Showing posts with label Perjuangan. Show all posts
Showing posts with label Perjuangan. Show all posts

Sunday, October 27, 2019

PEKERJA ROOSTER

Kembali kepada rutinitas seorang pekerja rooster, kami adalah seorang yang saat ini bekerja sebagai seorang rooster, kami harus sekian hari dalam waktu yang lama bekerja terus menerus dari pagi sampai petang tiba, sampai kami tidak tau kapan hari off itu akan tiba, bahkan untuk pada hari ini adalah tanggal berapa dan dalam rangka apa kami sendiri tidak begitu mmeperhatikan. Kami melakukan setiap rangkaian pekerjaan adalah dengan tuntutan semuanya adalah dengan segenap logika dan kesadaran bahwa system ini adalah yang kami inginkan. Berangkat dari jauh dari keluarga dan keinginan untuk mendapatkan hasil yang lebih adalah titik kesadaran yang harus kami ambil, bahwa setiap hal kesadaran dan keputusan adalah resiko pada akhirnya. Kami bekerja dalam system rooster, yang saat ini kami jalani dan nikmati sebagai seorang pekerja swasta. Sebagian pekerja mungkin belum mengenal apa itu system rooster, bagi kalangan pekerja yang biasa dalam dunia kontraktor, baik itu kontruksi  maupun tambang, pada umumnya perusahaan perusahaan tersebut memakai system rooster. System rooster kurang lebih adalah dalam jangka waktu tertentu kita akan bekerja tanpa adanya libur, bisa 1,5 bulan, bisa 2 bulan, bisa 2 bulan kita tidak akan libur, baru setelah itu kita akan diberi waktu libur selama seminggu, dua minggu ataupun tiga minggu sesuai dengan kebijakan dan ketentuan perusahaan masing masing.
Kembali ke kami ini, system rooster sangat menguntungkan bagi kami, yang kami ini adalah pekerja perantau dengan meninggalkan keluarga tercinta dikampung halaman. Dengan system ini kami bisa berkumpul dengan keluarga walaupun tidak setiap hari akan tetapi dalam durasi waktu tertentu kami bisa berkumpul dengan keluarga kami dan tentu dapan mengobati rindu kami sebagai satu kesatuan utuh yang namanya keluarga. Tentunya durasi libur yang kami punyai adalah tidak serta merta dapat mengantikan semua kebersamaan yang seharusnya dan sewajrnya kami miliki sebagai keluarga, paling tidak mampu mengobati dan melunasi hutang waktu yang kmai miliki terhadap keluarga tercinta. Banyak hal yang menjadi resiko kami sebagai seorang yang bekerja dengan system rooster ini, kami harus kuat fisik dan mental untuk bekerja dalam waktu long time dan continue tanpa adanya istirahat di akhir pekan. Kami dituntut untuk mampu focus dengan tekanan pekerjaan yang kami miliki untuk tetap tanggung jawab dan professional dengan semua tantangan tantangan yang ada didepannya. Mungkin bagi kalangan yang tidak terbisa dengan system rooster, dengan hanya membayangkannya saja mungkin sudah berat, tapi begitulah hidup, kita akan terasa sangat kesusahan dengan apa yang orang lain lakukan hanya dengan membayangkannya saja. Tentunya banyak gambaran dan imajinasi yang orang lain pikirkan dengan system rooster, apalagi apabila orang lain tersebut belum pernah mengalami bekerja dengan system rooster.
Kepada masing masing keluarga yang salah satu anggotanya mengunakan system rooster, marilah kita pahami dan kita syukuri bahwa semua jalan proses kehidupun adalah masing masing Antara satu dan lainnya mari kita nikmati setiap prosesnya untuk menjadikannya itu berkah untuk keluarga kita tercinta.

Salam, gunung megang 27-10-2019

Sunday, May 3, 2015

Sebuah Teguran

Tiba tiba…. Ya memang tiba tiba peristiwa itu terjadi, semoga hanya sebuah teguran untuk saya menjalani kehidupan selama ini yang masih jauh dari yang semestinya. Kesan perjalanan hidup yang dibuat seolah olah adalah sesuai dengan kaidah dan norma yang berlaku, sebenarnya hati ini malu sendiri dan sering kali terbesit pikiran dalam diri ini bahwa seorang pecundang dan pembohong adalah yang sebenarnya bahkan bisa dikatakan munafik. Banyak hal mulai dari pola piker, pola hidup dari yang bersifat perilaku, tingkah, perbuatan dan lain lain adalah hanya kesan manis yang hanya timbul kepermukaan. Yang kesemuanya adalah hanyalah semu belaka, yang hanya menjadi tutup dari ribuan tingkah dan perbuatan ataupun pola pikir yang sangat memalukan. Apakah ini yang dinamakan kehidupan yang sesungguhnya, kehidupan yang memang menjadi acuan bagi diri untuk terus menerus ingat kepada tuhan yang maha esa. Apakah kehidupan yang dijalani ini adalah perjalanan yang diperbolehkan oleh tuhan, ataukan perjalanan yang hanya dibiarkan oleh tuhan?
Ataukah perjalanan yang memang atas dasar perintah sang maha kuasa? Atau malah jangan jangan perjalanan yang dilarang oleh sang khalik? Terbesit dari hati kecil ini adalah alternative yang terakhir adalah yang sesuai dengan kenyataan. Kapan diri ini sadar dan menyadari akan kekeliruan yang sudah dijalani selama ini berlama lama. Kapan timbul keinginan untuk mampu berjuang berkomitmen untuk melawan diri sendiri untuk berjuang menjadi lebih baik dari sekarang ini. Apakah sekarang? Atau waktu kini? Nanti? Sebentar lagi kah? Penundaan hanya akan menjadikan diri ini kebal oleh tingkah dan perbuatan yang dilarang oleh tuhan, diri ini menjadi maklum dengan tingkah polah dan perbuatan serta pola pikir yang jauh dari tuntunan, paling tidak mendekati apa apa yang sudah menjadi keyakinan diri dan prinsip diri bahwa inilah yang sebenarnya harus dilakukan.
Hari adalah tempat belajar, hari kemarin adalah juga tempat belajar, hari besok adalah peluang untuk mengikuti ujian kehidupan atas usaha belajar yang sudah dijalani dihari ini dan hari kemarin. Pengambilan hikmah hikmah yang terjadi setelah satu hari penuh berinteraksi dan melewati hari hari ini di kemarin dan hari ini adalah untuk pesiapan hari esok menjadi lebih baik. Belajar adalah yang harus dilakukan untuk persiapan hari esok, komitmen adalah pegangan yang harus mejadi titik acuan dalam melakukan hari hari yang penuh dengan tantangan. Tangguh adalah modal perjalanan yang semakin kesana semakin tidak tahu bakalan yang akan terjadi.
Menjadi diri sendiri adalah inti dari beribu ribu kata positif untuk membangun kehidupan yang lebih baik lagi. Semoga bisa bertahan dan berjalan menjalani kehidupan untuk kehidupan yang akan datang menjadi lebih baik lagi.

