Showing posts with label Refleksi. Show all posts
Showing posts with label Refleksi. Show all posts

Saturday, July 18, 2020

AKTUALISASI DIRI

Setiap kita, setiap insane manusia dibekali oleh seperangkat kesatuan pikiran , dari mulai identifikasi, perumusan, dan menyimpulkan untuk semua item2 permasalahan / kasus2 yang ada dihadapannya. Dari proses identifikasi sesuatu hal ini, berlangsung sebuah dinamika mulai dari satu panca indera, antar dua

panca indera ataupun keseluruhan dari panca indera yang dimiliki. Tergantung dari hal apakah tersebut dan mengunakan apa saja yang diperlukan untuk mendapatkan sesuai hal yang diidentifikasikan. Rangkaian dari setiap panca indera yang pas akan menghasilkan ramuan pemikiran yang bijak bagi diri sendiri maupun kepada orang lain. Setelah dari identifikasi – perumusan menjadi hal pengolahan dari sebuah identifikasi yang sudah berjalan diawal tadi. Proses pengolahan ini menjadi kreatifitas setiap insan manusia untuk mendapatkan output kebijakan yang beraneka ragam. Baik itu sifat sabar, marah, senyum, cemberut, sakit hati, tersinggung dan lain lain, sesuai dengan karakter yang sudah dimiliki dengan dipadu dengan logika pikiran yang dikembangkan. Karakter dan kepribadian disini sangat berperan dalam hal output yang dihasilkan dari sebauh emosi setiap manusia, karena tanpa dengan logika pikiran adalah sudah keluar semua emosi2 yang dominan untuk menanggapi sebuah masalah. Malah sesuatu ini adalah yang alami tanpa campur tangan dari logika pikiran. Karakter dan kepribadian setiap manusia adalah proses berulang ulang dari saat manusia lahir, dibesarkan oleh orangtua, lingkuangan yang menjadi tempat tinggalnya, pola asuh yang berkembang, penalaran orang orang disekitar, sangat berperan penting dalam membentuk sebuah karakter seorang anak. Logika pikiran disini dalam peran pengolahan sebuah masalah/ sesuatu hal yang terjadi di setiap manusia adalah hanya sebagai penunjang untuk menghasilkan ketidak otentikan sebuah keputusan yang diambil dari setiap orang.

Penyimpulan masalah/ sesuatu hal adalah titik akhir dari proses identifikasi dan perumusan masalah yang sudah dikerjakan sebelumnya. Proses dari identifikasi dan perumusan masalah kadang kadang bisa berlangsung sepersekian detik dan sangat cepat sekali. Kadang juga proses ini memerlukan waktu yang cukup lama, dan ada keragu2an yang muncul dalam hal emosi seorang manusia.

         


Friday, March 30, 2018

URUP

Urip iku urup
“ URUP “, artinya nyala, dalam artian suatu benda / hardware yang pada umumnya relative kecil, hardware / benda ini pada jaman saya dahulu namanya “ teplok “. Terbuat dari botol / kaleng kecil, di modifikasi sehingga ada sumbu diatasnya. Sumbu inilah yang mentransfer software energy sehingga menjadi api. Api kecil ini lah atas bantuan semua perangkat menjadi penerangan di lingkungan sekitar. Jenis “ teplok “ ini relative lebih pendek radius jangkauan penerangannya. Tetapi kembali kepada judul diatas, yaitu “ urup “ adalah salah satu falsafah pendek orang jawa, bahwa urip iku urup. Bahwa hidup sekecil apapun tindakan yang kita lakukan adalah untuk kebaikan bersama. Urup adalah sebagai objek dari tindakan kita yang tidak ada mempedulikan predikat. Objek adalah berdiri sendiri, pasrah, mengalah, tidak ada domain menguasai, objek adalah sebuah kepasrahan total dengan apapun yang ada di depannya sebagai predikat. Dalam hal ini kita sebagai umat manusia, kita semua adalah objek dari sang maha khalik, allah swt. Kita semua patuh dan tunduk dibarengi kepasrahan yang tulus dengan segala hiruk pikuk yang kita hadapi sebagai manusia.

Kembali kepada term “ urup “, bersama dengan falsafah “ urip iku urup “ seolah mendrive kita sebagai manusia, bahwa ada naluri dibawah kesadaran kita bersama, keseimbangan adalah cita cita semua manusia dengan sandaran dan pijakan “ urip iku urup “. Dengan “ urup “ pelita kecil adalah titik awal kita dalam memulai memandang lingkungan sekitar. Pastinya dengan dengan adanya pencerahan pelita, ada gambaran – gambaran mulai dari yang umum dan general sampai kepada detail detail nya pun kita mengetahui. Akan menjadi bijak tentunya sudut pandang yang dibekali pelita, pelita yang disebutkan diawal tadi adalah “ urup “. Bertetangga menjadi saling pengertian, menghambat masing masing perbuatan yang sekiranya akan menjadi penganggu tetangga kita, begitu juga sebaliknya. Mungkin ini salah satu jalan kita untuk semakin mendekatkan kita kepada sang khalik, allah swt. Apakah menjadi pondasi untuk kita beribadah kepada sang khalik, atau malah perbuatan kita tadi adalah wujud ibadah juga dan akan dicatat sebagai perwujudan lain kepercayaan kita kepada sang khalik.

Falsafah “ urip iku urup “, dalam kata terakhir, mengapa yang sering terdengar oleh kita sebagai orang jawa adalah kata “ urup “, bukan kata yang dengan awalah huruf M, menjadi “ Murup “, disini adalah kebijaksanaan penuh dari orang orang jawa bahwa ada perbedaan mendasar, kata dasar “ urup “ adalah kesucian akan sebuah tindak dan laku kita sebagai manusia, iklas kata lainnya. Dengan tambahan huruf M menjadi “ Murub “ adalah sudut pandang yang lain dari pelita kecil itu, ada goresan kecil da nada noda kecil yang menghantarkan pelita tersebut ke lingkungan sekitar. Ada dorongan nafsu yang mengakibatkan niatan suci menjadi ternoda dengan cita cita bukan kepada Nya. Antara ada dan tidak ada huruf M adalah wujud dari kehidupan yang sering kita alami, baik secara sadar atau tanpa kita sadari dari awal. Karena potensi setiap kita sebagai manusia adalah, ada kecenderungan yang sangat besar untuk selalu mengunakan awalan huruf “ M “. Bukan manusia namanya, permulaan yang kita rencanakan suci dan iklas menjadi sandaran dan pondasi setiap langkah kita, dibarengi dengan kekuatan niatan kita, sangat sering awalan huruf “ M “ menyelinap di pertengahan bahkan dikhiran langkah dan laku kita. Manusia dan semoga terus ada proses tersebut, adalah kekuatan kita untuk sadar kembali, untuk mengusirnya kembali, untuk mencoba kuat, akan munculnya awalan huruf “ M “. Disinilah letak kemanusiaan kita yang hakiki sebagai insan tuhan, bolak baliknya setiap proses dari tanpa menjadi memakai, dari memakai menjadi tanpa, adalah wujud kalbu kita yang memang hakiki sebagai manusia.

Semoga kita kuat dan bisa mampu terus berproses untuk selalu berusahaan tetap dijalan sang khalik, allah swt. Pada saatnya nanti adalah kita sampai kepada satu tujuan, semoga kita semua dipertemukan di satu tempat dan bersama sama dengan sang khalik, allah swt.

