Tuesday, January 23, 2018

BERSAMA HIDUP

Kembali ke pertanyaan yang sampai sekarang sudah menjadi pertanyaan kepada diri pribadi, pertanyaan yang muncul ketika sendu kehidupan ini sedang berlangsung, pertanyaan yang muncul dikala refleksi kehidupan yang sudah kita jalani selama ini, pertanyaan yang muncul ketika sepi menjadi teman diri pribadi, tentang hidup, tentang proses kehidupan manusia yang sampai detik ini diri pribadi adalah sesuatu yang masih belum menemukan jawaban atas apa yang menjadi pertanyaan pertanyaan tersebut. Hidup yang bagaimana kita sebagai manusia harus menjalani setiap jengkal waktu baik itu proses yang kedalam ataukah proses keluar terhadap diri pribadi. Apakah rumit jawaban itu ? apakah memang setelah mendapatkan jawaban tersebut diri pribadi akan menjadi lebih baik ? apakah setelah menjadi pribadi yang lebih baik akan menjadikan kebaikan untuk sekitar. Sebelum sampai terlalu jauh mendapatkan hasil jawaban dari pertanyaan tadi? Seberapa pantaskah diri pribadi menjadi bagian orang orang yang menyisih kepada tempat tertentu untuk berdesakan satu sama yang lainnya mencari satu garis pertanyaan kehidupan, yang sebetulnya garis pertanyaan tersebut adalah banyak, sehingga karena banyaknya menjadi tidak terhingga dan absurd dan tidak ada yang namanya garis tersebut. Semakin jauh kita bertanya kebelakang, semakin jauh kita menerima dan mengiklaskan sesuatu adalah semua kehidupan ini adalah absurd dan semuanya kosong dan tidak ada. Kita adalah ketidak adaan itu sendiri. Apakah kita hanya pasrah disatu titik ini? Satu titik dimana akan menjadi serangan kepada jiwa jiwa kita sebagai insan manusia, bahwa wujud negatif dari pengertian kita adalah kosong adalah tidak adanya daya juang ataupun usaha lebih  yang dihasilkan dari term kosong tadi. Manusia dan hidup adalah satu sisi aktifitas dari sekian banyaknya aktifitas yang lain dalam rangkaian besar yang sudah tuhan ciptakan.
Lalu harus bagaimanakah hidup yang seharusnya????
Sekali waktu pertanyaan – pertanyaan mengenai hidup tidak muncul sama sekali, pertanyaan tersebut hilang begitu saja dari diri pribadi, sampai sekarang tidak tahu mengapa pertanyaan tersebut hilang timbul dari diri pribadi. Pertanyaan tersebut apakah sebagai subyek ataukah diri pribadi yang menjadi subyek atas keduanya? Kalaupun pertanyaan yang menjadi subyek maka dari itu diri pribadi adalah obyek atas subyek tadi. Sebagai subyek pertanyaan tersebut menjadi sangat dominan terhadap diri pribadi, menjadi sangat kejam disaat saat tertentu, menjadi sangat tidak tahu waktu, menjadi sewaktu waktu menjadikan diri pribadi sebagai obyek yang tidak mempunyai tenaga dan pikiran untuk menjadi posisi predikat. Tetapi didalam moralitas kehidupan baik itu antar insan manusia ataupun dengan yang lain, satu sama lain adalah pihak yang menjadi besar dan mulia untuk secepatnya mengambil sikap dan perilaku bahwa iso rumongso adalah titik tertinggi dari moralitas setiap insan manusia. Dalam subyek dan obyek serta predikat yang dibahas sebelumnya adalah iso rumongso adalah jawaban untuk masing masing menjadi titik tertinggi dari menjadi mulia sebagai insan manusia
Disaat iso rumongso yang menjadi lini garis dari pijakan ataupun pengangan diri pribadi, adalah satu pencapaian yang akan menghasilkan harmoni kepada diri pribadi.


Lahat, 21 Januari 2018

Sunday, January 14, 2018

POS SECURITY - SATPAM - PENJAGAAN

Hubungi kami di,

Hubungi 86 ENGINEERING  dan Konsultan
Base Camp Jl Desa Paitan, Desa Paitan RT02/03, Kecamatan Kemiri, Kabupaten Purworejo
Email : ya_andri18@yahoo.com
Hp : 081378638978
WA : 081378638978

Salah satu perencanaan design bangunan yang memerlukan tata letak, konsep, tampilan, kegunaan dan efisiensi sebuah bangunan adalah langkah awal dalam mendesain sebuah bangunan, baik itu yang skala kecil maupun dalam bangunan skala besar.

Tampak depan bangunan pos jaga
Tampak isometrik

Tampak samping bangunan pos penjagaan

Tampak isometrik bangunan pos penjagaan


Lahir kembali menjadi bagian dari perencana bangunan untuk menjadi solusi permasalahan langkah awal pembangunan sebuah bangunan.


SINAU URIP

Mlakune salah siji karo liyane wong iku onone bedo lan werno werno. Mlakune iso podo nang arahe namung, prosese siji lorone iso bedo lan kadang ora gatuk babar blas.  Angele dadi wong urip, angele sinau dadi wong seng sak benere wong. Akeh banget wolak walike ati seng awake dhewe nglakoni. Tinemu seng sak niki dadi sek sakbenere bener miturut nalare dhewe, biso ora kanggo babar pisan nang wektu mengarep kanggo awake dhewe. Dadi kepastian bener niku ora biso dipastike saklawaase. Onone mung berubah ubah miturut pemahaman nalar awake dewe. Kuwi gumantung seko dasare ati lan pikiran nang wektu sakniki. Sak apik apike wong urip meniko seng saged jujur mituhu datheng awake piyambak, awake piyambak meniko ingkang maksudipun saking intine djati nipun wong urip. Angel pancen menopo ingkang seng  dikarepen asmane “ djati “, djati meniko barang seng pangonane ono ng jero seng paling njero saben2 wong urip. Ora sembarangan wong urip biso nemoni djatinipun piyambak - piyambak. Ono seng wes nemoni djatine miturut awake dhewe, namung akeh seng kliru angone ngarani nek barang kuwi arane djati. Dalan dowo prosese supoyo biso ketemu ingkang arane djati, inti sak inti intine barang software seng ono ng njero awake dhewe – dhewe. Proses seng ora ono pedote, sinau podo sinau, latihan terus terusan, njamin ora njamin mbuh biso ketemu seng diarani djati meniko mbuh ora, nek wes biso mendekati  ketemu kuwi wes iso diarani menungso seng apik, menungso seng resik, menungso seng manunggal karo awake dhewe, manungso seng mituhu karo awake dhewe.
Djati meniko ibarate obor ng wayah awan seng tetep murub, ibarate garis pathokan ng njero bunderan, ibarate lor kidule arahe wong mlaku, ibarate teteg banyu ng kali gede, ibarate wayah ing wanci subuh, kabeh wujude tindakan seng metu seko awake dewe meniko murni sangking asile olahan seko njero awake dewe, sanes seko olahane pihak njobo. Ngerti menopo seng kudu dilakoni lan kudu ditindakaken, tetep nglakoni mesti mboten wonten pengaruhe, mesti nglakoni mesti mboten diregani, mesti nglakoni mesti angel, mesti nglakoni. Djati kuwi wujude tindakan seng marai, sanes tindakan lantaran mergo, djati meniko jujur lan mituhu kaleh awake piyambak.

Sugeng rawuh djati, mugi saged dados obor, dados garise pathok, dados lor kidule mlakune wong seng lagi nglakoni sinau dadi wong urip. Amin….