Dumai,28/03/2015


After one moment for healty life…

Wednesday, June 11, 2014

BERSAMA DALAM SETIAP LANGKAH


Tuhan punya kuasa dan punya segala cara untuk membuat hambanya melakukan refleksi segala sesuatu hal yang berkaitan dengan hambanya. Setiap hal dan perbuatan yang berhubungan dengan seorang hamba adalah sebuah perwujudan untuk setiap hamba melakukan penilaian atas nilai nilai sari yang terkandung, baik itu yang tersurat maupun yang tersirat.  Ada banyak nilai yang terkandung dari setiap laku seorang hamba sehingga kita bisa menerima pelajaran yang penuh dari setiap itu. Seorang hamba adalah hanya mampu dan bisa merencanakan dan mengimplementasikan setiap proses dari rencana yang sudah disusun. Satu demi satu setiap proses dijalani untuk kemudian mendapatkan titik temu dari sebuah proses tersebut yaitu hasil. Ada banyak kemungkinan hasil yang akan diraih dan dicapai, banyak kemungkinan untuk mendapatkan hasil yang baik, tidak menutup kemungkinan dan juga malah sangat terbuka hasil yang akan kita capai adalah buruk atau gagal. Hasil baik dan buruk, hasil sukses dan gagal adalah wujud dari sudut pandang kita sebagai manusia biasa, yang hanya meletakkan segala sesuatunya dari oportunitas saja. Selagi segala proses dan juga hasil dari sebuah perjalanan menguntungkan bagi kita sebagai hamba, adalah baik dan sukses yang akan kita claim tentang sesuatu itu. Padahal tuhan punya luasan cara dan jalan sertu lautan arti dan semuanya itu adalah untuk kebaikan. Jalan tuhan untuk hambanya berbeda beda, tuhan maha segalanya dan maha agung dengan segala keluasannya. Sebagai seorang hamba penegasan yang lebih murni dan bukan hanya penegasan tetapi hal yang menjadi latar belakang dari sebuah setiap apapun bersamaan dengan hamba adalah Tuhan yang maha esa, maha segalanya dengan segala isi yang ada dijagad raya. Mengesampingkan sekecil apapun dari tuhan disetiap langkah dan setiap uraian hidup seorang hamba adalah pengingkaran atas kemaha besaran tuhan terhadap jagad raya beserta isinya. Disetiap proses dan langkah adalah adanya tangan2 tuhan yang ikut bercapur membaur mengikuti setiap proses, tuhan tidak membutuhkan kalkulasi sebab akibat, ataupun ada asap pasti ada api, semua yang ada di jagad raya ini termasuk didalamnya ada tingkah polah seorang hamba adalah dalam gengaman tuhan dan dalam monitor tuhan. Satu ditambah satu tidak harus dua, tidak harus ada api untuk mendapatkan asap. Sepenuhnya adalah keinginan tuhan untuk seorang hmabanya.

Perjuangan hidup adalah suci, perjuangan hidup addalah proses, perjuangan hidup adalah berinteraksi, perjuangan hidup adalah menuju ke, perjuangan hidup adalah mendapatkan sesuatu, perjuangan hidup adalah untuk yang terkasih. Perjuangan yang harus diperjuangkan adalah sesuatu yang telah menjadi inti dari semangat hidup jauh jauh hari sebelum seseorang manusia jauh berada di belakang titik start untuk mendapat sesuatu yang diperjuangkan tersebut. Kata kata besar yang membesarkan yang sering diucapkan bahwa jiwa dan raga ini akan sanggup dan akan mampu untuk mendapatkan sesuatu yang diperjuangakan. Sesuatu yang perjuangkan adalah satu kesatuan yang memparipurnakan, seorang hamba adalah menuju yang paripurna. Disaat titik start sudah kita injak, adalah kemauan, daya juang,kemampuan,kecepatan,dan daya tahan ( paling tidak itu dulu ) yang bisa menjadikan kekuatan ( nilai materi ) yang biasa mengantarkan seseorang hamba untuk mendapatkan sesuatu yang diperjuangkan. Mutlak untuk teori materi bahwa hal hal tersebut adalah yang harus dipenuhi unutk tercapainya sesuatu yang diperjuangkan tersebut. Tetapi tuhan tidak tidak pernah meninggalkan seorang hambanya sendiri. Ada nilai lain dari sekedar materi yang ditunjukan kepada seorang hambanya melalui proses dan bentuk2 yang lain yaitu nilai rohani. Salah satunya sebagai contoh adalah nilai empati, sangat besar pengaruh dan mempengaruhi kebijakan tuhan kepada seorang hambanya yang melakukan nilai empati kepada sesama. Tuhan punya cara tersendiri untuk membuat seseorang hamba memdapatkan sesuatu yang diperjuangkan. Menjadikan segala sesuatu ada tangan tangan tuhan yang ikut serta dalam setiap langkah kita dan menjadikan positif thinking setiap keputusan tuhan terhadap diri kita adalah kunci kita memenangkan kehidupan.