“ urip iku urup “

Andriyadi, 30/03/1018

Sunday, March 25, 2018

URIP IKU URUP

Urip iku urup, kalimat sakti yang satu ini bisa menjadi dorongan dan sekaligus sebagai tarikan, bisa juga sebagai pijakan atau tempat bertumpu seseorang entah siapapun mereka berada, dari mana asal usulnya, mempunyai warna kulit yang bagaimana, kalimat sakti ini “ Urip iku urup “ adalah sebagai pegangan manusia yang mempunyai garis hidup bahwa memberi manfaat kepada pihak lain adalah diatas dari pada segala galanya. Arti kalimat diatas “ Urip iku urup “ apabila kita artikan perkalimatnya menjadi kalimat berbahasa Indonesia adalah Hidup itu nyala, datar dan hambar kalau diartikan menjadi kalimat bahasa Indonesia memang, tetapi manusia jawa terlepas siapa yang pertama kali mencetuskan term / falsafah “ Urip iku urup “ ini, pada umumnya masyarakat jawa sangat menjunjung tinggi nilai dari arti falsafah ini. Ya falsafah saya menyebutnya. Ada kandungan nilai yang luhur, sebagai pedoman hidup atau pandagan hidup atau way of life masyarakat jawa. Bila diterjemahkan bebas arti falsafah  “ Urip iku urup “, adalah bahwa manusia dalam menjalani kehidupannya sedikit banyaknya adalah berpusat dan selalu mengambil garis untuk selalu memberi manfaat kepada pihak lain. Terlepas sejauh mana jangkauan efek manfaat yang timbul, pada prinsipnya niat adalah titik awal dari semua perbuatan dan tingkah laku kita, apakah akan mengambil garis untuk berguna bagi pihak lain atau akan mencelakakan pihak diluar diri kita. Urub disini berasal dari kata Murub, yang artinya adalah sebuah benda yang relative kecil yang dengan racikan tertentu mampu nyala / hidup, murub disini adalah api yang kecil, dengan jangkauan penerangan yang tidak luas. Artinya apa disini, bahwa para orang tua kita jaman dahulu, orang orang jawa pada jaman dulu adalah wawasan yang sudah terpatri didalam jiwa dan kalbunya, mulailah semua hal – hal kecil, yang kita perbuat adalah bermanfaat terhadap orang lain. Prinsip benda yang mampu murub / nyala disini, yang orang orang jaman dahulu ilustrasikan, adalah sebuah benda yang perangkat kerasnya tidak akan hilang / habis setelah menghasilkan api untuk menerangi sekitarnya. Perangkat keras ini akan tetap ada walaupun dalam waktu yang lama sudah murub. Hanya energy yang kemungkinan akan habis dan sangat bisa di isi ulang kembali dan kemudian akan bisa menghasilkan karya eperti sedia kala kembali. Pemahaman orang orang jawa pada waktu itu, prinsip keseimbangan adalah sesuatu yang menjadi pijakan dasar dari semua langkah dan keputusan kita dalam mengambil keputusan keputusan hidup, bahwa ada kehati hatian untuk mendapatkan kesimpulan yang seimbang antara diri sendiri dan lingkungan.

Kembali ke term / falsafah “ Urip iku urup “, semua definisi dan pemaknaan dengan arti falsafah ini adalah berbeda beda antara masing masing individu. Definisi yang kuat dari sebuah term / falsafah adalah definisi yang mampu mengakar di jiwa nya dan wujud akhir dari pengakaran tadi adalah implementasi dari nilai nilai yang sudah tertanam ke perbuatan sehari hari.

Terakhir, semoga kita semua mampu menjadi pribadi yang selalu belajar dan belajar dalam perjalanan kehidupan ini. Mohon maaf apabila ada yang tidak sesuai ataupun kurang pas. Saran dan komentar – komentar untuk perbaikan perbaikan kedepannya adalah sangat diterima.

Andriyadi, 25/03/2018

Saturday, March 24, 2018

PONDASI YANG SEHARUSNYA KUAT

Kata seorang filsuf diluar sana, bahwa kita harus hidup di saat ini, kini, present, bukan hidup untuk masa lalu, juga bukan untuk hidup dimasa depan. Karena kunci kebahagian hidup adalah menikmati apa yang ada saat ini dan kini. Akan kah kita mengikuti teori yang dikatakan kebanyakan filsuf diluar sana, ataukah kita mempunyai padangan sendiri mengenai hidup ini, sehingga apa yang kita jalani dikehidupan ini menjadi milik kemurnian diri kita sebagai manusia yang diberi akal sehat dan logika. Tetapi, bukannya para filsuf itu berargumen setelah melalui berbagai macam rintangan pikiran, halangan ide ide, blocking nalar nalar, dan pastinya sudah mengalami gejolak logika dan jiwa yang begitu besar sehingga mendapatkan satu term antara lain term yang disebutkan tadi diawal. Berawal dari kata kehidupan bahagia, kata yang selalu menjadi arah dan diskusi masing masing pribadi orang, entah diskusi dengan orang lain, entah itu banyak orang, atau malah diskusi antara diri pribadi masing masing. Adalah kata yang mempunyai porsi dan takaran yang berbeda beda masing masing orang, tergantung dari bagaimana logika dibarengi dengan kemauan yang akan menentukan besar kecilnya kebahagian hidup akan timbul. Tidak aka nada orang yang selama nya mendapat kebahagian hidup, mungkin dalam salah satu masa ada kebahagian tetapi dilain masa ada kegundahan dalam jiwa mereka. Bukannya kehidupan ini adalah sebuah garis proses. Namanya garis adalah dari satu titik ke titik yang lain, ada kalanya garis ke sekian meter terdapat sedikit bercak yang akan mengakibatkan gundahnya jiwa dan pikiran kita.

Kembali menunjuk ke kata kebahagian hidup di capai dari hiduplah di masa kini dan saat ini, mari mencoba mengolah arti kata ini dan bagaimna impplikasinya dengan jalan yang akan kita tempuh dengan hidup ini. Hidup hanya di masa kini adalah hidup dengan berpikir dengan apa yang kita kerjakan adalah untuk saat ini saja, tidak ada tabungan, tidak ada cita cita, tidak ada investasi, tidak ada janji janji, tidak ada rencana, tidak ada semangat juang, tidak ada keuletan, dan lain lain lagi. Bukannya dengan hanya memandang hidup hanya untuk masa kini, adalah kepasrahan untuk tanpa melakukan apa, tanpa daya juang untuk rencana rencana yang akan datang. Bukannya peradaban manusia yang beradab berasal dari rencana dan cita cita yang sudah dikonsepkan terlebih dahulu. Bukannya sesuatu yang dikonsepkan dari awal adalah rencana untuk masa yang akan datang ? bukannya rencana yang akan datang adalah suatu pikiran saat ini untuk menjangkau masa yang akan datang ?

Kembali ke term untuk hidup dimasa kini saja. Bagaimana dengan perkembangan manusia dari lahir sampai dewasa sampai bisa bekerja sampai menikah punya anak punya cucu menjadi kakek atau menjadi nenek, bukannya semua rangkaian proses dari itu sudah ada cita dan rencanan didalamnya?
Mengenai term hiduplah dimasa kini? Silahkan untuk direnungkan kembali untuk memurnikan falsafah hidup yang akan kita pegang, bahwa kebahagiaan adalah sebuah proses yang tidak bisa setiap masa kita bisa hidup bahagia. Semoga kita bisa mendapatkan term falsafah hidup sesuai dengan diri kita mampu dan seimbang menjalaninya.

Amin.

24/03/2018

Sunday, February 18, 2018

MENYERAH

Bhayudjati jembar pranadipa
Ini adalah sifat manusia ( terutama saya ) yaitu berbicara tentang ini dan itu setelah semua rangkaian proses " ketegangan dan harapan " sudah dilalui dengan ( menurut standart saya ) baik dan lancar. mendapat amanah ( yang diawali dari harapan oleh kami, apakah berasal dari ini atau tidak ) yang luar biasa " jero ", istri saya hamil diumur pernikahan kami sekitar 1.5 bulan ( saat tulisan ini saya tulis anak kami sudah berumur 3 bulan lebih ). Luar biasa, satu titik dimana kami disadarkan dan mencoba mengali lebih dalam lagi betapa kami adalah hamba yang tidak ada sama sekali dihadapan gusti pangeran.satu titik dimana kami di pertemukan dengan kejadian yang saat itu ( saat ini kami mencoba selalu menjaga rasa kedalaman tadi ) adalah kami menyerah, seutuhnya - seluruhnya - segalanya adalah gusti pangeran allah swt. satu titik proses yang kami mencoba untuk selalu tawaduk menjaga  " roso " yang pernah kami alami disaat kami tahu bahwa gusti pangeran allah swt melalui istri saya diberi satu hamba  ( anak saya berjenis kelamin laki laki ) untuk bersama sama belajar hidup, bareng bareng dengan kami ( bapak & mamak - kami mengajari anak saya menyebut kami ) untuk terus menerus " sinau urip " mencari kesejatian hidup. kami adalah tidak ada sama sekali tentang adanya satu mahluk kecil dirahim istri saya, hanyalah gusti pangeran allah swt segalanya - seluruhnya - seutuhnya tentang semua rencana - keinginan - harapan - proses - kejadian adalah gusti pangeran allah swt yang mempunyai kendali. 
semoga kami bisa selalu tawaduk menjaga " roso " yang kami alami disatu titik proses perjalanan kami sebagai hamba gusti pangeran allah swt, kami " mampu " ( sebetulnya kata ini sangat tidak cocok untuk kami - lebih tepat apabila gusti pangeran allah swt mengijinkan ) untuk selalu istiqomah disetiap proses hidup yang kami ( saya - istri - anak ) jalani kedepannya.
amin - amin - amin....

