Showing posts with label Leluhur. Show all posts
Showing posts with label Leluhur. Show all posts

Sunday, May 20, 2018

URUP 2

Sebuah oncor / obor / suluh, mari kita membayangkan sebuah jenis benda kecil ini, mari memulai imajinasi kita dengan sebuah potongan bambo kecil kira2 panjangnya tidak mencapai 40 cm, tergantung dari kebutuhan pemakai. Sebuah potongan bamboo kecil yang mempunyai diameter tidak lebih dari 5 cm, karena lebih kearah keluwesan dan kepraktisan pengunaanya. Salah satu dari ujung bamboo tersebut adalah ruas bamboo yang berfungsi sebagai pangkal dari obor tersebut, dan ujung yang lainnya adalah dipasang sabut kelapa / kain yang tahan lama terhadap api. Sebelum dipasang sabut kelapa atau kain tadi, ruang antara ruas dgn sabut kelapa/kain diisi dengan air tanah ( kalau didaerah saya namanya lengo potro ), salah satu bahan bakar yang sudah mulai langka ataupun sudah tidak dijual bebas, kemungkinan akibat dari cadangan yang mulai sedikit dan akibat dari peralihan kebijakan pemerintah untuk beralih ke bahan bakar gas untuk kebutuhan rumah tangga.

Kembali ke oncor / suluh / obor tadi, suatu benda kecil yang apabila rangkaian material sudah terpenuhi semuanya, ujung dari sabut kelapa / kain tadi di dekatkan dan menempel ke api akan menyebabkan menyala. Tidak besar dan tidak terlalu kecil api yang menyala, tergantung dari diameter bamboo yang kita gunakan untuk membuat oncor / obor / suluh tadi. Nyala api dari oncor / obor / suluh itu adalah yang saya memaknai filosofi jawa , bahwa “ urip iku urup “, yang kata urup tadi adalah kata yang disiratkan dari api kecil yang nyala dari oncor / suluh / obor. Begitulah beberapa orang jawa bahwa kehidupan adalah seharusnya dan menuju seperti obor / oncor / suluh tadi. Sekecil apapun tingkah , tindakan, laku, pikiran, gerakan, omongan, tindak tanduk kita didunia ini adalah untuk sebagai penerang yang ada disekitar kita, seperti yang dilakukan oleh oncor / obor / suluh, api dari oncor / obor / suluh tidak akan menjangkau jauh wilayah yang di terangi, tetapi itulah yang sebenarnya hidup. Begitulah dengan hidup ini, dengan kata lain hidup ini adalah untuk bermanfaat terhadap mahluk disekitar kita.

Semoga kita sebagai orang jawa ataupun orang yang menyetujui falsafah falsafah jawa, salah satunya “ urip iku urup “ selalu istikomah untuk senantiasa berada didalam satu garis lurus mendekat ke falsafah tadi. Kemungkinan akan sulit dan sebuah proses hidup adalah untuk satu hari ataupun dua hari saja, proses hidup adalah selama itu kita hidup didunia, selama itu pula kita mencoba selalu mendekat kepada satu garis falsafah urip iku urup. Terakhir keberhasilan setiap orang adalah diakhir perjuangan selama kehidupan didunia ini berlangsung, bahwa disetiap detik kehidupannya adalah bernafaskan falsafah urip iku urup. Semoga kita selalu beriktiar untuk selalu dan selalu menerapkan falsafah urip iku urup yaitu bermanfaat untuk mahluk disekitar kita, sekecil apapun itu.

Andriyadi, 20/05/2018

Sunday, March 25, 2018

HANTU HANTU YANG SEMAKIN PUNAH

Untuk orang yang mengalami masa kecil tahun 90-an kebawah, cukup familiar dengan banyaknya nama nama hantu / medi yang ada di lingkungan sekitarnya, pada contohnya didesa paitan dan mungkin desa sekitarnya ( gesikan, waled, kaliwatu, gedong, rejosari, kemiri ). Banyak nama nama medi / hantu yang sering menghantui anak anak kecil pada umumnya, dan juga orang dewasa yang mempunyai psikologis ketakutan terhadap hantu / medi. Medi / hantu tersebut terpatri penuh dibenak dan pikiran anak – anak yang lahir sebelum tahun 90an. Sebagai contoh medi complong ( medi / hantu jenis ini mempunyai kediaman di kelapa yang jatuh dari pohon dan sudah dibolongi oleh bajing / tupai, sehingga ada rongga untuk jalan masuk medi / hantu ke dalam kelapa itu ). didesa paitan dan mungkin desa sekitarnya ( gesikan, waled, kaliwatu, gedong, rejosari, kemiri ) selain contoh satu nama hantu diawal tadi, berikut ini beberapa contoh hantu yang sudah semakin hilang dari peredaran lingkungan sekitar, hantu tersebut antara lain :