Amin…

Pekanbaru,11 Juni 2013

Monday, October 7, 2013

SP 5 RSTM PULAU BURUNG

Hari minggu, pekan terakhir di bulan September 2013. Kota kecil di salah satu kabupaten diprovinsi riau. Alhamdulilah pekerjaan sudah bisa closingan dan saatnya kembali ke lokasi lokasi selanjutnya. Kota guntung namanya saat ini saya berada, wilayah yang lumayan jauh dan setahu saya hanya bisa ditempuh mengunakan moda transportasi laut dari kota tembilahan. Kota yang aktivitas keramaian berada didaerah pinggir sungai dan terasa indah diwaktu malam hari tiba. Menjadi bagian dari suatu pembangunan didaerah pedalaman adalah hal yang unik dan menjadi pengalaman tersendiri bagi diri saya. Banyak tantangan yang menghadang disaat melakukan aktifitas didaerah ini. Ada hal was was dipertama kali berkunjung dan alhamdulilah semuanya mencair dan terasa nyaman dikala bertemu dengan warga warga sekitar. Sambutan penuh welcome dari masyarakat sekitar dan mereka sangat antusias untuk disegerakannya pembangunan tersebut. Moda transportasi yang harus ditempuh mengunakan speedbood dan juga harus over speedbood dikarenakan adanya daratan pemisah sepanjang 500 meter. Perjalanan menuju lokasi yang harus ditempuh sekitar 8 jam perjalanan, hamper setiap melakukan kunjungan waktu magrib adalah waktu dimana saya sampai dilokasi dan langsung disuguhi makanan dan minuman dari salah satu warga. Hangat, ceria dan harmoni sekali. Apalagi kesunyian daerah yang begitu alamiah ditambah dengan kebetulan satu suku daerah dengan saya membuat kerasan tinggal didaerah tersebut. 

Waktu kunjungan yang kira2 hanya 3 hari hari disetiap kunjungannya adalah saat2 yang penuh pengalaman yang terjadi pada perjalanan hidup saya. Semoga apa yang sudah dibangun bisa menjadi bermanfaat dikemudian hari dan tentunya jalinan silaturahim antar kita akan menjadi kuat lantaran keberadaan sinyal yang lebih kuat juga.

Bersambung
Pulau burung, 28 September 2013

Wednesday, January 23, 2013

Gelar_Keluarga Cemara


Salam Prasangka baik kami kepada kehidupan, kami percaya kehidupan akan berpihak kepada kami apabila kami mau menerima salam pertemuan dan kami pun akhirnya membukaan pintu yang terkunci dan selanjutanya kami bercanda bersamanya…

Luar biasa..apa yang barusan kami tulis dan masih menjadi khayalan, tiba – tiba pintu terbuka dan masuklah sang pangeran kecil dan saya yakin sang pangeran inilah yang akan melanjutkan perjuangan mengarungi kehidupan disuatu masa kelak.
Kepada yang pangeran kecil (Reyzal Gelar Pratama) Kami yakin dan percaya engkau akan menjadi Luar biasa di suatu hari kelak, Kami akan memberikan yang terbaik untuk masa – masa belajar engkau…rajin belajar, tekuni apa yang menjadi keinginan dan bakatmu, semoga kelak engkau menjadi anak yang berbakti kepada IBU…
Salam sayang dan penuh cinta kepada Reyzal Gelar Pratama
Bdg, 10/08/2012

Now, 23/01/2013, you has begun one step to forward, keep fight.

Sunday, December 30, 2012

TETAP SETIA


Kecintaan kami kepada Negara dan bangsa ini sungguh sangat luar biasa besarnya. Mulai dari ujung timur sampai ujung barat kami suka semuanya, dari ujung utara dan sampai ujung selatan tidak ada yang kami tidak sukai. Semuanya kami senangi, mulai dari hal hal yang kuno sampai dengan yang modern, kami menyukainya tanpa terkecuali. Bangsa dan Negara ini punya kita semuanya, rakyat Indonesia. Semua element bangsa ini mempunyai hak dan wewenang yang sama untuk mengisi berbagai macam kemajuan sesuai dengan kemampuan setiap individu masing masing. Setiap individu bebas mengekspresikan imajinasinya, terutama untuk kemajuan individu tersebut dan lebih mulai lagi untuk kemajuan masyarakat banyak. Setiap individu berhak mencari nafkah sesuai dengan kemampuan yang dimiliki di tanah air tercinta ini. Yang sebagai pejabat publik, seharusnya melayani keperluan masyarakat dengan professional. Jangan sampai menyusahkan masyarakat yang akan mengurus berbagai macam keperluanya. Tidak jamannya lagi pepatah “kalo bisa lama kenapa harus dipercepat” di akomodasi yang ujung ujungnya menyusahkan masyarakat. Yang bukan pejabat Negara kalau berurusan dengan pejabat Negara, janganlah memperlemah mental para pejabat Negara yang sudah lemah itu. Apa jadinya kalau yang sudah lemah diperlemah lagi. Sudah pasti dia akan tambah lemah dan ujung ujungnya terjadi ketidak adilan. Kita semua tahu kalau pejabat Negara di Negara ini dari level yang paling tinggi hingga ketingkat yang paling rendah sekalipun adalah orang orang yang belum dapat kita banggakan dalam hal prestasi. Dimana dalam melaksanakan tugasnya belum ada komitmen dalam diri masing masing individu untuk melaksanaka kewajiban dengan sebaik baiknya.  Wujud para pejabat Negara yang demikian ini sebagai gambaran masyarakat Indonesia pada umumnya yang juga mengalami “kesakitan”. Butuh perlakuan yang ekstra lebih mulai dari berbagai bidang seperti pendidikan, dakwah agama dan organisasi supaya tercipta masyarakat yang bisa diandalkan.                                                                             Kembali kepada kecintaan kita kepada bangsa dan Negara, wujud cinta kita kepada bangsa dan Negara ini adalah karena kita merasa menjadi bagian untuk hidup di tanah air tercinta ini. Negara ini milik semua elemen bangsa, dari yang kaya sampai masyarakat yang kurang beruntung pun mempunyai hak yang sama kepada bangsa dan Negara. Tetapi kebebasan yang didenggung denggungkan itu belumlah terwujud dalam kenyataaannya. Banyak sekali diskriminasi diskriminasi kepada masyarakat yang lemah. Sebagai contoh yang sederhana dan paling dekat dengan keberadaan kita sekarang ini adalah pedagang jagung yang ada di kota tercinta ini. Saya tidak tertarik untuk membahas tentang peraturan peraturan yang mengatur keberadaan penjual jagung itu. Saya lebih tertarik untu menyorotinya dalam sisi kemanusiaan dan keadilan saja (sila kelima pancasila). Terlebih dahulu, ini bukan hasil survey ataupun penelitian yang penulis lakukan, ini adalah ekspresi tenggang rasa yang penulis berikan kepada para penjual jagung yang ada dikota bersih ini. Pertama dan memang sudah seharusnya dua jempol tangan yang saya punyai, saya acungkan sebagai salam salut kepada anda anda semuanya yang telah berjuang mati matian untuk keberlangsungan hidup anda dan keluarga. Saudara berjuang keras mencari nafkah untuk membeli buku pelajaran anak anak yang sekarang masih duduk di bangku sekolah (biaya sekolah yang katanya gratis ternyata siswa disuruh membeli buku yang toko bukunya sudah ditentukan). Saudara berjuang demi keberlangsungan asap dapur yang seringnya tak mengepul (tabung gas tiga kilo yang di khususkan untuk masyarakat bawah ternyata dibarengi dengan kualitas selang kompor yang bawah pula). Saudara berjuang untuk membayar sewa kontrakan pertiga bulan yang sudah jatuh tempo. Saudara berjuang untuk membeli kebutuhan pokok  sehari hari yang terus naik (pemerintah tidak mampu mengendalikan harga harga yang ada di pasaran). Saudara berjuang  untuk membayar rekening listrik tiap bulannya (ancaman kenaikan tarif dasar listrik yang sudah diisyaratkan pemerintah ). Saudara berjuang untuk mencari biaya pengobatan orang tua yang terbaring dirumah sakit (jaminan kesehatan dari pemerintah jauh dari standar kelayakan kesehatan). Tapi apa yang saudara dapatkan dari pemerintah saudara. Pengusiran, pemindahan tempat, tidak boleh berdagang di sini, dan masih banyak lagi. Apa sih yang dimau oleh pemerintah saat ini. Hanya pemerintahlah yang mampu menjawabnya. Kalau boleh saya membantu menjawabnya yang pertama  karena kota ini terkenal dengan kota bersih dan rapi maka segala sesuatu yang dapat menjadikan kota ini tidak bersih, indah dan rapi harus di singkirkan. Tidak peduli itu masyarakat susah atau bukan. Kalau orang kuat sih tunggu dulu. Yang kedua meyebabkan kemacetan jalan protokol. Demi kelancaran dan kenyamanan para pengemudi kendaraan bermotor dan mobil (rata rata orang kaya bro), orang lemah dihimbau untuk menyingkir dan kalau imbauan tidak mempan maka paksaan pun akan dilakukannya. Yang ketiganya dan seterusnya silakan pembaca yang menambahkanya. Kita semua menyadari apa yang dilakukan oleh para pihak berwenang itu untuk kemajuan kota ini. Masyarakat apresiasi semua pihak yang berwenang (bukan koruptor lho) atas jerih payah (balas jasanya besar kali) dalam upaya untuk membuat kota ini menjadi tertata rapi. Tapi ada satu hal yang harus diperhatikan dalam setiap kebijakan yang di ambil, adanya keserasian dan porsi keadilan kepada semua elemen masyarakat. Jangan sampai ada pihak yang dikorbankan. Jangan sampai pihak yang sudah lemah ditekan terus dan akhirnya minggir dengan serentak. Bertahan tak mungkin karena akan hancur juga tetapi kalau menyingkir jauh lebih hancur. Seperti kasus para penjual jagung, bertahan disitu terus tidak mungkin karena akan berhadapan dengan arogansi aparat tetapi kalau menyingkir mau berjualan dimana lagi. Tempat yang baru tidak akan memberikan penghasilan yang cukup untuk keluarga. Karena konsep dari ilmu perdangangan selain mutu dagangan yang unggul juga lokasi yang strategis untuk menarik para pembeli. Mana mungkin para pembeli mau membeli kalau lokasinya tidak cocok dengan suasana yang diinginkan.                                                                        Begitu juga demi tujuan yang lain seperti supaya tata kota yang lebih menarik. Kalau yang satu ini tidak ada ilmu di Negara ini yang bisa menjelaskan kalau keberadaan penjual jagung itu mengurangi keindahan dan kerapian. Ini hanya persoalan sudut pandang. Tergantung individu masing masing,dari sudut pandang mana mereka memandang para penjual jagung ini. Dalam hal ini yang melatarbelakangi sudut pandang itu antara lain prinsip hidup, kepentingan, pembanding, dan tujuan. Tentunya ini melekat penuh kepada para pihak yang berwenang. Saya percaya para pihak yang berwenang ini mempunyai latarbelakang sudung pandang yang berorientasi kepada kepentingan masyarakat luas. Kita  menginginkan keadaan kota yang indah, rapi dan enak dipandang mata. Sehingga kita merasa betah dan bangga menjadi bagian dari warga kota. Derajat kita sebagai warga yang kotanya bersih rapi tentunya akan meningkat seiring dengan pengakuan dari warga kota tetangga. Tetapi apalah artinya keindahan dan kerapian yang tampak diluar. Seperti Jalanan yang bersih dan taman kota yang rapi, tetapi di tengah tengahnya kehidupan para warganya yang lemah (penjual jagung) kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pokoknya sehari hari. Kita seringkali mempertontonkan wajah wajah yang dipoles dengan bedak bedak kosmetik yang mahal (jalan jalan raya bersih) tetapi kita melupakan hal hal yang lebih esensial dari pada itu yaitu asupan gizi yang masuk kedalam tubuh kita (tergusurnya pedagang kaki lima demi keindahan jalan). Bukankah wajah yang cantik dan molek (tata kota yang rapi) tidak ada artinya apa apa kalau badan yang kita punyai sakit sakitan (masyarakatnya bermasalah dalam hal ekonomi dan sosial)?.Bahkan kita pun seringkali nyaman dalam wajah kepura puraan, kalau ini dibiarkan akan menimbulkan akibat sosial yang lebih besar. Tentunya kita tidak mau mencapai tujuan mulia dengan cara mengorbankan sesuatu yang tidak seharusnya dikorbankan, justru seharusnya sesuatu itu diberdayakan. Kalau boleh memilih tentunya para pedagang jagung bisa berjualan dipinggir jalan sedangkan tatanan kota bisa terlihat rapi dan bersih. Inilah yang akan menjadi pekerjaan rumah para pihak berwenang. Malu dong kepada masyarakat kalau mengurusi ini saja tidak selesai selesai. Semakin ini berlarut larut justru akan merendahkan para pihak yang berwenang itu karena bukan seharusnya para pihak yang berwenang dibuat pusing mengenai hal ini. Mempercepat penyelesaian ini bukan berarti menutup begitu saja pembahasannya, yang lebih kongkrit tentunya penyelesaian yang memberi nilai positif kepada semua yang mempunyai kepentingan. Sudah saatnya pihak yang berwenang mencari jalan terbaik, dan bisa sedikit lebih arif kepada pihak yang lemah guna pengamalan pancasila sila kelima pancasila. Memperlemah disatu sisi untuk memperkuat yang sisi lain tentunya hal yang tidak dikehendaki oleh semua pihak. Bagaimana perkuatan itu bisa berjalan beriringan untuk menuju satu tujuan yaitu harmoni.                                   
Kepada bangsa dan Negara Indonesia janganlah khawatir akan sikap nasioanalisme para penjual jagung (masyarakat bawah pada umumnya). Kami adalah putra putri bangsa yang tetap tidak rela apabila harga diri bangsa ini di injak injak oleh Negara lain. Darah nasionalis ini serasa terbakar untuk mengangkat senjata ke medan pertempuran. Kami adalah golongan yang sudah biasa dibohongi oleh para pejabat pejabat dimasa pemilu tiba. Kami adalah golongan yang menjadi tujuan program anggaran bantuan langsung tetapi itu tidak seutuhnya kami terima. Kami adalah golongan yang benar benar hukum di negeri ini berlaku kepada kami. Kami adalah kami yang tetap setia untuk menyatakan kami adalah seorang nasionalis sejati.                                                                         By.andrie ya

