelitian yang penulis lakukan, ini adalah ekspresi
tenggang rasa yang penulis berikan kepada para penjual jagung yang ada dikota
bersih ini. Pertama dan memang sudah seharusnya dua jempol tangan yang saya
punyai, saya acungkan sebagai salam salut kepada anda anda semuanya yang telah
berjuang mati matian untuk keberlangsungan hidup anda dan keluarga. Saudara
berjuang keras mencari nafkah untuk membeli buku pelajaran anak anak yang
sekarang masih duduk di bangku sekolah (biaya sekolah yang katanya gratis
ternyata siswa disuruh membeli buku yang toko bukunya sudah ditentukan).
Saudara berjuang demi keberlangsungan asap dapur yang seringnya tak mengepul
(tabung gas tiga kilo yang di khususkan untuk masyarakat bawah ternyata
dibarengi dengan kualitas selang kompor yang bawah pula). Saudara berjuang
untuk membayar sewa kontrakan pertiga bulan yang sudah jatuh tempo. Saudara berjuang
untuk membeli kebutuhan pokok sehari
hari yang terus naik (pemerintah tidak mampu mengendalikan harga harga yang ada
di pasaran). Saudara berjuang untuk
membayar rekening listrik tiap bulannya (ancaman kenaikan tarif dasar listrik
yang sudah diisyaratkan pemerintah ). Saudara berjuang untuk mencari biaya
pengobatan orang tua yang terbaring dirumah sakit (jaminan kesehatan dari
pemerintah jauh dari standar kelayakan kesehatan). Tapi apa yang saudara
dapatkan dari pemerintah saudara. Pengusiran, pemindahan tempat, tidak boleh
berdagang di sini, dan masih banyak lagi. Apa sih yang dimau oleh pemerintah
saat ini. Hanya pemerintahlah yang mampu menjawabnya. Kalau boleh saya membantu
menjawabnya yang pertama karena kota ini
terkenal dengan kota bersih dan rapi maka segala sesuatu yang dapat menjadikan
kota ini tidak bersih, indah dan rapi harus di singkirkan. Tidak peduli itu
masyarakat susah atau bukan. Kalau orang kuat sih tunggu dulu. Yang kedua
meyebabkan kemacetan jalan protokol. Demi kelancaran dan kenyamanan para
pengemudi kendaraan bermotor dan mobil (rata rata orang kaya bro), orang lemah
dihimbau untuk menyingkir dan kalau imbauan tidak mempan maka paksaan pun akan
dilakukannya. Yang ketiganya dan seterusnya silakan pembaca yang menambahkanya.
Kita semua menyadari apa yang dilakukan oleh para pihak berwenang itu untuk
kemajuan kota ini. Masyarakat apresiasi semua pihak yang berwenang (bukan
koruptor lho) atas jerih payah (balas jasanya besar kali) dalam upaya untuk
membuat kota ini menjadi tertata rapi. Tapi ada satu hal yang harus
diperhatikan dalam setiap kebijakan yang di ambil, adanya keserasian dan porsi
keadilan kepada semua elemen masyarakat. Jangan sampai ada pihak yang
dikorbankan. Jangan sampai pihak yang sudah lemah ditekan terus dan akhirnya
minggir dengan serentak. Bertahan tak mungkin karena akan hancur juga tetapi
kalau menyingkir jauh lebih hancur. Seperti kasus para penjual jagung, bertahan
disitu terus tidak mungkin karena akan berhadapan dengan arogansi aparat tetapi
kalau menyingkir mau berjualan dimana lagi. Tempat yang baru tidak akan
memberikan penghasilan yang cukup untuk keluarga. Karena konsep dari ilmu
perdangangan selain mutu dagangan yang unggul juga lokasi yang strategis untuk
menarik para pembeli. Mana mungkin para pembeli mau membeli kalau lokasinya
tidak cocok dengan suasana yang diinginkan. Begitu juga demi tujuan yang lain seperti
supaya tata kota yang lebih menarik. Kalau yang satu ini tidak ada ilmu di
Negara ini yang bisa menjelaskan kalau keberadaan penjual jagung itu mengurangi
keindahan dan kerapian. Ini hanya persoalan sudut pandang. Tergantung individu
masing masing,dari sudut pandang mana mereka memandang para penjual jagung ini.
