Thursday, March 22, 2018

SISTEM BARTER DISAWAH SAAT PANEN - NGURUP

Dewasa ini, system barter ( Ikatan jual beli, yang tidak mengunakan uang tetapi pertukaran barang A dengan barang B sesuai dengan kesepatan antar dua orang yang bertransaksi ) sudah jarang sekali dilakukan oleh masyarkat Indonesia pada umumnya, desa paitan dan mungkin desa sekitarnya ( desa gesikan, waled, gedong, kaliwatu ) pada khususnya. Sejak adanya uang resmi yang dikeluarkan dari pemerintah, system barter sudah jarang sekali ditemukan di desa paitan dan mungkin desa sekitarnya ( desa gesikan, waled, gedong, kaliwatu ). Dengan adanya uang mungkin bisa lebih mempermudah segala aktifitas ekonomi yang ada di desa paitan dan mungkin desa sekitarnya ( desa gesikan, waled, gedong, kaliwatu ). Tetapi ada waktu khusus dan masih berjalan sampai saat ini, system barter masih dilakukan pada waktu tersebut, yaitu pada waktu panen padi/gabah berlangsung di desa paitan dan mungkin desa sekitarnya ( desa gesikan, waled, gedong, kaliwatu ). Selain proses memanen padi disawah, ada aktifitas ekonomi lainnya yang terjadi disawah pada waktu panen padi / gabah, ada sejumlah / beberapa penjual yang menjajakan dagangannya disawah dan orang orang yang sedang panen adalah fokus dan tujuan untuk daganganya menjadi laku. Uniknya dari proses kegiatan ini yang tak lain adalah berdagang dimusim panen padi/gabah, adalah pembeli tidak memakai uang dalam membeli dagangan yang di jajakan oleh penjual, melainkan dengan menukarnya dengan gabah hasil panenannya. Mengenai jumlah dan takaran dari barang yg dibeli dengan gabah yang diserahkan kepada penjual adalah memakai perkiraan dari kedua belah pihak dan insting rasa ewuh pekewuh dari pembeli. Adapun dari dagangan yang dijual adalah beraneka ragam, yang sangat khas dan sangat lumrah sekali adalah dawet, bakul dawet ( warga desa paitan dan mungkin desa sekitarnya ( desa gesikan, waled, gedong, kaliwatu ) menyebut orang penjual dawet ) ini biasanya datang sekitaran pukul 08.00 s/d 10.00, berbarengan dengan porsiran tenaga dari pemanen gabah yang sudah peng - pengan ( warga desa paitan dan mungkin desa sekitarnya ( desa gesikan, waled, gedong, kaliwatu ) dalam menyebut menguras tenaga betul betulan ) dari pagi hari sebelum matahari terbit, tentunya dengan adanya bakul dawet yang lewat adalah seperti suasana pagi hari dengan adanya embun didedaunan, segar dan seger adanya. Satu mangkok dawet adalah sangat kurang dan mungkin bisa habis 3 s/d empat mangkok bisa habis dalam sekali minum. Dawet yang dicampur dengan es adalah pelepas dahaga yang pas didalam situasi matahari yang beum membumbung tinggi dengan sengatan panas yang sudah mulai menyengat, apalagi ditambah dengan silir angin yang belum mau bergerak mengipasi gerah dan panas badan para pemanen padi / gabah di desa paitan dan mungkin desa sekitarnya ( desa gesikan, waled, gedong, kaliwatu ). Ada juga selain bakul dawet yang menjajakan dagangannya, kalau bakul dawet hanya menjajakan dawet saja, berbeda lagi dengan yang kami warga desa paitan dan mungkin desa sekitarnya ( desa gesikan, waled, gedong, kaliwatu ) menyebutnya dengan " wong bakul ", adalah orang baik laki laki maupun perempuan yang menjajakan dagangan pada musim panen gabah / padi tiba dan barang dagangannya tidak hanya satu jenis makanan, bisa rokok, makanan ringan, mungkin bumbu dapur dan lain lain, pastinya tidak ada dawet yang dibawa oleh " wong bakul " ini. Mengenai waktu dalam menjajakan dagangannya relative fleksible, bisa pagi, siang ataupun sore. Takaran / ukuran adalah sama dengan yang diulas pada bakul dawet diatas tadi.

Dari proses ekonomi yang dibahas diatas tadi yang berada di desa paitan dan mungkin desa sekitarnya ( desa gesikan, waled, gedong, kaliwatu ) adalah dikenal dengan sebutan NGURUP ( sebagai objek adalah orang yang melakukan pembelian ).

Melalui ngurup, kita belajar bagaimana saling percaya dengan ukuran yang tidak pasti masih bisa ditumbuhkan antar manusia, intinya adalah saling percaya antar keduanya. Melalui ngurup kita belajar jalan rejeki adalah banyak cara dan banyak tempat, melalui ngurup adalah ada keiklasan yang timbul dan mudah2an bukan keiklasan yang dipaksakan, melalui ngurup kita belajar kesepakatan adalah jalan kita untuk saling menerima satu sama lain.
Untuk yang mencoba mengenang kembali NGURUP dan DEREP, mari sama sama untuk merefres kembali memori yang mungkin sudah mulai hilang diingatan, bahwa dari desa paitan dan mungkin desa sekitarnya ( desa gesikan, waled, gedong, kaliwatu ) yang pernah menjadi latar belakang kita semua sebagai putra dan putri desa paitan dan mungkin desa sekitarnya ( desa gesikan, waled, gedong, kaliwatu ), adalah hal yang mungkin kita bisa lakukan adalah meluangkan waktu barang sebentar mencari informasi yang lebih dalam mengenai latar belakang kita, baik mencari dalam arti tidak langsung ataupun mencari dalam arti secara langsung yaitu berkunjung kembali ke latar belakang yaitu kembali ke desa paitan dan mungkin desa sekitarnya ( desa gesikan, waled, gedong, kaliwatu ). Mari ingat kapan terakhir kali kita kembali ke latar belakang, kembali ke desa paitan dan mungkin desa sekitarnya ( desa gesikan, waled, gedong, kaliwatu ).

Andriyadi, 22/03/2018

No comments: