Monday, January 28, 2013

Beban Mati Pada struktur Menara BTS


Beban mati terdiri dari : berat sendiri tower, berat antenna, berat tangga dan bordes.
1.Beban sendiri tower adalah berat yang tergantung dari jenis profil yang digunakan dalam perencanaan struktur tower tersebut. Berat ini secara otomatis akan dihitung sendiri dalam program bantu SAP2000 V14.
2.Beban antenna adalah berat tambahan yang dibebankan pada struktur tower. Berat dari antenna ini sendiri tergantung dari jenis dan jumlah antenna yang terpasang. Secara umum antenna pemancar yang biasa digunakan untuk tower komunikasi ada dua macam yaitu antenna jenis solid dan grid. Dengan parameter diameter yang sama, antenna jenis solid mempunyai berat yang lebih besar daripada jenis grid.
3.Beban tangga adalah berat yang juga diperhitungkan dalam struktur tower ini. Perencanaan beban tangga untuk menara tower mempunyai persyaratan yaitu untuk menara tower dengan tinggi lebih dari 50 ft (15 meter), harus tersedia tangga sebagai tempat istirahat. Untuk jarak (spasi) antara anak tangga minimum 12 inci (30,48 cm) dan maksimum 16 inci (40,64 cm), serta mempunyai lebar bersih tangga minimum 12 inci (30,48 cm). Menurut peraturan EIA/TIA, 13. 2. 2.
4.Beban bordes juga diperhitungkan dalam struktur tower ini. Perencanaan beban bordes ini berfungsi sebagai tempat istirahat sementara untuk para pekerja. Beban bordes yang bekerja pada menara tower adalah sebesar 67 kg. Menurut peraturan EIA/TIA, 13. 2. 5.

Gaya angin terhadap struktur menara


Beban angin yang bekerja terdiri dari beban pada struktur menara dan beban pada antenna. Tekanan angin pada struktur dihitung dengan mengasumsikan tekanan angin yang bekerja pada titik simpul dalam setiap section /segmen. Adapun pengolahan data angin yang akan dijadikan sebagai input dalam analisa adalah kecepatan angin maksimum. Rumus yang digunakan  mengacu pada peraturan EIA/TIA-222-F.
Selain beban angin yang bekerja pada menara tower, juga terdapat beban angin yang bekerja pada antenna. Beban angin yang bekerja pada antenna juga tergantung pada jenis antenna yang digunakan dan ukuran diameter antenna tersebut. Beban angin yang diterima antenna akan semakin besar jika diameter antenna yang digunakan adalah besar.
Menurut Standard TIA/EIA-222-F Standard 1996, beban angin dihitung terhadap dua katagori; yaitu angin yang menerpa struktur dan angin yang menerpa piringan antenna.
1.            Beban angin pada struktur menara. Perhitungan beban angin pada menara adalah sebagai berikut :
F = qz . GH . CF . AE , dan tidak boleh melebihi: 2qz . GH . AG
Dimana :
F = gaya angin horizontal (tegak lurus bidang gambar) (N)
qz = tekanan kecepatan, Pa = 0.613 Kz . V2
GH = 0.65 + 0.60 / (h/10)1/7 (gust response factor) (m) CF = 3.4 e2 – 4.7 e + 3.4
( penampang segitiga – konfigurasi kaki menara )
AE = luas proyeksi efektif dari komponen struktural pada satu muka (luas bagian yang terkena angin) (m2).
AE = DF. AF . + DR . AR . RR
AG = luas kotor dari satu sisi menara (luas total profil), (m2)
AF = luasan terproyeksi dari komponen struktur datar pada satu muka dari penampang, (m2)
AR = luas terproyeksi dari komponen structural pada satu muka dari penampang, (m2)
V = kecepatan dasar angin, (m/s)
Z = ketinggian di atas tanah sampai titik tengah dari penampang yang ditinjau, (m)
h = tinggi total struktur, (m)
Kz = koefisien keterbukaan struktur (z/10)2/7
e = rasio kepadatan (AF+AG) / AG
RR = faktor reduksi untuk komponen structural bundar (0.51 e2 + 0.57) DR = faktor arah angin untuk komponen datar
 = 1.00 (untuk penampang segitiga dan arah angin normal)
 = 0.8 ( penampang segitiga dan arah angin 600
Beban angin yang menerpa struktur memiliki besaran yang berbeda pada setiap ketinggian. Semakin tinggi titik tinjauan, maka semakin besar beban angin yang menerpa struktur .
Sebagai contohnya saya sertakan dibawah ini,