Lahat, 18/02/2018

Tuesday, January 23, 2018

BERSAMA HIDUP

Kembali ke pertanyaan yang sampai sekarang sudah menjadi pertanyaan kepada diri pribadi, pertanyaan yang muncul ketika sendu kehidupan ini sedang berlangsung, pertanyaan yang muncul dikala refleksi kehidupan yang sudah kita jalani selama ini, pertanyaan yang muncul ketika sepi menjadi teman diri pribadi, tentang hidup, tentang proses kehidupan manusia yang sampai detik ini diri pribadi adalah sesuatu yang masih belum menemukan jawaban atas apa yang menjadi pertanyaan pertanyaan tersebut. Hidup yang bagaimana kita sebagai manusia harus menjalani setiap jengkal waktu baik itu proses yang kedalam ataukah proses keluar terhadap diri pribadi. Apakah rumit jawaban itu ? apakah memang setelah mendapatkan jawaban tersebut diri pribadi akan menjadi lebih baik ? apakah setelah menjadi pribadi yang lebih baik akan menjadikan kebaikan untuk sekitar. Sebelum sampai terlalu jauh mendapatkan hasil jawaban dari pertanyaan tadi? Seberapa pantaskah diri pribadi menjadi bagian orang orang yang menyisih kepada tempat tertentu untuk berdesakan satu sama yang lainnya mencari satu garis pertanyaan kehidupan, yang sebetulnya garis pertanyaan tersebut adalah banyak, sehingga karena banyaknya menjadi tidak terhingga dan absurd dan tidak ada yang namanya garis tersebut. Semakin jauh kita bertanya kebelakang, semakin jauh kita menerima dan mengiklaskan sesuatu adalah semua kehidupan ini adalah absurd dan semuanya kosong dan tidak ada. Kita adalah ketidak adaan itu sendiri. Apakah kita hanya pasrah disatu titik ini? Satu titik dimana akan menjadi serangan kepada jiwa jiwa kita sebagai insan manusia, bahwa wujud negatif dari pengertian kita adalah kosong adalah tidak adanya daya juang ataupun usaha lebih  yang dihasilkan dari term kosong tadi. Manusia dan hidup adalah satu sisi aktifitas dari sekian banyaknya aktifitas yang lain dalam rangkaian besar yang sudah tuhan ciptakan.
Lalu harus bagaimanakah hidup yang seharusnya????
Sekali waktu pertanyaan – pertanyaan mengenai hidup tidak muncul sama sekali, pertanyaan tersebut hilang begitu saja dari diri pribadi, sampai sekarang tidak tahu mengapa pertanyaan tersebut hilang timbul dari diri pribadi. Pertanyaan tersebut apakah sebagai subyek ataukah diri pribadi yang menjadi subyek atas keduanya? Kalaupun pertanyaan yang menjadi subyek maka dari itu diri pribadi adalah obyek atas subyek tadi. Sebagai subyek pertanyaan tersebut menjadi sangat dominan terhadap diri pribadi, menjadi sangat kejam disaat saat tertentu, menjadi sangat tidak tahu waktu, menjadi sewaktu waktu menjadikan diri pribadi sebagai obyek yang tidak mempunyai tenaga dan pikiran untuk menjadi posisi predikat. Tetapi didalam moralitas kehidupan baik itu antar insan manusia ataupun dengan yang lain, satu sama lain adalah pihak yang menjadi besar dan mulia untuk secepatnya mengambil sikap dan perilaku bahwa iso rumongso adalah titik tertinggi dari moralitas setiap insan manusia. Dalam subyek dan obyek serta predikat yang dibahas sebelumnya adalah iso rumongso adalah jawaban untuk masing masing menjadi titik tertinggi dari menjadi mulia sebagai insan manusia
Disaat iso rumongso yang menjadi lini garis dari pijakan ataupun pengangan diri pribadi, adalah satu pencapaian yang akan menghasilkan harmoni kepada diri pribadi.


Lahat, 21 Januari 2018

Sunday, January 14, 2018

SINAU URIP

Mlakune salah siji karo liyane wong iku onone bedo lan werno werno. Mlakune iso podo nang arahe namung, prosese siji lorone iso bedo lan kadang ora gatuk babar blas.  Angele dadi wong urip, angele sinau dadi wong seng sak benere wong. Akeh banget wolak walike ati seng awake dhewe nglakoni. Tinemu seng sak niki dadi sek sakbenere bener miturut nalare dhewe, biso ora kanggo babar pisan nang wektu mengarep kanggo awake dhewe. Dadi kepastian bener niku ora biso dipastike saklawaase. Onone mung berubah ubah miturut pemahaman nalar awake dewe. Kuwi gumantung seko dasare ati lan pikiran nang wektu sakniki. Sak apik apike wong urip meniko seng saged jujur mituhu datheng awake piyambak, awake piyambak meniko ingkang maksudipun saking intine djati nipun wong urip. Angel pancen menopo ingkang seng  dikarepen asmane “ djati “, djati meniko barang seng pangonane ono ng jero seng paling njero saben2 wong urip. Ora sembarangan wong urip biso nemoni djatinipun piyambak - piyambak. Ono seng wes nemoni djatine miturut awake dhewe, namung akeh seng kliru angone ngarani nek barang kuwi arane djati. Dalan dowo prosese supoyo biso ketemu ingkang arane djati, inti sak inti intine barang software seng ono ng njero awake dhewe – dhewe. Proses seng ora ono pedote, sinau podo sinau, latihan terus terusan, njamin ora njamin mbuh biso ketemu seng diarani djati meniko mbuh ora, nek wes biso mendekati  ketemu kuwi wes iso diarani menungso seng apik, menungso seng resik, menungso seng manunggal karo awake dhewe, manungso seng mituhu karo awake dhewe.
Djati meniko ibarate obor ng wayah awan seng tetep murub, ibarate garis pathokan ng njero bunderan, ibarate lor kidule arahe wong mlaku, ibarate teteg banyu ng kali gede, ibarate wayah ing wanci subuh, kabeh wujude tindakan seng metu seko awake dewe meniko murni sangking asile olahan seko njero awake dewe, sanes seko olahane pihak njobo. Ngerti menopo seng kudu dilakoni lan kudu ditindakaken, tetep nglakoni mesti mboten wonten pengaruhe, mesti nglakoni mesti mboten diregani, mesti nglakoni mesti angel, mesti nglakoni. Djati kuwi wujude tindakan seng marai, sanes tindakan lantaran mergo, djati meniko jujur lan mituhu kaleh awake piyambak.

Sugeng rawuh djati, mugi saged dados obor, dados garise pathok, dados lor kidule mlakune wong seng lagi nglakoni sinau dadi wong urip. Amin….

Monday, June 6, 2016

KEYAKINAN HIDUP


Hidup adalah bukan sebuah definisi satu dua kata yang menjadi kalimat selanjutknya mengiring kita kedalam sebuah pemahaman untuk mengikuti dan mengamini tentang arti dari sebuah kata yang menjadi kalimat tersebut. Semua unsur2 kehidupan yang kita merasa bisa mendifinisikan arti dan maknanya adalah hanyalah keterbatasan dan memperlihatkan kelemahan kita sebagai yang katanya sekarang seorang manusia. Dan bukan sebuah definisi itu sendiri adalah definisi yang kita bangun untuk mendapatkan definisi. Sebuah makna tertentu selanjutnya dibantah dengan keterbalikannnya itu sendiri adalah sama sama makna yang dibangun untuk sebuah arti dari sebuah materi atau benda tersebut. Rumit dan sangat yakin tidak bisa dijangkau. Tan kinoyo ngopo tan keno kiniro. Ada sesuatu hal yang memang kita sebagai mahluk tidak bisa menjangkaunya dan kita cukup untuk tidak tahu akan sesuatu itu, menjalani dan bergembira dengan ketidak tahuannya itu. Tetap dengan yakin dan menyakini bahwa ada satu dzat yang maha besar, sangat dan sangat dan menguasai semuai seisinya.
Daun yang ada dipohon disamping rumah adalah sebuah maha agung yang seharusnya saya pahami bahwa semuanya telah diciptakan dengan sangat sempurna, bahwa ada sang ADA untuk keadaan yang ada dialam ini. Sang ADA ada di embun pagi, ada di udara yang kita hirup, ada didalam mimpi malam kita, ada disaat kita tak berdaya, ada disaat kita makan, ada di lidah kita, ada disaat kita mandi, ada di air, ada ruangan sempit ini, ada debu kecil yang berterbangan, ada di sesuatu yang tidak ada, ada dibenda yang katanya solid.
Kontradiksi antara ya dan tidak antara baik dan buruk, antara bagus dan jelek, antara hitam dan putih, antara ini dan itu, antara kamu dan saya, antara indah dan jelek. Antara tersebut adalah pembeda yang sebenaranya semuanya itu tidak ada. Sekali lagi itu hanyalah keterbatasan dan kelemahan kita sebagai mahluk dari sang ada. Siapa kah yang layak disebut baik untuk kedua belah rumah yang saling berdekatan, dengan tidak membunyikan radio keras keras atau salah satu tentangga yang maklum dengan bunyi radio yang sangat keras. Mana yang sebenarnya baik?
Sang ADA setiap dan waktu, sekali lagi waktu itu sendiri adalah batasan, sedangkan sang ADA adalah tanpa batas, setiap keadaan tanpa terbatas oleh waktu, sang ADA selalu ada disetiap dan seluruh yang ada di alam jagad raya. Tanpa ada kalkulasi dan kajian ilmiah untuk menjabarkan adanya sang ADA, cukup melihat semut kecil yang ada dirumah kita adalah tampilan tuhan yang maha sempurna. Logika manusia sangat jauh dan tidak akan bisa mampu menjangkau kepadaNYA. Keyakinan akan perwujudan keimanan tentang apa yang kita imani untuk mejadikan pedoman untuk bertahan hidup dan melanjutkan kehidupan selanjutnya sesuai dengan keyakinan yang kita anut, keyakinan yang akan menjadikan penganutnya menjadi merasa lebih baik.
Keyakinan akan mengantarkan kepada satu titik dimana kita berada pada satu kenyamanan kehidupan untuk tetap melanjutkan kehidupan, melanjutkan kehidupan yang mudah mudah di satu titik terakhir mendapat panggilan untuk yang menjadi mahluk untuk bersama sama yang lainnya juga dipertemukan dengan sang ADA.

Dumai, 1 Ramadan 1437, 6 Juni 2016


Sunday, May 3, 2015

Keluarga Cemara 2


Ini lagunya…
Harta yang paling berharga adalah keluarga
Istana yang paling indah adalah keluarga
Puisi yang paling bermakna adalah keluarga
Mutiara tiada tara adalah keluarga
Selamat pagi emak ( mamak )
Selamat pagi abah ( Bapak )
Mentari hari ini berseri indah
Terima kasih emak ( mamak )
Terima kasih abah ( Bapak )
Restu kasih perkasa
Bagi kami putra putri yang siap berbakti
Harta yang paling berharga adalah keluarga.
Istana yang paling indah adalah keluarga
Puisi yang paling bermakna adalah keluarga
Mutiara tiada tara adalah keluarga
Selamat pagi emak ( mamak )
Selamat pagi abah ( Bapak )
Mentari pagi ini berseri indah…

Seri kedua halaman ataupun tema ini saya tulis kembali, rasanya tidak akan cukup segala sesuatunya untuk mengungkapkan segala rasa, keinginan, perlakuan ataupun balas budi terhadap mamak dan bapak kita. Sudah sekian banyak hal hal yang tidak bisa dinilai dengan apapun entah itu apa namanya. Semua dan tak ada satupun hal yang bisa mengantikan kasih sayang, perhatian, cinta kasih, belaian, didikan, pengajaran, bimbingan dan masih banyak lagi hal hal yang tidak bisa disebutkan satu persatu satu. Semua bermuara dan menjadi satu kepada kedua orang tua kita masing masing. Rasa terima kasih saja tidak akan cukup, pemberian oleh oleh ataupun hadiah yang kita berikan tidak akan sanggup mengantikan semuanya yang telah diberikan kepada kita sebagai anaknya. Hanya sepersekian persen dari apa apa yang telah diberikan kepada kita selama ini. Semenjak dalam  kandungan sampai umur kita saat ini, sudah sekian banyaknya hal2 yang membuat repot, membuat jengkel, membuat marah, membuat khawatir, membuat sakit hati, membuat menangis, membuat berrtengkar, membuat kecewa, membuat bimbang, tanpa kita saat ini merasa sedikit pun bersalah dengan apa apa yang telah kita perbuat kepada kedua orang tua kita.
Saat ini dan detik ini semoga kesadaran ( semoga tidak kepura puraan ) mengantarkan doa semoga sehat selalu diberikan kepada kedua orang tua, mejalani kehidupan dihari tuanya dengan kesehatan jiwa dan raga, dapat menikmati hidup dengan terus mengabdi kepada tuhan yang maha esa sebagai perwujudan sebagai insan tuhan. Semoga bahagia selalu melingkupan setiap jengkal langkah kehidupan dengan keberadaan anak beserta cucu cucunya yang sudah mulai tumbuh besar. Amin ya robbal alamin…
Semoga suatu saat dan semoga target waktu yang sudah dijanjikan oleh diri sendiri dalam jangka waktu tertentu akan tercapai pada akhirnya. Salam untuk masa depan dan salam untuk jangkauan yang masih bisa kita ukur dengan semua kemungkinan kemungkinan kehidupan yang semestinya.
Semua rintangan dan halangan semoga diri ini sanggup untuk bertahan untuk tetap berkomitmen untuk tangguh berjalan sesuai dengan janji yang sudah diikrarkan sebelum.


24/03/2015, Dumai.

KONSISTENSI

Tujuan adalah sebuah hal yang harus kita miliki sebagai seorang manusia, tapi apa itu tujuan sebagai manusia yang sesungguhnya? kalau berbicara mengenai tujuan pastinya ada jalan yang harus kita tempuh untuk mendapatkan apa yang menjadi tujuannya tersebut. Benarkan yang menjadi tujuan kita adalah yang memang benar2 kita harus kita dapatkan sebagai seorng insane hamba tuhan? Ataukah jangan2 hanya tujuan yang semu yang hanya menndatangkan kekecewaan belaka ( toh kecewa dan tidak menurut ukuran kita sebagai manusia adalah sangat dangkal  karena hanya berpangkal pada akal kita sebagai manusia). Antara tujuan dan jalan manakah yang harus kita miliki dahulu sebagai manusia? Terus terang saya tidak memiliki banyak pengetahuan mengenai manakah yang harus dimiliki dan selanjutnya mengimplementasikannya. Toh juga setelah mengetahuinya juga belum tentu kita sanggup untuk berjalan menghadapi semua hal yang berkaitan dengan proses yang harus ditempuh? Antara tujuan dan jalan akan saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Menjadi manusia adalah hanya sebatas menjalani, tidak ada rumusan manakah yang harus pertama dimiliki untuk melanjutkan hidup, toh tuhan juga akan mengerti disetiap niat tulus yang dimiiliki oleh masing masing manusia. Mari kita menjalani kehidupan ini dengan niat tulus atas dasar perintah dari tuhan yang maha esa. Dengan sedikit contoh dan semoga bisa menjadikan pemahaman mejadi lebih mudah, seorang kepala rumah tangga mencari nafkah atas dasar tanggung jawab terhadap keberlangsungan rumah tangga, mulai dari sandang, pangan, papan dan juga pendidikan terhadap anak anaknya.
Konsisiten adalah tetap menjadi semula, tetap menjadi sedia kala, tetap dengan pendirian sebelumnya, tetap teguh dengan pendirian, tetap tangguh dengan cobaan, tetap berjalan walau terasa sulit, tetap tersenyum walau tersakiti. Mengingat akan latar belakang dan dasar dari sebuah alur dan jalan hidup adalah modal utama untuk tetap konsisiten terhadap sesuatu yang sudah dicita citakan. Panggung dunia adalah fana, sesuatu yang pertama kali kita sangka akan membuat kita bahagia dan merasa senang, hanya akan menjadi sebuah cerita lama yang using di gilas oleh ego dan nafsu dunia yang ada dalam diri sendiri. Sesuatu yang tadinya prioritas nomer satu hanya akan menjadi pusaran kambing hitam dikala kita sudah tidak sanggu untuk mencapainya, atau malah dilupakan begitu saja oleh sanjungan dan iming iming dari sesuatu yang lain di waktu tertentu.
Menjadi dewasa dan menjadi diri sendiri adalah prinsip….

Dumai 29/03/2015

Wednesday, July 2, 2014

HARI PERTAMA PUASA ( PELAJARAN DARI PAK HASAN )

Tahun dua ribu empat belas, Puasa pertama jatuh pada tanggal 29 Bulan Juni yang bertepatan dengan hari minggu. Terus terang antusias juga tidak begitu, saya sadari tingkat keimanan dan ketaqwaan yang saya miliki masih jauh dari kata taat. 'Niatan' tuhan adalah melebihi apa yang mahluknya pikirkan, banyak jalan dan proses kehidupan yang bisa kita ambil hikmahnya. Sesuatu yang biasa saja berproses adalah terdapat nilai yang sebenarnya sanggup menjadikan kita mendapatkan sesuatu yang bernilai dan bisa menjadi titik balik kita terhadap pandangan hidup kita kepada kehidupan. Puasa pertama saya lalui dilokasi kerja yang mana lokasi kerja berada didaerah terpencil sekali yang mayoritas masyarakatnya beragama kepercayaan leluhur. Kewajiban kerja yang mengharuskan menginap beberapa hari dilokasi kerja adalah tantangan tersendiri bagi saya dan tentunya juga bagi rekan kerja saya yang bernama pak hasan. Ini bukan hal istimewa dan bukan juga hal yang akan saya banggakan, ini hanya refleksi kehidupan sebagai proses yang harus saya jalani, ada berhari hari waktu luang yang saya habiskan dikantor selama 2 bulanan tetapi toh tuhan menghendakinya pada hari pertama puasa saya harus berada dilokasi kerja. Sedikit gambaran pekerjaan dilokasi kerja adalah sebuah pekerjaan pembangunan fisik yang sudah selesai dikerjakan tiga bulanan yang lewat, tetapi karena adanya laporan mengenai kekurangan dari pembagunan tersebut, maka saya sebagai wakil dari kantor supaya turun kelokasi untuk mengecek dan memperbaiki hal hal yang belum sesuai dengan ketentuan. Pada saat itulah saya mencari rekanan yang saya rasa bisa membantu saya  untuk menyelesaikan pekerjaan yang dilokasi tersebut. Ketemulah pak hasan namanya, umurnya sudah setengah lebih umur normal manusia pada umumnya. Kami berangkat satu hari sebelum hari pertama puasa yaitu pada hari sabtu pagi dan sampai dilokasi kerja pada sore harinya. Pas hari pertama puasa kami harus melakukan saya menyebutnya masih 'kebiasaan' dibulan puasa ( belum menjadi panggilan hati yang tulus dan iklas untuk mengabdi kepada sang khalik ) yaitu tidak makan dan tidak minum. Sebelumnya saya memang sudah mempunyai niatan untuk melakukan yang menjadi kebiasaan dibulan puasa di waktu siang hari yaitu tidak makan dan tidak minum, sedangkan pak hasan masih setengah setengah untuk melakukan ataupun tidak melakukan. Disini bukan mencerminkan ataupun mengartikan perbandingan apakah saya lebih baik dari pada pak hasan, ini hanyalah sebuah awalan niatan yang tentunya didasarkan dengan apa saja pekerjaan yang akan dikerjakan pada siang harinya. Pak hasan ternyata tidak puasa, pagi pagi di hari pertama bulan puasa beliau tidak melakukan ibadah puasa, apakah pak hasan ingkar dengan rukun islam? Apakah pak hasan akan berdosa dan akan 'dimusuhi' oleh tuhan yang maha pengasih? Hanya allah swt tuhan yang maha kuasa yang tahu mengenai hal ini. Logika pikiran saya mengatakan bahwa pak hasan adalah pahlawan keluarga, bandingan untuk melakukan kegiatan ibadah puasa dengan usaha jerih payah dengan melawan terik matahari satu hari penuh dengan keringat bercucuran adalah puasa itu sendiri terhadap keluarga. Pak hasan telah melakukan apa yang sebagai kepala keluarga harus dilakukan, dan beliau telah menghilangkan segala jenis keengganan dan kemalasan untuk mendapatkan nafkah untuk keluarganya. Pekerjaan pak hasan memang membutuhkan tenaga dan kekuatan untuk menyelesaikan pekerjaanya, seharian penuh beliau melawan teriknya matahari dan beliau melakukannya. Puasa bagi beliau adalah urusan kesekian, beliau hanya memikirkan apakah yang bisa dibawanya pulang untuk memberi keluarganya nafkah. Bukan maksud beliau untuk tidak melakukan apa yang disyaratkan oleh agama yaitu berpuasa, tetapi beliau juga melakukan apa yang diperintahkan oleh agama  yaitu menafkahi keluarganya, sudah sekian lamanya bergelut kepada kehidupan, tetapi kehidupan memihak orang lain dalam pemberian rezky, beliau mendapatkan porsi sedikit dalam hal rezky, saya tidak tahu apakah kesalahan / kekeliruan / ujian yang didapatkan beliau selama ini tapi saya mempunyai keyakinan bahwa tuhan punya caranya sendiri dalam menentukan masing masing mahluknya dalam mengarungi kehidupannya. Kembali kemasalah pekerjaan dilokasi kerja, pak hasan melawan panas dan terik, saya rasa ini adalah kesungguhan puasa yang sesungguhnya, saya mempunyai keyakinan bahwa tuhan pasti mempunyai “sudut pandang tersendiri” mengenai apa yang pak hasan lakukan, beda sekali dengan saya yang secara lahiriah melakukan ( saya menyebutnya ) rutinitas di bulan puasa yaitu tidak makan dan minum dalam arti sempit. Dalam arti luas adalah ketiadaan yang saya dapatkan, apakah rutinitas yang saya jalankan mendapatkan nilai atau poin ibadah, sementara saya hanya monitoring pekerjaan pak hasan dan selama seharian sedikit sekali berhubungan dengan terik matahari. Malu sekali dan timpang sekali keimanan dan keteguhan sejati yang saya miliki bila dibandingkan dengan pak hasan lakukan. Pak hasan berani “melawan” rutinitas masyarakat ( saya ) kebanyakan yang dengan benteng pikiran berpuasa melakukan malas malasan dan tidak mau atau menunda pekerjaan yang sudah dibebankan. Pak hasan adalah contoh manusia yang kuat, yang tegar dan yang pastinya bertanggung jawab kepada keluarganya ( yang didalamnya ada istri dan anak2 beliau ). Mudah2an anak dan istrinya dirumah melakukan ibadah puasa karena dari segi kegiatan fisik ( mungkin ) tidak seberat pak hasan lakukan. Tuhan maha adil terhadap segala mahluk yang ada jagad raya, adil bukanlah menyama ratakan, adil adalah porsi yang sesuai dengan kebutuhan dari masing masing mahluk. Tingkatan dari setiap ukuran dari masing masing mahluk adalah berbeda beda menurut proses yang harus dijalani oleh masing masing mahluk. Pelajaran yang bisa saya petik disini dan ini adalah asumsi saya sebagai manusia yang tentunya banyak sekali kekeliruan saya dalam menafsirkan apa apa yang ada didepan mata saya adalah dalam pandangan kasat mata memang pak hasan melakukan kegiatan makan dan minum pada siang hari diwaktu bulan romadhon, padahal wajib hukumnya menurut rukun islam dan tentunya kalau tidak dilakukan akan mendapatkan ganjara dosa, tetapi apakah proses perjuangan seharian melawan teriknya matahari dengan keringat bercucuran dan juga tenaga yang diperlukan adalah banyak adalah sebuah perjuangan mendapatkan rezky? Terima kasih pak hasan, semoga pak hasan selalu dalam semangat dalam menjalani kehidupan dan semoga pak hasan selalu diberi kesehatan untuk selalu mampu menghadapi kehidupan yang keras ini, salam dibulan romadhon ya pak, saya yakin bapak tetap mendapatkan keberkahan dibulan ramadhan ini, bahkan bisa mendapatkan melebihi apa yang saya dapatkan ( sementara saya yg katanya menjalankan tetapi toh Cuma urusan makan minum saja, sementara hal hal lain seperti urusan nafsu, pikiran dan hati adalah lebih kejam dan bahkah tidak ada bedanya dengan hari hari biasanya). Semoga kita masih bisa bertemu kembali dan maaf apabila ada salah dan tutur kata yang kurang berkenan kepada pak hasan, saya hormat dan salut dengan pak hasan, senyum tulus dan kesederhanaan yang pak hasan tunjukan adalah wujud harmony yang sangat tinggi nilainya kepada lingkungan. Saya belajar banyak dari pak hasan.
Semua ulasan isinya adalah pandangan pribadi, mohon maaf bila ada kekeliruan dalam saya membaca kehidupan, dan saya berkeyakinan mengenai apa yang saya baca.


Pekanbaru,02 Juli 2014.

Sunday, May 4, 2014

RENUNGAN

Ternyata semua hal yang ada dalam hidup kita adalah titipan dari tuhan yang maha kuasa. Seharusnya tidak ada kesombongan pada diri kita, karena semua hal yang berkaitan apa yang dimiliki kita hanyalah titipan dari tuhan. Alangkah memalukan sebagai diri kita yang dititipi oleh tuhan ( barang titipan akan diambil sewaktu waktu ) melakukan kesombongan dengan cara membangga banggakan apa yang ada dalam diri kita. Tuhan pasti tersenyum simpul ( entah positif atau negative ) melihat tingkah laku kita yang tidak tahu diri. Menjaga amanah adalah yang seharusnya dan menjadi sesuatu yang harus dilatih setiap saat. Bagaimana cara menjaga amanah dari titipan yang sudah dititipkan ?
Setelah sekian lama adalah gersang, hal yang tidak memberikan nilai tambah pada nilai jiwa dan kalbu, bahkan seolah olah semakin berkurang apa yang seharusnya dimiliki ileh seorang insan manusia. Keteduhan hati, keluasan pikiran, keoptimisan langkah dan sebaik baiknya berinteraksi kepada tuhan. Hal hal tersebut yang saya sendiri rasakan semakin menjauh dari nilai2 yang saya sebutkan diatas.  Banyak alasan untuk pembenaran yang saya punyai untuk menjelaskan kepada diri saya, bahwa saya patut melakukan itu dengan kondisi yang saya punya sekarang ini. Semakin saya membela diri semakin saya akan menjauhkan diri dari nilai sejati dari seorang manusia, alangkah kerasnya saya sebagai manusia ini. Materi dan materi yang saya kejar, sementara kelihatan pun tidak apa yang saya kejar. Hanya imaginasi semu sebagai pembenaran untuk saya mengejar, padahal itu semua adalah kosong.  Hal sia sia yang saya ingini dan saya capai berjalan di jalan yang semu dan bodohnya saya adalah itu yang paling benar.
Setelah sekian lama tidak melakukan kegiatan tulis menulis ini, hampir satu tahun lebih kegiatan ini saya tinggalkan karena banyak alasan. Seribu alasan yang saya jadikan pembenaran.
Benarkah apa yang saya jalani selama setahun belakang ini ?
Saya pastikan apa yang saya jalani adalah hal terburuk yang saya jalani sebagai manusia…
Hati yang keras, jiwa yang kosong, negative thingking, oportunis, hedonis, egois, iri dan ketergantungan dengan pihak lain. Dan saya rasakan saya lebih parah dari pada itu.
Harus sampai kapan??
Dimana letak nilai yang pernah tertanam dimasa2 berproses dulu, sesuatu yang sudah menjadi nilai lihhur dan menjadi acuan unutk melangkah. Dulu sosok yang menjadi kebanggaan untuk diri sendiri, krativitas dan daya juang yang kuat adalah hal yang menjadi keseharian. Tak mengenal lelah adalah saat mencari sisa sisa rejeki dari tuhan yang belum sampai di genggaman. Tak mudah putus asa adalah kerjaan yang membutuhkan tantangan adalah dari situ didapatkan.
Masih ada waktu…
Empat mei dua ribu empat belas, 1 tahun tiga bulan saya ditempat yang penuh dengan keegoisan berorietasi dengan materi dengan kekosongan jiwa dan kalbu.

Salam.

Pekanbaru,

Sunday, August 18, 2013

TERUS BERPROSES

Hari 14/08/2013 adalah hari kesekian diliburan hari raya idul fitri saya masih dikampung halaman. Hari kesekian yang saya lewati unutk melepas penat yang selama ini disibukan dengan rutinitas kerjaan. Selama 2 minggu ini saya full menghabiskan waktu untuk kedua orang tua dan mbak dan mas saya yang juga kebetulan pulang kampung juga. Ada hal menarik dari sisi kepulangan saya yaitu antara sisi kepulangan yang sesungguhnya yang sebenarnya masih jauh dari kata pulang. Masih banyak yang kammi tinggalkan selama ini dalam saya menjalani kehidupan disana. Tak layak dan tak patut di banggakan, semoga tuhan yang maha esa mengampuni segala kekeliruan saya, kesombongan saya, kesengajaan saya, kendablegan saya, ketidak perdulian saya, ketidak patuhan saya, keteledoran saya, sampai kepada hal yang paling hakiki sebagai keyakinan pun sengaja saya tinggalkan. Bilangnya masih muda masih sehat masih wajar bila meninggalkan, Seolah olah semuanya memaklumi unutk hal bodoh dan rugi yang saya kerjakan. Kapan semuanya akan saya kerjaan sesuai dengan keyakinan saya, apakah tujuan dan cita cita yang saya anggap mulia saya tempuh dengan jalan unutk mengesampingkan perintah dan larangannya, apakah saya upaya dan daya yang saya jalani akan berbuah manis sesuai dengan tujuan awal saya, hal terindah dan masih dalam proses menuju kesana adalah tercapainya tujuan dengan jalan sesuai dengan petunjuk, perintah dan larangnyaNya. Hari ini, pagi ini adalah refleksi, sampai kapan pengingkaran terhadapa diri sendiri terus berulang, kapan saya akan mengakhiri pengkhianatan diri sendiri, kapan saya akan merasa malu terhapap diri sendiri, kapan saya akan melakukan putar balik untuk kemudian berjalan sesuai dengan petunjuk dan perintah yang maha esa. Adalah menjadi kewajiban untuk segera melakukan apa yang sudah menjadi kegalauan hati dan jiwa yang selama ini hanya mendapatkan kesenangan dan kegembiraan semu, bukan hakiki, sementara saya sadar yang semu adalah tipuan dan akan sirna tetapi yang hakiki adalah nyata dan fakta serta pasti. Hari ini adalah dorongan ulang dan motivasi ulang bahwa selama ini masih banyak yang harus dibenahi unutk menjadi lebih baik lagi, banyak hal yang ingin saya peroleh dan saya dapatkan untuk seseorang terkasih. Hanya kepada beliaulah jalan dan semangat juang ini saya persembahkan. Kata akhir saya unutk pagi ini, iseng menulis unutk diri saya sendiri, iseng untuk berefleksi dipagi hari, iseng mendapatkan sesuatu yang lebih dipagi hari, iseng berjuang belajar menulis, iseng berpikir dan iseng mengucapkan selamat pagi…..


Paitan,14/08/2013

Thursday, April 11, 2013

Saya tidak lebih baik dari mereka

Sering melihat dan sering ikut menghujat,seolah olah mereka adalah manusia yang paling bejat dan paling buruk terhadap dirinya sendiri, haus akan nafsu duniawi, harta dan materi. mereka adalah yang tiap hari ada dan menjadi sajian  sarapan kita sehari hari. waktu berubah dan berlalu membawa saya kepada suatu hal dan lingkungan yang memang penuh dengan kesempatan dan peluangan untuk melakukan hal yang sama. giyuran kenikamatan, banyaknya hal yang akan saya dapatkan, adalah hal yang membutakan hati dan jiwa saya untuk patuh pada insan pribadi. ternyata saya kalah dengan keadaan dan lingkungan, saya dipaksa unutk mengikuti lingkungan yang hina, lingkungan yang pernah saya hujan selama ini terjadi menjadi bagian hidup saya sehari – hari. Lingkaran yang tiap hari di selimuti oleh iming iming mengiyurkan, sementara iman dan kepribadian belum ada apa apanya untuk menahannya. Korban selanjutanya adalah diri saya adalah telah hina. Saya yang pernah menjadi penghujat telah menjadi bagian yang terhujat, saya yang selama ini sok tidak kotor telah menjadi bagian dari kotor itu. Bisakan kembali? Melalui tulisan kecil ini, tulisan yang menghantarkan kepada sesuatu refleksi kecil unutk mengingatkan bahwa ada hal yang salah selama ini saya jalani. Saya harus kembali, saya haru menjadi hal yang pernah saya jalani, integritas atas semua peluang unutk menjadi dan tetap menajdi diri sendiri. Awali hari dimulai hari ini unutk yakin akan integritas yang pernah dimiliki, bahwa tujuan itu akan tercipta dengan mudah apabila saya mampu menjaga integritas yang pernah saya janjikan. Tuhan maha adil akan semua pikiran yang dipikirkan oleh hambanya. Salam saya hari untuk sebuah integritas yang harus saya pegang demi sebuah cita cita yang harus saya capai.berani jujur untuk mengakuhi kesalahan dan berani jujur untuk tindakan kedepan.