BEDA ITU INDAH ( ORA OPO APA )


Kata pertama yang tertulis diatas ( bahasa jawa artinya tidak apa apa ) dan sekaligus sebagai judul dari tulisan ini adalah wujud dari keinginan dari seorang anak muda yang menginginkan apa yang sudah menjadi warisan dari nenek moyangnya untuk selalu dipegang teguh, supaya kelestarian dan keberlangsungan sebuah tradisi dan budaya dapat terlestarikan. Untuk sedikit mengurai maksud judul yang tertulis tersebut, disini akan dijelaskan secara terperinci. Walaupun tanpa data data ataupun sumber yang bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya, tetapi apa yang diuraikan ini adalah sesuai dengan pengalaman langsung sang penulis menghabiskan hidupnya hingga menginjak dewasa seperti sekarang ini ( lebih tepatnya sekarang si penulis merantau ke seberang ). Pertama tama untuk memulai kegelisahan penulis adalah bahwa daerah satu ini adalah daerah yang sungguh tidak menarik untuk para wisatawan (tepatnya karena belum ada promosi dari pihak terkait ), masuk dalam wilayah ibu kota provinsi jawa tengah tetapi lebih dekat dengan daerah istemewa djogjakarta dari pada kota semarang. Tepatnya berada di kabupaten Purworejo, kecamatan Kemiri, desa Paitan. Disebelah barat berbatasan dengan desa Waled, sebelah utara berbatasan dengan desa Gesikan, dan sebelah timur berbatasan dengan desa Tunggorono serta disebelah selatan berbatasan dengan desa Kaliwatu. Perjalanan menuju ke kecamatan Kemiri kurang lebih memakan waktu 15 menit, Sedangkan perjalanan menuju kabupaten Purworejo memakan waktu 45 menit, keduanya itu apabila ditempuh mengunakan sepeda motor. Perjalanan ke Semarang kira kira memakan waktu 3 jam seandainya mengunakan sepeda motor ( kalau yang ini penulis belum pernah membuktikannya sendiri ). Desa Paitan terbagi menjadi beberapa dusun yaitu krajan wetan, krajan kulon, pedukuhan dan gronggonggan. Tidak ada keistimewaan lebih dari desa ini, hal menonjol yang bisa saya tangkap setelah sekitar 24 tahun mengaku menjadi generasi penerus desa tersebut adalah adanya perbedaan lafal bunyi dari kata yang diucapkan oleh setiap warga dusun. Aneh memang dalam satu desa (satu kepala pemerintahan yaitu kepala desa) yang luas wilayahnya sangat kecil (luas tepatnya kurang paham tapi seperti desa desa dijawa pada umumnya ) tetapi mempunyai perbedaan dalam hal bahasa yang digunakan para warga dalam percakapan sehari hari. Perbedaan yang maksud disini adalah pemakaian vocal a dan vocal o yang digunakan oleh masayarakat didesa ini. Memang tidak semua kata kata yang mengalami perbedaan tetapi bagi saya pribadi yang orang awam dan bukan peneliti bahasa ataupun ahli bahasa, sangat kagum dan merasa aneh dengan perbedaan yang dimiliki desa paitan. Perasaan kagum dan aneh yang saya miliki tidak serta merta membuat saya untuk mencari tahu (paling tidak dengan pertanyaan apa, mengapa dan bagaimana). Bagaimanapun juga kekaguman yang saya miliki atas perbedaaan pelafalan bunyi kata kata yang hanya dimiliki oleh desa paitan (setahu saya desa desa lainnya disekitar tidak memiliki seperti yang dipunyai desa paitan) tidak berarti membuat saya merasa lebih dari daerah lain. Kekaguman yang saya miliki semata mata untuk lebih menghargai arti dari sebuah perbedaan. Saya berikan contoh yang sederhana untuk menjelaskan perbedaan bunyi pelafalan kata kata itu antara lain : apa dan opo (hanya krajan wetan yang mengunakan kata opo), sapa dan sopo (hanya krajan wetan yang mengunakan kata sopo), dan lain lain. Krajan wetan yang cenderung ikut bahasa jawa djogja solo (walaupun jauh dari mendekati mirip) sedangkan krajan kulon, pedukuhan dan gronggonggan mengikuti bahasa jawa tegal banyumasan (walaupun tidak bisa dinamakan bahasa jawa ngapak). Mungkin bisa lebih tepatnya kalau desa saya ( yang bersangkutan pergi merantau ) adalah daerah abu abu (peralihan) antara bahasa jawa djogja solo dengan bahasa jawa tegal banyumasan. Seperti kebanyakan budaya di Indonesia, budaya budaya tersebut harus berjuang keras untuk mempertahankan diri supaya tidak ditinggalkan oleh kerabatnya sendiri dari pembuat budaya tersebut. Budaya budaya tersebut harus berjuang keras melawan “gengsi”. Saya menyebutnya gengsi karena kebanyakan budaya budaya lokal kalah oleh budaya yang datangnya dari luar dan dianggap modern. Hanya budaya budaya yang mampu mengikuti gaya hidup manusialah (akibat dari “gengsi”) yang bisa bertahan walaupun budaya yang digunakan hanyalah semu belaka. Seperti halnya budaya didesa Paitan yaitu perbedaan bahasa antara pelafalan bunyi kata vocal a dan vocal o, salah satu dari bunyi pelafalan tersebut mulai di tinggalkan oleh pengunanya, yaitu bahasa jawa dengan pelafalan bunyi vocal a. Para warga di desa Paitan lebih memilih pelafalan bunyi yang mengunakan vocal o. Bahasa jawa dengan pelafalan bunyi vocal a dipersepsikan oleh masyarakat desa paitan (khususnya kalangan muda mudi) dengan kampungan, rendahan, tidak sesuai dengan jaman modern, tidak cocok untuk pergaulan. Meminjam istilah dari komedian sekaligus pemandu acara program stasiun tv Tukul arwana bahwa bahasa jawa pelafalan bunyi vocal a (khusus didesa saya) adalah katrok. Sebagian kalangan anak muda mudi di desa ini yang meliputi krajan kulon, pedukuhan dan gronggongan enggan untuk mengunakan bahasa jawa dengan pelafalan bunyi vocal a, hanya sebagian kecil dari anak muda saja yang mau mengunakannya. Mereka lebih memilih bahasa jawa dengan pelafalan bunyi vocal o karena alasan yang sudah disebutkan diawal tadi. Kalau ini dibiarkan terus menerus bukan tidak mungkin, hanya dengan hitungan tahun saja keunikan dan kekhasan dari desa ini akan segera hilang ditelan “gengsi” tersebut. Berangkat dari rasa keprihatinan inilah, saya pribadi mempunyai kewajiban terhadap diri sendiri untuk bertekad melestarikan budaya bahasa jawa pelafalan bunyi vocal a (penulis tempat asalnya krajan kulon) dengan cara memulai dari diri sendiri. Memang ini butuh kekuatan yang ekstra lebih supaya bisa menahan gempuran (baca pengaruh) dari bahasa jawa pelafalan bunyi vocal o, dengan cara tidak malu mengunakan bahasa jawa pelafalan bunyi vocal a dengan