Friday, January 25, 2013

Sedikit Tentang Tower BTS


Alur yang tersaji diatas adalah muara bagaimana sebuah tower BTS sangat dibutuhkan oleh provider telekomunikasi dewasa ini. Tower BTS adalah sebuah bangunan rangkaian baja yang disusun ke atas dengan kisaran ketinggian 32 – 120 meter yang berfungsi sebagai tempat menginstal antenna telekomunikasi. Dimulai pesaingan yang sangat ketat oleh banyaknya provider yang ada diindonesia dalam mendapatkan konsumen sebanyak banyaknya menuntut provider ini melakukan inovasi ataupun peningkatan pelayanan dalam bidang yang menjadi tujuannya. Konsumen yang ada sekarang ini adalah konsumen yang menuntut adanya timbal balik yang sesuai dengan jumlah uang yang sudah dikeluarkan. Dan hal ini adalah menjadi wajar karena hal ini adalah normal bagi sebuah bisnis dan tentunya akan sangat mudah tersaingi oleh provider lain. Harga yang murah dengan pelayanan prima adalah kunci bagaimana provider dapat mendapatkan konsumen yang sebanyak banyaknya. Tentunya masih banyak fariabel lain yang berpengaruh dalam banyak sedikitnya konsumen yang didapatkan. Ada faktor lain selain harga yang murah, adalah sinyal yang kuat juga menjadi fariabel yang tidak boleh dipandang sebelah mata oleh provider. Harga yang murah tetapi konsumen akan sangat tersiksa dalam mengunakan layanan ada. Bagaimana mau melakukan kegiatan mengunakan jasa internet, apabila untuk login saja tidak bisa masuk. Tentunya sinyal dalam telekomunikasi adalah roh dari semuanya. Telekomunikas tanpa sinyal adalah sia sia. Sinyal dalam hal ini dihasilkan dari berbagai perangkat yang tentunya tidak hanya satu jenis saja. Ada banyak susunan item yang berfungsi dan menjalin suatu link unutk menghasilkan sebuah sinyal dan kemudia bisa dinikmati oleh konsumen pada umumnya. Perangkat yang langsung berhubungan dengan ponsel ataupun modem internet yang kita punyai disebut BTS. Ada berbagai perangkat yang menyatu dan kemudian dinamakan sebagai BTS, adalah antenna salah satu bagian dari BTS yang terletak di ketinggian tertentu. Untuk meletakan antenna di ketinggain tertentu di perlukan sebuah bangunan yang bisa berfungsi sebagai penopang. Dalam hal ini digunakanlah tower, seringkali di buat dari rangkaian profil baja siku ataupun pipa, disusun keatas dengan dimensi bentang yang semakin mengecil, tower bts seperti ini termasuk jenis SST ( Self Supporting Tower ). Ada juga jenis tower BTS yang hanya mengunakan satu pipa silender besar yang ditegakan  dalam ketinggian tertentu, tipe tower ini dinamakan Tower Monopole. Ada juga tipe Guyed pole yaitu tower yang dibantu dengan kabel slink untuk membantu kekuatan struktur dari pengaruh angin. Tower jenis SST adalah jenis yang sering digunakan para provider dalam menginstal antenna, baik antenna tipe MW ataupun tipe RF. Karena kebutuhan yang memang harus ada sebuah tower untuk meletakan antenna, maka di bangunlah sebuah tower untuk meletakan antenna tersebut. Mengenai ketinggian suatu tower BTS didasarkan dari berbagai lini/divisi yang ada diperusahaan provider tersebut. Implementasi setelah terjadi kesepakatan mengenai jenis dan ketinggian dari tower tersebut, maka tower bisa dibangun sesuai dengan standar persyaratan pembangunan tower. Dimulai dengan soil test site, unutk mengetahui jenis pondasi apakah yang akan digunakan untuk menopang struktur atas dari pengaruh beban mati, beban hidup dan beban angin. Jenis tanah sudah diketahui, pekerjaan pondasi bisa dijalankan dengan mengunakan peraturan – peraturan yang berlaku, bagaimana pembesian yang digunakan, mulai dari tulangan dan tulangan pembagi yang sesuai dengan gaya maksimal dari atas dikurangai tital friksion yang terjadi oelh tanah tersebut. Pondasi selesai, yang tak kalah penting nya adalah dalam penyetelan angkur tower, sangat vital penyetelan angkur untuk menentukan ketegakan menara yang akan dihasilakan. Setelah semuanya selesai, pengecoran bisa dilakukan dan seharusnya dikerjakan dalam satu waktu guna mendapakan hasil yang maksimal.

Selanjutnya akan dijelaskan mengenai detail pelaksanaan pembangunan tower BTS,
PKU, 24 Januari 2013