Pku,11/04/2013

Friday, January 25, 2013

Keluarga cemara

Ini lagunya…
Harta yang paling berharga adalah keluarga
Istana yang paling indah adalah keluarga
Puisi yang paling bermakna adalah keluarga
Mutiara tida tara adalah keluarga
Selamat pagi emak ( mamak )
Selamat pagi abah ( Bapak )
Mentari pagi ini berseri indah
Terima kasih emak ( mamak )
Terima kasih abah ( Bapak )
Restu kasih perkasa
Bagi kami yang siap berbakti
Harta yang paling berharga adalah keluarga.
Istana yang paling indah adalah keluarga
Puisi yang paling bermakna adalah keluarga
Mutiara tida tara adalah keluarga
Selamat pagi emak ( mamak )
Selamat pagi abah ( Bapak )
Mentari pagi ini berseri indah…

Jadi ingat keluarga yang ada dikampung, masuk, meyentuh, langsung kedalam kalbu. Ekspresi yang paling sesuai terungkapkan kepada orang tua kita yang telah menajdi mentor kehidupan kita sebagai anak selam ini. Harta yang paling berharga adalah keluarga, dalam sekali makna kalimat tersebut. Jadi pingin pulang ketempat orang tua. Beliau sudah tua, sudah banyak lika liku kehidupan yang beliau lalui unutk mengantarkan anak anaknya menajdi yang terbaik beliau bisa lakukan. Semaksimal mungkin semangat yang dipunyai oleh seorang anak adalah untuk membahagiakan kedua orang tua kita, mampu mewujudkan cita cita pribadi yang belum bisa diraihnya adalah sesuatu yang paling istimewa yang bisa dirasakan oleh seorang anak kepada orang tuanya. mari pulang untuk sekedar memastikan keadaan orang tua kita dalam keadaan sehat wal afiat. Kalau jarak dan waktu bisa diprioritaskan unutk berkunjuang langsung adalah hal yang sangat membahagian kedua orang tua kita. Komunikasi inten unutk sekedar menanyakan keadaaan ataupun mendengar suara dari beliau adalah anugerah paling besar yang bisa dimiliki oleh seorang anak yang jauh dengan orang tuanya. Waktu dan jarak serta kesempatan belum memungkinkan untuk melakukan rutinitas unutk berkunjung menanyakan kabar serta membawakan oleh oleh kesukaan kedua orang tua kita adalah hal yang mudah mudahan say bisa lakukan kelak. Selamat pagi emak ( mamak ), Selamat pagi abah ( Bapak ) semoga dalam keadaan sehat selalu, dilindungi oelh allah SWT, semoga sampai kepada saatnya untuk berangkat, doakan anakmu yang sedang berjuang unutk proses itu. Amin.


Wednesday, January 23, 2013

FOR NEXT

Ada hal yang saya yakini akan membuat kuat dalam semua hal yang ada dikehidupan, ada hal membuat kekuatan yang semakin berlipat ketika semuanya bermuara kekeluarga. ya itulah kekuatan yang saya yakini selama ini dan akan terus saya yakini sebagai senjata saya dalam berjuang dengan kehidupan. disaat melihat anak kecil yang harus disuatu saat mendapatkan sesuatu yang terbaik dalam pendidikannya kelak, hanya pendidikan terbaik yang akan membawanya menjadi pribadi yang sanggup mengarungi kehidupannya kelak. sesuatu saat akan sampai kepada saat saat dimana saya harus menajdi seorang bapak terhapap anak anak saya. ada hal yang sekarang ini masih saya bayangkan dan semoga semuanya bisa saya jalani dengan lancar. ada angan angan bahwa konsep sebuah pendidikan untuk anak saya kelak adalah yang terbaik untuk anak saya kelak. ada bimbingan yang terbaik mulai dari pendidikan formal dan pendidikan agama yang harus didapatkan dari pesantren. dambaan saya sebagai calon ayah yang saat ini belum mempunyai seorang pendamping hidup yang suatu saat menjadi prioritas untuk mencarinya, adalah sebuah keharusan tentang sosok pendamping yang punya komitment sama terhadap yang saya pikirkan. fokus saya dalam mencari pendamping hidup adalah murni untuk sebuah kehidupan anak anak saya yang kelak harus mendapatkan pendidikan yang maksimal, pendidikan yang terbaik untuk proses kehidupannya kelak. Anak adalah mutiara yang menjadi lambang seorang manusia tentang eksistensi keberadaan seorang manusia. adalah hal yang menyenangkan dan dambaan yang suci lahir dari lubuk hati yang paling dalam untuk sebuah cita cita untuk sang anak. salam hangat untuk calon anak saya yang mudah mudahan mampu da bisa saya dalam mempersembahkan pendidikan yang terbaik kelak. keluarga hangat dan harmonis semoga bisa tercapai kelak.



PKU, 23 Januari 2013.

Sunday, December 30, 2012

LAMUNAN PAGI


Aku menulis tulisan ini pada pagi hari. Kira kira jam menunjukkan pukul 06.15 pagi. Masih sepi, sunyi, hening, damai rasanya hidup tanpa adanya kebisingan yang terus memekakkan pikiran dan hati. Seperti biasanya , bangun tidur aku habiskan untuk melamun sejenak untuk meratapi rutinitas yang berkelanjutan dari waktu ke waktu tanpa adanya variasi dalam kehidupan ku. Hanya yang tentunya berbeda yaitu ternyata dipagi ini ada hal yang sangat special yang bisa aku kerjakan yaitu dengan menulis. Sekedar menuangkan dan mencurahkan isi pikiran sebelum menunaikan kewajiban rutinitas yang kadang membosankan. Tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 06.21 yang berarti  kira kira 15 menit aku sudah memainkan tombol tombol keyboard laptop tapi alangkah terkejutnya aku setelah mengarahkan mata aku kebagian atas layar laptop, ternyata  belum ada tulisannya belum panjang dan juga  tidak ada kata kata berbobot yang sanggup aku tuangkan. Pikiran coba aku lempar jauh jauh untuk mendapatkan kata kata yang bisa membentuk kalimat sehingga bisa terangkai suatu tulisan yang panjang dan lebar dan pastinya tulisan yang mempunyai ajakan moral yang harmoni. Mulailah perjalanan sang pikiran untuk mencari hal hal yang bisa dituangkan dipagi ini. Kuajak pikiran ini untuk menggingat semua perjalanan hidup yang pernah aku lalui, mulai masa kecil, masa remaja, sampai masa dewasa. Tetapi anehnya kok tidak ada sama sekali hal hal yang bisa dituangkan kedalam bentuk kalimat. Saya sadar karena disetiap jejak perjalanan yang pernah aku lalui tidak ada satu bagian pun yang menarik untuk dituangkan menjadi sebuah ajakan moral yang harmoni. Penggingatan hal ini malah mengantarkan aku kedalam penyesalan penyesalan yang diakibatkan perjalanan hidup aku yang kurang beruntung.  Kemudian aku mengajak pikiran ini untuk jauh meninggalkan masa lalu menuju masa kini yaitu masa dimana segala sesuatunya berada dihadapan aku. Masa dimana sagala sesuatu menuntuk penyelesaiannya sekarang ini juga. Ku suruh pikiran ini untuk kembali mengobrak abrik hal hal apa saja yang bisa ditulis di lembaran ini. Setelah sekian lamanya dalam misi pencarian sang pikiran akhirnya menemukan satu hal saja yang bisa mewakili keadaaan aku sekarang ini. Sebetulnya sang pikiran enggan untuk mengatakan apa yang telah terjadi pada diriku sekarang ini, setekah aku bujuk dan aku rayu akhirnya sang pikiran mau mengatakannya juga. Ah  mau mempermainkan aku juga ini sang pikiran… “ rutinitas lah yang sekarang terjadi pada anda “ begitulah kata sang pikiran dengan mimik wajah yang dingin dan kaku. Kata kuncinya ternyata rutinitas, kucoba untuk merangkai kata demi kata untuk bisa mengambarkan keadaan aku sekarang ini . tetapi kok sulit sekali ya. Mengapa seolah olah terjadi kemandegan ide setelah didapatkan topic yang cocok.  Pergilah  aku kekamar mandi untuk membasuh muka yang masih kusut setelah bangun tidur. Uuuhg.. dingin juga air di pagi hari ini batinku. Kuteruskan perjalananku untuk mencari ide ide penulisan agar bisa menghasikan tulisan yang berbobot. Tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 06.46 yang berarti aku harus kembali kepada rutinitas dan juga berarti aku harus mengakhiri perjalanan panjang pikiran ini dan selanjutnya menutup tulisan ini dengan salam rutinitas.Kata rutinitas akan bersambung sepulangnya aku dari rutinitas….mungkin malam hari aku baru bisa melanjutkannya.

Thursday, December 27, 2012

Ada mereka untuk proses ini


Adalah hal wajar untuk duduk sendiri, berdiam diri, tanpa melakukan apa2 setelah sekian banyak hal yang membuat sibuk diri sudah dilakukan. Apakah itu suatu hal yang memang seharusnya dilakukan atau sesuatu hal yang menjadi harus karena wujud tanggung jawab, atau keharusan yang memang sudah menjadi kebutuhan dan memang hari itu harus segera terjadi. Rutin memang iya, hal yang saat ini menjadikan hari hari sepertinya sibuk dan sepertinya sangat menyita waktu dan pada akhirnya harus duduk berdiam diri ( apakah ini yang memang diinginkan? ). Ada rasa yang selama ini seharusnya bisa dirasakan, seolah olah menjadi tidak terasa oleh hal hal semu dan saya menikmatinya. Dan sampai sekarang pun masih dinikmati dan masih di tekuni sebagai wujud dari ketidak berdayakan yang diamini. Ada penyangkalan naluri dan ada pemberontakan jiwa yang memang segera harus di wujudkan keluar sebagai bagian dari proses yang memang menjadi hal yang mutlak harus dilaksanakan. Sebuah rencana besar

Saturday, December 8, 2012

ADA SESUATU HAL YANG MEMANG DIPERJUANGKAN


Lelah, sebagai seorang manusia adalah hal yang wajar rasa itu kita miliki apabila telah melebihi kapasitas yang seharusnya. Tapi keyakinan dan rasa ingin segera menyelesaikan semuanya membuat harus melakukannya dengan segera. Ada hal yang dinamakan sebuah komitmen akan sebuah tanggung jawab beserta amanahnya. Saat ini sedang fokus untuk menyelesaikan satu hal yang sudah sering ditanyakan, dengan beriringan juga mengingat sesuatu hal yang sudah mendekati waktu tempo untuk segera di serahkan, belum lagi harus stand by duduk termenung menunggu dan menunggu, waktu yang seharusnya bisa saya isi dengan kerjaan yang lebih menambah nilai. Tapi menunggu jenis ini adalah jenis tanggung jawab juga atas kepastian yang masih saya nantikan di awal bulan. Email, ya jenis pekerjaan yang kadang membuat lelah dengan kejenuhan yang penuh karena memang load kerjaan yang sudah sepi. Terima kasih untuk kesepian kerjaan yang sekaligus permintaan maaf, karena sepinya inilah saya bisa mengalihkan satu fokus menjadi 4 bahkan 5 fokus yang saat ini dikerjaan. Saat ini pun adalah saat mulai kangen dengan kegiatan menulis, adalah wujud dari rasa imajinasi kesremawutan fokus yang saya miliki belakangan ini. Bagaimana saya harus berada dikantor selama kira – kira 2 jam dan memutuskan go home dikarenakan aliran listrik dikantor putus. Sekali lagi ini permintaan maaf saya kepada manajemen karena dengan sadar tidak kembali kekantor sampai sore. Dengan penegasan warna hitam plus garis bawah perilaku ini jangan untuk ditiru bagi para pembaca. Saya habiskan sisa waktu siang hari dengan melanjukkan sesuatu hal yang mudah – mudahan minggu depan bisa selesai dan saya bisa pergi ke gramedia untuk sekedar melihat lihat buku baru dan intinya saya berniat membeli buku baru di minggu depan ini. Sampai sore saya menundukan kepala karena memang meja dudukan yang saya miliki memang terlalu rendah, punggung dan leher kaku semua, pola duduk yang sangat tidak dianjurkan oleh bapak dan ibu dokter. Ternyata rasa tegang dipungung dan dileher harus saya akhiri dengan bertemu seseorang yang kami memang jadwalkan pada jumat sore dan sabtu sore untuk kami bertemu, seseorang yang kami yakini pada saat ini mau dan mampu mengantarkan ke sebuah tempat yang memang sedang saya tuju, saya memlih beliau bukan karena ada rasa saling suka tapi karena memang baru segitu yang saya mampu untuk mengajak beliau mau berbicara dengan saya.
3.04 Pagi, saya masih menyiksa punggung dan leher menjadi lebih tegang, mulai dari perjalanan yang sudah dikejar waktu. Semuanya sampai batas tertentu harus ada besok, semangat dan sesekali mengeluh dan akhirnya telaten menyelamatkan saya untuk bisa membuka batas yang minggu lalu sudah kita sepakati. “Malam Ndri..Besok saya tidak bisa datang karena ada acara, hari rabu aja kita ketemunya “ kira – kira begitu  kalimat yang aku baca dari hp. Hahhh… Ada hal yang harus saya syukuri, adalah komitmen yang memang harus dijaga untuk sebuah perjuangan diri. Bagaimana semuanya bisa tercover oleh janji pribadi untuk meyelesaikan semuanya sesuai dengan deadline, walaupun sebenarnya masih agak kesal dengan kalimat sms tadi, padahal kalau saya buka sms lebih awal tadi kejadiannya akan lain. Saya lihat jam masuk sms pukul 17.30, itu artinya saya belum akan meyelesaikannya pada malam ini dan mungkin akan menundanya lain waktu.
Sebenarnya dari awal tadi saya Cuma mau menyapa kepada diri pribadi saja, tidak lebih dan tidak kurang, adalah TETAP SEMANGAT DENGAN KOMITMEN.
Fokus bukan satu, fokus adalah komitmen.

Tuesday, November 6, 2012

Tentang sebuah perjalanan

Satu dua tiga....
Satu langkah, dua langkah, tiga langkah...

....................................................................................
Ini adalah sebuah wujud dari mendamaikan diri sendiri yang kesal dengan logika kenyataan yang sebenarnya terjadi, perlahan lahan dan memang pasti akan terus melaju kedepan dengan wujud yang saya tidak tau akan kemana. kemana bergerak dan kemana akan menepi semuanya masih teka teki yang memang harus saya laksanakan dan saya ikuti alurnya. sebelum semuanya bisa saya kanter etek dengan sejumlah haluan yang mungkin saya rasa bisa berguna untuk menjadikan semunya menjadi lebuh baik. sabar dan ikuti dulu adalah kunci ketenangan jiwa saya saat ini, lihat semuanya dari inti dari sebuah perjalanan, inti yang memang sudah di sepakati oleh saya dengan saya juga waktu dahulu kala. saya harus komit dengan janji yang memang sudah saya buat dengan diri sendiri.
satu,dua,tiga.....senin,selasa,rabu   > saat saat dimana saya harus berjuang melawan ketidak pastian hidup yang memang masa-masa transisi kejiwaan saya alami, masa dimana angan-angan melayang jauh kesana denagn sejumlah plan plan yang menjadi bakal tujuan, sementara semuanya mash berada disini unutk menjalani sebuah aktifitas yang tidak sesuai logika. aktifitas yang hanya harus yang saya jalani untuk sebuh proses yang memang untuk saya juga, proses yang memang semuanya selesai untuk saya kerjakan dan selanjutnya saya harus mengambil hal yang seharusnya saya dapatkan.
satu,dua,tiga    > ketik, mengetik, mencari, mengerjakan, menyelesaikan, mengantar, bertanya, berpikir, mencocokkan, mengulangi, membaca....
aaaaahhhhh, harus saya lakukan unutk tujuan yang harus saya dapatkan.semuanya pasti akan berjalan dengan baik baik saja.semuanya demi yang sudah janjikan.semua demi yang sudah menjadi komit saya. semuanya akan berjalan demi yang saya dan janji saya.
tiga,dua,satu......Bismillahirohmanirohim

Salam saya kepada saya _doa saya kepada saya untuk tetap fight