orang orang satu asal supaya bahasa jawa pelafalan bunyi vocal a tetap eksis walau dengan susah payah untuk bertahan. Bagi saya melestarikan Sesuatu yang sudah diwariskan oleh generasi generasi terdahulu adalah sebuah kewajiban yang harus dipenuhi oleh generasi penerus. Menjaga dan melestarikan dengan cara mengunakanya dalam kehidupan sehari hari adalah wujud dari memartabatkan kehormatan diri sendiri. Bukan malah meniru niru budaya orang lain, itu sama saja membuat orang lebih maju sedangkan kita untuk berdiri saja susah payah. Saya tidak anti dengan kebudayaan pihak lain, tetapi alangkah indahnya apabila kebudayaan yang kita punyai dilestarikan supaya warisan dari generasi generasi terdahulu tidak mati ditelan kemajuan jaman. bukankah masa kini yang unggul adalah masa kini yang mau menghormati masa masa terdahulu. Saya pribadi tidak mengatakan kalau kebudayaan lain jelek, Bagi saya tidak ada yang bisa mengukur atapun menilai tingkatan tinggi rendahnya dari suatu kebudayaan, dalam hal ini bahasa. Semua bahasa adalah keajaiban yang mampu dimiliki oleh sejarah perjalanan hidup manusia dimuka bumi ini, melalui proses yang sangat panjang. Butuh ratusan bahkan hingga ribuan tahun sehinga bisa tercipta suatu bahasa unik seperti sekarang ini. Dahulu sebelum manusia menemukan bahasa sebagai alat komunuksi, alat komunikasi yang digunakan hanya mengunakan bahasa tubuh. Sangat sulit jaman dahulu untuk menjelaskan hal hal yang spesifik karena bahasa tubuh yang dapat digunakan sangatlah terbatas, sehinga dengan penemuan bahasa yang diikuti dengan penemuan tulisan, sangat memudahkan orang dalam hal komunikasi. Penemuan penemuan bahasa yang saat ini dapat kita temui bermacam macam adalah buah karya dari sebuah proses perkembangan dan telah mengalami banyak sekali perubahan, sehingga saat sekarang ini kita bisa berkomunikasi dengan lancar kepada sesamanya. Coba bayangkan apabila sampai saat ini manusia belum mampu menemukan bahasa, sungguh sangatlah menderitanya kita dalam hal komunikasi terhadap sesamanya (mungkin kemajuan iptek saat ini belum akan terjadi). Pada dasarnya dan esensi dari sebuah bahasa adalah untuk mengkomunikasikan apa yang menjadi maksud dan tujuan kita agar bisa sampai kepada orang lain, sehingga sangatlah naif apabila hal yang sangat bermanfaat tersebut (pengkomunikasi ) digolong golongkan ( lebih bagus, lebih sesuai dengan jaman modern, cocok untuk gaul ) yang elemen penggolongannya tidak bisa terdeteksi. Sudah saatnya pemerintah setempat dan para warga di desa paitan untuk sadar dengan keunikan hal ini, keunikan yang tidak di miliki oleh daerah lain. Supaya keberlangsungan keunikan yang dimilikinya tidak tergerus oleh budaya budaya lain. Sehingga budaya yang sudah diwariskan oleh generasi sebelumnya bisa tersampaikan oleh generasi selanjutnya. Jangan sampai generasi yang akan datang hanya bisa mengetahuinya lewat sejarah (kemungkinan besar bukan sejarah tertulis). Padahal keunikan perbedaaan pelafalan bunyi antara vocal a dan vocal o tersebut dapat terlestarikan seandainya para warga menjaganya, dengan cara mengunakan dalam percakapan sehari hari. Apabila perbedaan ini bisa diberdayakan dengan sebaik baiknya, maka banyak potensi yang bisa dimanfaatkan dari desa paitan, diantaranya adalah : wisata bahasa. Masyarakat luar bisa berwisata didesa Paitan, melihat langsung keunikan yang ada di desa Paitan ditambah dengan nuansa alam yang masih alami dan para wisatawan akan disuguhi oleh senyum ramah khas penduduk desa. Disamping itu, desa ini nantinya akan dikenal oleh masyarakat luar karena keunikan perbedaan bahasanya, disamping itu juga akan meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat. Maka dari itu untuk mendukung agar semuanya bisa berjalan dengan baik, maka perlu perhatian serius dari pemerintah setempat untuk menyiapkan sarana prasarana yang memadai, guna menunjang program wisata bahasa tersebut. Antara lain sarana jalan, sarana transportasi, penginapan yang representative, sumber daya manusia setempat, dan lain lain. Dan juga yang tidak kalah pentingnya adalah persoalan promosi, melalui pihak yang berwenang pencitraan pencitraan mengenai desa ini (mengenai keunggulan dan pengalaman berharga yang bisa diperoleh apabila mengunjungi desa paitan) harus intensif dilakukan ke luar daerah guna memperkenalkan desa ini ke masyarakat luas. Saya yakin apabila semuanya dikelola dengan baik, maka proyek desa bahasa akan mudah terwujud sehingga kesejahteraan masyarakat setempat akan semakin meningkat dan juga pendapatan pemerintah daerah dari sektor pariwisata juga akan naik Sudah menjadi kewajiban kita semuanya untuk memperhatikan hal hal kecil yang berada disekitar kita, supaya hal hal terbaik yang kita miliki bisa termanfaatkan dengan sebaik baiknya. Mulailah dari diri kita masing masing, mulailah dari hal yang paling kecil yang bisa kita lakukan untuk melangkah ke hal hal yang lebih besar. Dalam lingkup Bangsa Indonesia, Sudah saatnya kita memperhatikan budaya budaya lokal negeri ini, jangan silau dengan budaya yang datang dari luar negeri. Dengan cara mencintai produk produk budaya local masing masing berarti kita telah memperpanjang status Negara Republik Indonesia sebagai Negara yang beraneka ragam (mulai dari suku , agama, ras, bahasa, makanan, dan lain lain). Maukah kita semua ciri khas yang dimiliki bangsa ini hilang? jawaban serentaknya tentu tidak ( bagi orang orang yang punya nasionalisme ). Mari kita tunjukan jati diri bangsa ini melalui penguatan budaya budaya lokal yang dimiliki oleh daerah masing masing. Penguatan yang dimaksud di sini bukan untuk menonjolkan sifat lokalisme sempit, tetapi bagaimana penguatan tersebut bisa mempererat persatuan dan kesatuan sebagai anak bangsa. Dengan semangat toleransi yang tinggi, kita wujudkan perkembangan budaya budaya lokal yang sebesar besarnya. Seperti halnya perbedaan pelafalan bunyi vocal a dan pelafalan bunyi vocal o yang berada di desa Paitan. Mimpi besar saya kelak akan terwujud suatu desa yang dikenal oleh masyarakat luas dengan sebutan DESA PAITAN DESA WISATA. Amin. by. andrie ya

Tuesday, December 11, 2012

Berani Berjanji


Sudah menjadi kemauan setiap manusia, mereka pada dasarnya memiliki sisi keberanian yang itu juga beriringan dengan sifat takut. Setiap manusia diberi keleluasaan untuk memilih apa yang menjadi keyakinannya unutk dipilih. Bahwa setiap pilihan pasti mengandung resiko yang setiap kita hanya bisa menerka nerka apa yang akan terjadi apabila diambil salah satu pilihan tersebut. Apakah kita mengambil pilihan berani melakukan atau takut untuk melakukan. Semuanya berawal dari latar belakang yang bermuara kedalam pola pikir setiap manusia. Apa yang menjadi konsumsinya setiap hari akan dengan mudah menyadi motor pengerak penentuan pilihan berani ataupun takut. Ini hanya persoalan kebiasaan seseorang, siapa yang biasa dengan keadaan tertentu akan dengan mudah memilih apa yang sesua dengan tema keseharian yang sudah dijalani. Hidup membutuhkan keseimbangan yang dijabarkan setiap waktu. Ada kalanya kita harus mengambil sisi yang memang tidak kita sukai yang akhirnya tuhan memberikan yang tidak pernah kita duga sebelumnya, ada mekanisme alam yang kita tidak tahu arahnya. Hukum alam yang pasti dan tidak akan berubah adalah keseimbangan. Harmoni antara satu dengan yang lainnya adalah sesuatu yang memang menjadi bagianmutlak didunia ini. Sementara yang lain sibuk untuk mencari kegembiraan semu, yang lain lebih memilih diam sejenak dengan sejumlah kerjaan yang harus diselesaikan. Sementara yang lain tidur pulas menghabiskan malam, ada beberapa yang lain masih berjuang untuk menyelesaikan sesuatu hal yang menjasi tanggung jawabnya. Sementara yang lain tidak menjadi bagian dari keluarganya khusunya orang tuanya, ada sebagian dari mereka menyisihkan uang hasil jerih payahnya yang tidak seberapa untuk di orang tuanya yang memang sudah tidakbisa bekerja lagi. Sementara yang lain membutuhkan alat teknologi canggih ditahun depan guna menuruti gaya hedonisme masa kini, ada sebagian manusia yang dengan kesungguhan hati mencoba menjawab cita cita orang tua sebagai muslim yang ingin paripurna. Ada memang sebagian orang yang mencoba semuanya supaya berhasil dan menikmatinya sendiri di kala malam menjelang, sementara ada disana yang mencoba berbagi kepada sesama dengan mencoba ikut merasakan apa yang menjadi penderitaan mereka. Satu yang lain tercukupi, sementara yang lain kosong tanpa isi. Berani berjanji adalah wujud komitme yang memang harus dilati oleh setiap insan untuk menjadikan kepribadian tangguh terhadap diri sendiri, keras dengan cita cita, kokoh dengan pendirian, menjadi jalinan kasih untuk sentantiasa menjadi harmoni bagi kehidupan.
Seimbang adalah aksi sama dengan reaksi, didalamnya ada momen dan  geser serta normal.

Friday, August 10, 2012

Memilih kehidupan (Reyzal Gelar Pratama)


Bosan dengan kehidupan ini? Kehidupan yang hanya ini itu saja, seolah olah hanya masalah dan masalah yang ditemui. Pernah terpikir untuk tidak memilih kehidupan ini, dan selanjutnya pergi ke planet lain untuk berwisata dengan harapan bisa mendapatkan kehidupan yang lebih baik dari sekarang.Mustahilkah? pertanyaan kau mengada ada saja…mana bisa kita sampai keplanet lain,  sementara lembaga kepunyaan negara paklik sam yang bernama NASA belum bisa memastikan kalau adanya kehidupan lain selain di planet bumi. Angan angan ngaco saja kalau kami bermaksud pergi keplanet lain yang nota bene kami sekarang ada di negara yang katanya justine bieber (Nulis namanya betul nggak ya) adalah negeri antah berantah. Dah dech…urungkan saja niat kita itu, marilah kita berfikir realistik untuk sebuah tujuan yang jelas, bahwa kita hidup sekarang ini adalah sebuah proses untuk menjadi suatu kaum ataupun suatu insan yang mulia. Bagaimana kita sebagai individu bertanggungjawab penuh terhadap setiap proses proses kehidupan individu tersebut. Kita sebagai individu harus mampu terlebih dahulu menopang seluruh tubuh kita dari ujung kaki hingga ujung rambut supaya kita sanggup dan mampu berdiri untuk mengatasi semua masalah masalah kehidupan. Kiranya kita sebagai individu adalah akan menjadi bangga atas apa yang sudah bisa kita raih untuk memenuhi hasrat keinginan baik material maupun immaterial yang kita dapatkan dengan cara yang sah. Salam senyum individu untuk setiap pribadi masing masing adalah wujud kesuksesan setiap insan manusia untuk lebih mau ikut merasakan setiap penderitaan atas beban hidup yang dialami oleh saudara saudara disekeliling kita. Pada tingkat inilah sang individu mencapai taraf tingkat seorang manusia yang sudah bisa memahami arti kehidupan ini yang sesungguhnya. Berawal dari hal hal kecil di pagi hari, dengan penuh iklas dan tulus, kami kira adalah senyum merekah dunia ini akan selalu tersungging. Cerah,ceria, menyelimuti kehidupan ini. Kami sebagai sang khusus penulis artikel ini adalah kami yang masih dalam proses belajar dan proses berjuang untuk mengalahkan semua ego individualitas yang ada pada diri kami unutk selanjutnya pelan pelan move on ke yang lebih baik. Adalah kami yang masih mencari makna sesungguhnya dari arti kehidupan yang kami jalani, kami yakin dan percaya pencarian ini membutuhkan waktu yang sangat lama, dan kami berharap pada diri kami untuk tetap teguh memegang komitmen yang sudah kami ikrarkan bersama kami sendiri. Terakhir, Semoga kehidupan akan menjadi lebih baik, semoga masalah bisa mencari jalan keluarnya, semoga kami disini mampu unutk berjuang melawan proses kehidupan. Salam Prasangka baik kami kepada kehidupan, kami percaya kehidupan akan berpihak kepada kami apabila kami mau menerima salam pertemuan dan kami pun akhirnya membukaan pintu yang terkunci dan selanjutanya kami bercanda bersamanya…

Luar biasa..apa yang barusan kami tulis dan masih menjadi khayalan, tiba – tiba pintu terbuka dan masuklah sang pangeran kecil dan saya yakin sang pangeran inilah yang akan melanjutkan perjuangan mengarungi kehidupan disuatu masa kelak.
Kepada yang pangeran kecil (Reyzal Gelar Pratama) Kami yakin dan percaya engkau akan menjadi Luar biasa di suatu hari kelak, Kami akan memberikan yang terbaik untuk masa – masa belajar engkau…rajin belajar, tekuni apa yang menjadi keinginan dan bakatmu, semoga kelak engkau menjadi anak yang berbakti kepada IBU…
Salam sayang dan penuh cinta kepada Reyzal Gelar Pratama
Bdg, 10/08/2012

Wednesday, April 11, 2012

Inti semangati Diri

Bertanya,ya harus bertanya yang harus dilakukan,setelah sekian lama mondar mandir dengan turun naiknya perjalanan,seakan jauh dari harapan tujuannya. Proses panjang sudah dicoba untuk semaksimal mungkin bisa menghasilkan sesuatu,tapi rasa2nya memang semuanya belum bisa dikatakan sempurna.bertanya? kepada siapa harus bertanya? tetangga kah? temankah? saudara dekatkah?,bukan jawaban mereka yang bakalan memecahkan masalah, jawaban akan keluar dari pemikiran -pemikiran jernih dari mereka2 tetapi bukan yang terbaik. mereka adalah sumber2  gudang jawaban yang seolah - olah akan membantu saya dalam mengarungi perjalanan ini, tapi bukan sesuatu itu yang akan membuat nyaman. sesaat. ya memang sesaat kami akan dipandu untuk mengikuti saran2 yang dikehendaki, tapi seterusnya kami akan berjalan sendiri dengan kedangkalan materi yang di ajarkan.payah, ya memang payah dan tidak seharusnya kami menerima tutunan yang diberikannya itu.jadi..yang mana yang akan menjadikan kami untuk bertanya????\

//////////////////////////////////////////////////detik pertama berpikir "belum tahu"
///// detik kedua "bimbang"
detik ketiga "Ragu" ////////////////
detik keempat "senyum mulai merekah", teringat masa2 indah dulu.
///detik kelima " diam merenung "



Semakin lama kami harus merenung dan ternyata kami tidak menemukan apa2. dan akhirnya kami putus kan untuk beranjak berdiri, berjalan, dan melakukan sesuatu.

ini lah jawabannya, MELAKUKAN, ya kata ini yang paling PAS untuk menjawab semua pertanyaan yang belum sempat terjawab.
jawabannya ternyata satu, jangan bertanya - tanya dan langsunglah melakukan sesuatu. itu intinya.

Tetap semangat, tetap berjuang, yakin kan filosofi hidup ini akan teori peluang, semua mempunyai kesempatan yang sama unutk menang....
Salam kemenangan, kemenangan hidup, kemenangan yang akan mengantarkan kepada cita2 nyata.

Malam ini kami kembali berdiri, kembali tegap dalam bercanda dengan kehidupan.
Kehidupan..Kami masih berani.

Pekanbaru 11/april/2012.

Friday, April 30, 2010

PENGORBANAN

Perpisahan dengan orang2 yang kita cintai ,kita kasihi,adalah sangat menyesakan relung jiwa ini.tetapi yang namanya kehidupan ini harus tetap jalan untuk sesuatu tujuan yang sudah menjadi pilihan dari awal.kita harus memilih diantara banyak pilihan yang sudah tersedia di kehidupan ini.semua pilihan mengandung resiko dan semua pilihan membutuhkan perjuangan untuk sesuatu hasil yang memuaskan.jadi tak ada yang gratisan didunia ini,semua butuh ongkos yang harus kita bayarkan untuk sesuatu yang telah kita pilih.jadi jangan sekali kali kita mengharapkan sesuatu hal datang secara cuma2,kalaupun suatu pemberiaan bunyinya cuma2 tetapi di waktu nanti harus ada biaya yang harus dikeluarkan mengenai pemberian tersebut.tetapi yang harus dingat disini,kita harus selalu ingat tentang prinsip ekonomi yang telah kta pelajari sejak di bangku smp yaitu bahwa bagaimana menekan sekecil2nya ongkos dengan hasil yang maksimal.








salam belajar hidup