
2. cerdik memanfaatkan strategi eliminasi dan substitusi. Maksudnya? Tidak semua barang diskon dijual dalam jumlah yang cukup banyak dan sesuai kebutuhan. Kadang ketika kita membutuhkan ubin 10 buah, yang tersedia di toko dengan harga diskon hanya ada 8 buah. Nah, di saat seperti ini jangan keburu menyerah. Kita bisa mengakalinya dengan cara-cara yang kreatif. Misalnya, kita justru bisa membuat corak-corak atau desain dengan menambahkan ubin warna lain yang kebetulan didiskon juga atau harganya cukup miring. Atau kita bisa memadu-madankan dengan desain lain. Contoh lain dari strategi substitusi eliminasi ini juga bisa diterapkan pada rangka atap rumah. Misalnya kalau biasanya kita menggunakan kayu, kita bisa mulai melirik rangka baja. Atau kita tidak perlu memaksakan diri menggunakan kusen kayu jati baru yang cukup mahal, dan malah memanfaatkan jati bekas rumah tua yang justru lebih kuat namun dengan harga lebih murah. Memang kusen tersebut sudah memiliki ukuran tersendiri, tapi bisa kita akali. Intinya adalah, be creative dengan cara ini.
3. mengambil harga terbaik dan pas di kantong, tapi bukan berarti selalu mengambil harga yang murah. Kualitas juga tetap perlu diperhatikan. Harga terbaik bisa berarti keseluruhan biaya yang perlu kita keluarkan. Misalnya kebetulan ada kenalan yang memiliki toko bangunan dan bisa memberikan harga yang cukup murah. Tapi setelah dihitung, biaya kirimnya akan menjadi dua kali lipat dan sangat jauh dengan harga dan biaya toko lain dengan kualitas yang sama. Maka saat itu, harga yang terbaik adalah bukan dari toko teman Anda tersebut.
No comments:
Post a Comment