· Medi Kemamang, Hantu ini adalah bulatan api yang besar yang terlihat dari kejauhan, pada jaman saya masih kecil, sering terlihat ( apakah itu memang betul medi / hantu kemamang yang dimaksud ) di sepanjang sawah dekat desa waled sampai arah terbis kulon desa gesikan ( pada waktu terlihat dari dataran desa paitan ).

· Medi Peri, Hantu / medi jens ini adalah seorang gadis dengan suara khasnya yang melenting dan seringnya ada ditempat yang gelap2. ( Dahulu kala yang pernah disebut ada medi / hantu ini dibelakang rumah mbah warni ), katanya untuk menangkap medi/hantu ini mengunakan keranjang ayam / reseg.

· Medi Genderuwo, Hantu jenis ini diilustrasikan seperti sosok yang besar, hitam dan menyeramkan. Didaerah sekitar saya di desa paitan, ada diperumahan sd negeri paitan, dan sekarang bangunan tersebut seterlah berubah fungsi dan fungsi terakhir sebagai mushola.

· Medi …. ( Blangkuntet pamam kebur ), Menurut cerita, hantu / medi ini ada di brog / jembatan kalen di gronggongan desa paitan, hantu ini akan berulah dengan menceburkan dirinya kedalam kalen, sehingga kami warga desa paitan menyebutnya dengan blangkuntet pamam kebur.

· Medi pocong, Medi jenis ini sebagai perpanjangan orang islam yang sudah meninggal dan sebelum di kebumikan sekafani terlebih dahulu dan di pocong di kepalanya.

· Tuyul, Medi jenis ini digambarkan sebagai anak kecil yang berkepala plontos.

· Andan – andan, medi ini adalah perpanjangan dari terbelo / andan andan ( tempat untuk mengangkat jenazah ) yang pada malam hari bergerak mengambang tanpa ada orang yang memikulnya.

· Medi wewe, Wewe ini akan berulah pada watu menjelang s/d sehabis magrib, sasarannya adalah anak anak kecil yang masih bermain diluar rumah pada waktu waktu tersebut.

· Medi Cepet, seperti dengan wewe, medi cepet akan berulang pada anak kecil yang masih bermain diluar rumah pada waktu sebelum magrib s/d sesudah magrib. Anak kecil yang kecepet ( sembutan anak kecil yang kena ganggu medi cepet ) akan sulit ditemukan dan biasanya setelah dicari cari dan ketemu disuatu tempat / daerah yang secara logika akan sulit diterima akal sehat manusia.

· Medi lampor, tipe hantu ini mirip sekali dengan medi cepet diatas.

· Monggo ditambahkan bagi yang ingin menambahkan untuk nama nama hantu yang ada didesa paitan dan mungkin desa sekitarnya ( gesikan, waled, kaliwatu, gedong, rejosari, kemiri ) untuk khasanah pengetahuan kita, dan sebagai bahan cerita untuk anak cucu kita bahwa pernah ada exis hantu di daerah lingkungan kita.

Dari sekain banyak hantu hantu diatas, saat ini keberadaanya sudah semakin tergerus dengan perkembangan jaman, sebagai contoh Hantu / medi complong – Pengunaan pestisida yang ugal ugalan dan memutus rantai makanan dan perburuan yang sangat liar, sehingga siklus rantai makanan terganggu, saat ini sangat jarang tupai / bajing yang berfungsi sebagai pembuat rumah bagi medi / hantu jenis ini, kelapa – kelapa sudah tidak jatuh dan berlubang sehingga medi ini tidak bisa masuk ke ruangan kelapa tersebut. sudah sepatutnya perkembangan yang kita dengungkan sebagai kemajuan, adalah kemajuan yang ramah terhadap sesama. Sesama kita sebagai mahluk ciptaan tuhan, sama sama kita sebagai mahluk tuhan berlomba lomba untuk sama sama yang tujuan akhirnya adalah bertumu kepada sang khalik. Harmoni adalah wujud utuh dari rantai makanan menjadi seimbang untuk memberikan sepenuhnya hak hak yang masing masing mahluk hakiki punyai.

Silahkan untuk yang pernah hidup didesa paitan dan mungkin desa sekitarnya ( gesikan, waled, kaliwatu, gedong, rejosari, kemiri ) untuk menambahkan dikolom komentar untuk menambah perbendaraan pengetahuan, dan untuk menginggat kembali masa masa dimana kita sebagai anak kecil pada waktu itu tersugesti penuh dikepala kita, bahwa ada batas – batas yang kita yakini dipikiran kita, bahwa kebebasan adalah hal yang tabu, ada kiranya sopan santun dan menghargai sebagai anak kecil terhadap orang tua selalu dinomor satukan. Batasan batasan yang dibangun oleh orang orang tua kita jaman dulu adalah bagaimana anak kecil bisa tetap berada dalam jangkauan / lindungan para orang tua. Dengan batasan batasan yang ada, para orang tua kita dengan lebih mudah mengontrol anak anaknya untuk tetap berada dalam rangkulan para orang tua.

Semoga satu kenangan ini bisa menjadi salah satu garis penghubung kesatu titik dimana kita pernah ada di suatu daerah, pernah didesa paitan dan mungkin desa sekitarnya ( gesikan, waled, kaliwatu, gedong, rejosari, kemiri ) yang menjadi tempat merangkai cita cita, membuat janji janji, meneguhkan keyakinan, dan mungkin saat ini belum bisa terwujud, apakah itu kemampuan yang belum memadai, atau fokus yang sudah mulai memudar, daya ingat yang mulai melemah, semoga mampu merefres kembali untuk meneguhkan kembali bahwa latar belakang adalah bagian yang tidak bisa kita pisahkan dari masa kini dan masa depan.

Andriyadi, 25/03/2018

Sunday, July 21, 2013

KEEP REMEMBER of PAITAN VILLAGE


Obrolan antar deso menjelang riyoyo.....

Deso 1 : Kembolah malah riyoyo maneng,
Deso 2 : Lha kok malam kembo, kan iso podo ngapuro2an..
Deso 1 : Yo nek seng kuwi yo mesti, adeng rak posisine nyong kor sedilut ae dieling2 ng masyarakatku.
Deso 2 : Maksudmu kuwi priwe?
Deso 1 : Jajal no, lha wong2 ngonaku kor eling aku H - 3 karo H + 3 tok, sak lebare wes ora kelingan, malah pas H + 3 sedulur2 ku podo dijak melo ora kelingan mbek aku. piye iki mbara?
Deso 2 : Lha karep mu iki priwe? isih mending dieling eling dari pada ora babar blas, njur njaluke opo jane?
Deso 1 : maksudku yo wektu seng ngo ngelinge kan kor 6 dino cacahe, mbok ya o di gunakke penuh ngo nguri2 onone aku.
Deso 3 : Dadi deso kok ya nduwei roso cemburu iki piye? posisimu kan yo kor nggo numpang urip, mbok ya o nduwei roso seng jembar dodone. diuri2 karo seng nduwe yo syukur, nek ora yo ora popo. karang diduweni iki onone manut karo manut.
Deso 2 : Setuju aku karo deso 3,opo meneh iki wulan poso, ora oleh ngarep2 seko wong liyan kor ngo ngapikke awake dewe. nek menurut deso 1 siji piye?
Deso 3 : jal piye Deso 1?
Deso 1 : Nek nyong yo tetep nuntut, wong wes seko jaman cilik barenG2 lan ngerti kahanan, ket jaman isih ra kepenak bareng2 kok, saiki kok yo arep ngilang2ke. saiki ngene wae, oleh elinge mbek nyong kor 6 dino, adeng wektu 6 dino kuwi murni kor nggo aku. ora oleh ono wong liyane nganggu kebersamaan aku karo masyarakatku lan jawabno seng jujur seko atine mayarakatku kabeh "penak ndi urip ng ndeso karo ng kutho?"
Deso 2 : Yo wes nek koyo ngono karep mu, mengko tak sampeke karo masyarakatmu.

Kor gluwehan, nggo refleksi sebagai sesama wong paitan,monggo podo sami2 nguri2 onone deso paitan.