Dalam hal ini yang melatarbelakangi sudut pandang itu antara lain prinsip
hidup, kepentingan, pembanding, dan tujuan. Tentunya ini melekat penuh kepada
para pihak yang berwenang. Saya percaya para pihak yang berwenang ini mempunyai
latarbelakang sudung pandang yang berorientasi kepada kepentingan masyarakat
luas. Kita menginginkan keadaan kota
yang indah, rapi dan enak dipandang mata. Sehingga kita merasa betah dan bangga
menjadi bagian dari warga kota. Derajat kita sebagai warga yang kotanya bersih
rapi tentunya akan meningkat seiring dengan pengakuan dari warga kota tetangga.
Tetapi apalah artinya keindahan dan kerapian yang tampak diluar. Seperti
Jalanan yang bersih dan taman kota yang rapi, tetapi di tengah tengahnya
kehidupan para warganya yang lemah (penjual jagung) kesulitan dalam memenuhi
kebutuhan pokoknya sehari hari. Kita seringkali mempertontonkan wajah wajah
yang dipoles dengan bedak bedak kosmetik yang mahal (jalan jalan raya bersih) tetapi
kita melupakan hal hal yang lebih esensial dari pada itu yaitu asupan gizi yang
masuk kedalam tubuh kita (tergusurnya pedagang kaki lima demi keindahan jalan).
Bukankah wajah yang cantik dan molek (tata kota yang rapi) tidak ada artinya
apa apa kalau badan yang kita punyai sakit sakitan (masyarakatnya bermasalah
dalam hal ekonomi dan sosial)?.Bahkan kita pun seringkali nyaman dalam wajah
kepura puraan, kalau ini dibiarkan akan menimbulkan akibat sosial yang lebih
besar. Tentunya kita tidak mau mencapai tujuan mulia dengan cara mengorbankan
sesuatu yang tidak seharusnya dikorbankan, justru seharusnya sesuatu itu diberdayakan.
Kalau boleh memilih tentunya para pedagang jagung bisa berjualan dipinggir jalan
sedangkan tatanan kota bisa terlihat rapi dan bersih. Inilah yang akan menjadi
pekerjaan rumah para pihak berwenang. Malu dong kepada masyarakat kalau
mengurusi ini saja tidak selesai selesai. Semakin ini berlarut larut justru
akan merendahkan para pihak yang berwenang itu karena bukan seharusnya para
pihak yang berwenang dibuat pusing mengenai hal ini. Mempercepat penyelesaian
ini bukan berarti menutup begitu saja pembahasannya, yang lebih kongkrit
tentunya penyelesaian yang memberi nilai positif kepada semua yang mempunyai
kepentingan. Sudah saatnya pihak yang berwenang mencari jalan terbaik, dan bisa
sedikit lebih arif kepada pihak yang lemah guna pengamalan pancasila sila
kelima pancasila. Memperlemah disatu sisi untuk memperkuat yang sisi lain
tentunya hal yang tidak dikehendaki oleh semua pihak. Bagaimana perkuatan itu
bisa berjalan beriringan untuk menuju satu tujuan yaitu harmoni.
Kepada bangsa dan Negara Indonesia janganlah khawatir akan sikap nasioanalisme para penjual jagung (masyarakat bawah pada umumnya). Kami adalah putra putri bangsa yang tetap tidak rela apabila harga diri bangsa ini di injak injak oleh Negara lain. Darah nasionalis ini serasa terbakar untuk mengangkat senjata ke medan pertempuran. Kami adalah golongan yang sudah biasa dibohongi oleh para pejabat pejabat dimasa pemilu tiba. Kami adalah golongan yang menjadi tujuan program anggaran bantuan langsung tetapi itu tidak seutuhnya kami terima. Kami adalah golongan yang benar benar hukum di negeri ini berlaku kepada kami. Kami adalah kami yang tetap setia untuk menyatakan kami adalah seorang nasionalis sejati. By.andrie ya
Kepada bangsa dan Negara Indonesia janganlah khawatir akan sikap nasioanalisme para penjual jagung (masyarakat bawah pada umumnya). Kami adalah putra putri bangsa yang tetap tidak rela apabila harga diri bangsa ini di injak injak oleh Negara lain. Darah nasionalis ini serasa terbakar untuk mengangkat senjata ke medan pertempuran. Kami adalah golongan yang sudah biasa dibohongi oleh para pejabat pejabat dimasa pemilu tiba. Kami adalah golongan yang menjadi tujuan program anggaran bantuan langsung tetapi itu tidak seutuhnya kami terima. Kami adalah golongan yang benar benar hukum di negeri ini berlaku kepada kami. Kami adalah kami yang tetap setia untuk menyatakan kami adalah seorang nasionalis sejati. By.andrie ya
No comments:
Post a Comment