Sunday, March 25, 2018

URIP IKU URUP

Urip iku urup, kalimat sakti yang satu ini bisa menjadi dorongan dan sekaligus sebagai tarikan, bisa juga sebagai pijakan atau tempat bertumpu seseorang entah siapapun mereka berada, dari mana asal usulnya, mempunyai warna kulit yang bagaimana, kalimat sakti ini “ Urip iku urup “ adalah sebagai pegangan manusia yang mempunyai garis hidup bahwa memberi manfaat kepada pihak lain adalah diatas dari pada segala galanya. Arti kalimat diatas “ Urip iku urup “ apabila kita artikan perkalimatnya menjadi kalimat berbahasa Indonesia adalah Hidup itu nyala, datar dan hambar kalau diartikan menjadi kalimat bahasa Indonesia memang, tetapi manusia jawa terlepas siapa yang pertama kali mencetuskan term / falsafah “ Urip iku urup “ ini, pada umumnya masyarakat jawa sangat menjunjung tinggi nilai dari arti falsafah ini. Ya falsafah saya menyebutnya. Ada kandungan nilai yang luhur, sebagai pedoman hidup atau pandagan hidup atau way of life masyarakat jawa. Bila diterjemahkan bebas arti falsafah  “ Urip iku urup “, adalah bahwa manusia dalam menjalani kehidupannya sedikit banyaknya adalah berpusat dan selalu mengambil garis untuk selalu memberi manfaat kepada pihak lain. Terlepas sejauh mana jangkauan efek manfaat yang timbul, pada prinsipnya niat adalah titik awal dari semua perbuatan dan tingkah laku kita, apakah akan mengambil garis untuk berguna bagi pihak lain atau akan mencelakakan pihak diluar diri kita. Urub disini berasal dari kata Murub, yang artinya adalah sebuah benda yang relative kecil yang dengan racikan tertentu mampu nyala / hidup, murub disini adalah api yang kecil, dengan jangkauan penerangan yang tidak luas. Artinya apa disini, bahwa para orang tua kita jaman dahulu, orang orang jawa pada jaman dulu adalah wawasan yang sudah terpatri didalam jiwa dan kalbunya, mulailah semua hal – hal kecil, yang kita perbuat adalah bermanfaat terhadap orang lain. Prinsip benda yang mampu murub / nyala disini, yang orang orang jaman dahulu ilustrasikan, adalah sebuah benda yang perangkat kerasnya tidak akan hilang / habis setelah menghasilkan api untuk menerangi sekitarnya. Perangkat keras ini akan tetap ada walaupun dalam waktu yang lama sudah murub. Hanya energy yang kemungkinan akan habis dan sangat bisa di isi ulang kembali dan kemudian akan bisa menghasilkan karya eperti sedia kala kembali. Pemahaman orang orang jawa pada waktu itu, prinsip keseimbangan adalah sesuatu yang menjadi pijakan dasar dari semua langkah dan keputusan kita dalam mengambil keputusan keputusan hidup, bahwa ada kehati hatian untuk mendapatkan kesimpulan yang seimbang antara diri sendiri dan lingkungan.

Kembali ke term / falsafah “ Urip iku urup “, semua definisi dan pemaknaan dengan arti falsafah ini adalah berbeda beda antara masing masing individu. Definisi yang kuat dari sebuah term / falsafah adalah definisi yang mampu mengakar di jiwa nya dan wujud akhir dari pengakaran tadi adalah implementasi dari nilai nilai yang sudah tertanam ke perbuatan sehari hari.

Terakhir, semoga kita semua mampu menjadi pribadi yang selalu belajar dan belajar dalam perjalanan kehidupan ini. Mohon maaf apabila ada yang tidak sesuai ataupun kurang pas. Saran dan komentar – komentar untuk perbaikan perbaikan kedepannya adalah sangat diterima.

Andriyadi, 25/03/2018

No comments: