Sunday, May 3, 2015

Keluarga Cemara 2


Ini lagunya…
Harta yang paling berharga adalah keluarga
Istana yang paling indah adalah keluarga
Puisi yang paling bermakna adalah keluarga
Mutiara tiada tara adalah keluarga
Selamat pagi emak ( mamak )
Selamat pagi abah ( Bapak )
Mentari hari ini berseri indah
Terima kasih emak ( mamak )
Terima kasih abah ( Bapak )
Restu kasih perkasa
Bagi kami putra putri yang siap berbakti
Harta yang paling berharga adalah keluarga.
Istana yang paling indah adalah keluarga
Puisi yang paling bermakna adalah keluarga
Mutiara tiada tara adalah keluarga
Selamat pagi emak ( mamak )
Selamat pagi abah ( Bapak )
Mentari pagi ini berseri indah…

Seri kedua halaman ataupun tema ini saya tulis kembali, rasanya tidak akan cukup segala sesuatunya untuk mengungkapkan segala rasa, keinginan, perlakuan ataupun balas budi terhadap mamak dan bapak kita. Sudah sekian banyak hal hal yang tidak bisa dinilai dengan apapun entah itu apa namanya. Semua dan tak ada satupun hal yang bisa mengantikan kasih sayang, perhatian, cinta kasih, belaian, didikan, pengajaran, bimbingan dan masih banyak lagi hal hal yang tidak bisa disebutkan satu persatu satu. Semua bermuara dan menjadi satu kepada kedua orang tua kita masing masing. Rasa terima kasih saja tidak akan cukup, pemberian oleh oleh ataupun hadiah yang kita berikan tidak akan sanggup mengantikan semuanya yang telah diberikan kepada kita sebagai anaknya. Hanya sepersekian persen dari apa apa yang telah diberikan kepada kita selama ini. Semenjak dalam  kandungan sampai umur kita saat ini, sudah sekian banyaknya hal2 yang membuat repot, membuat jengkel, membuat marah, membuat khawatir, membuat sakit hati, membuat menangis, membuat berrtengkar, membuat kecewa, membuat bimbang, tanpa kita saat ini merasa sedikit pun bersalah dengan apa apa yang telah kita perbuat kepada kedua orang tua kita.
Saat ini dan detik ini semoga kesadaran ( semoga tidak kepura puraan ) mengantarkan doa semoga sehat selalu diberikan kepada kedua orang tua, mejalani kehidupan dihari tuanya dengan kesehatan jiwa dan raga, dapat menikmati hidup dengan terus mengabdi kepada tuhan yang maha esa sebagai perwujudan sebagai insan tuhan. Semoga bahagia selalu melingkupan setiap jengkal langkah kehidupan dengan keberadaan anak beserta cucu cucunya yang sudah mulai tumbuh besar. Amin ya robbal alamin…
Semoga suatu saat dan semoga target waktu yang sudah dijanjikan oleh diri sendiri dalam jangka waktu tertentu akan tercapai pada akhirnya. Salam untuk masa depan dan salam untuk jangkauan yang masih bisa kita ukur dengan semua kemungkinan kemungkinan kehidupan yang semestinya.
Semua rintangan dan halangan semoga diri ini sanggup untuk bertahan untuk tetap berkomitmen untuk tangguh berjalan sesuai dengan janji yang sudah diikrarkan sebelum.


24/03/2015, Dumai.

Sebuah Teguran

Tiba tiba…. Ya memang tiba tiba peristiwa itu terjadi, semoga hanya sebuah teguran untuk saya menjalani kehidupan selama ini yang masih jauh dari yang semestinya. Kesan perjalanan hidup yang dibuat seolah olah adalah sesuai dengan kaidah dan norma yang berlaku, sebenarnya hati ini malu sendiri dan sering kali terbesit pikiran dalam diri ini bahwa seorang pecundang dan pembohong adalah yang sebenarnya bahkan bisa dikatakan munafik. Banyak hal mulai dari pola piker, pola hidup dari yang bersifat perilaku, tingkah, perbuatan dan lain lain adalah hanya kesan manis yang hanya timbul kepermukaan. Yang kesemuanya adalah hanyalah semu belaka, yang hanya menjadi tutup dari ribuan tingkah dan perbuatan ataupun pola pikir yang sangat memalukan. Apakah ini yang dinamakan kehidupan yang sesungguhnya, kehidupan yang memang menjadi acuan bagi diri untuk terus menerus ingat kepada tuhan yang maha esa. Apakah kehidupan yang dijalani ini adalah perjalanan yang diperbolehkan oleh tuhan, ataukan perjalanan yang hanya dibiarkan oleh tuhan?
Ataukah perjalanan yang memang atas dasar perintah sang maha kuasa? Atau malah jangan jangan perjalanan yang dilarang oleh sang khalik? Terbesit dari hati kecil ini adalah alternative yang terakhir adalah yang sesuai dengan kenyataan. Kapan diri ini sadar dan menyadari akan kekeliruan yang sudah dijalani selama ini berlama lama. Kapan timbul keinginan untuk mampu berjuang berkomitmen untuk melawan diri sendiri untuk berjuang menjadi lebih baik dari sekarang ini. Apakah sekarang? Atau waktu kini? Nanti? Sebentar lagi kah? Penundaan hanya akan menjadikan diri ini kebal oleh tingkah dan perbuatan yang dilarang oleh tuhan, diri ini menjadi maklum dengan tingkah polah dan perbuatan serta pola pikir yang jauh dari tuntunan, paling tidak mendekati apa apa yang sudah menjadi keyakinan diri dan prinsip diri bahwa inilah yang sebenarnya harus dilakukan.
Hari adalah tempat belajar, hari kemarin adalah juga tempat belajar, hari besok adalah peluang untuk mengikuti ujian kehidupan atas usaha belajar yang sudah dijalani dihari ini dan hari kemarin. Pengambilan hikmah hikmah yang terjadi setelah satu hari penuh berinteraksi dan melewati hari hari ini di kemarin dan hari ini adalah untuk pesiapan hari esok menjadi lebih baik. Belajar adalah yang harus dilakukan untuk persiapan hari esok, komitmen adalah pegangan yang harus mejadi titik acuan dalam melakukan hari hari yang penuh dengan tantangan. Tangguh adalah modal perjalanan yang semakin kesana semakin tidak tahu bakalan yang akan terjadi.
Menjadi diri sendiri adalah inti dari beribu ribu kata positif untuk membangun kehidupan yang lebih baik lagi. Semoga bisa bertahan dan berjalan menjalani kehidupan untuk kehidupan yang akan datang menjadi lebih baik lagi.

Dumai,28/03/2015


After one moment for healty life…

KONSISTENSI

Tujuan adalah sebuah hal yang harus kita miliki sebagai seorang manusia, tapi apa itu tujuan sebagai manusia yang sesungguhnya? kalau berbicara mengenai tujuan pastinya ada jalan yang harus kita tempuh untuk mendapatkan apa yang menjadi tujuannya tersebut. Benarkan yang menjadi tujuan kita adalah yang memang benar2 kita harus kita dapatkan sebagai seorng insane hamba tuhan? Ataukah jangan2 hanya tujuan yang semu yang hanya menndatangkan kekecewaan belaka ( toh kecewa dan tidak menurut ukuran kita sebagai manusia adalah sangat dangkal  karena hanya berpangkal pada akal kita sebagai manusia). Antara tujuan dan jalan manakah yang harus kita miliki dahulu sebagai manusia? Terus terang saya tidak memiliki banyak pengetahuan mengenai manakah yang harus dimiliki dan selanjutnya mengimplementasikannya. Toh juga setelah mengetahuinya juga belum tentu kita sanggup untuk berjalan menghadapi semua hal yang berkaitan dengan proses yang harus ditempuh? Antara tujuan dan jalan akan saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Menjadi manusia adalah hanya sebatas menjalani, tidak ada rumusan manakah yang harus pertama dimiliki untuk melanjutkan hidup, toh tuhan juga akan mengerti disetiap niat tulus yang dimiiliki oleh masing masing manusia. Mari kita menjalani kehidupan ini dengan niat tulus atas dasar perintah dari tuhan yang maha esa. Dengan sedikit contoh dan semoga bisa menjadikan pemahaman mejadi lebih mudah, seorang kepala rumah tangga mencari nafkah atas dasar tanggung jawab terhadap keberlangsungan rumah tangga, mulai dari sandang, pangan, papan dan juga pendidikan terhadap anak anaknya.
Konsisiten adalah tetap menjadi semula, tetap menjadi sedia kala, tetap dengan pendirian sebelumnya, tetap teguh dengan pendirian, tetap tangguh dengan cobaan, tetap berjalan walau terasa sulit, tetap tersenyum walau tersakiti. Mengingat akan latar belakang dan dasar dari sebuah alur dan jalan hidup adalah modal utama untuk tetap konsisiten terhadap sesuatu yang sudah dicita citakan. Panggung dunia adalah fana, sesuatu yang pertama kali kita sangka akan membuat kita bahagia dan merasa senang, hanya akan menjadi sebuah cerita lama yang using di gilas oleh ego dan nafsu dunia yang ada dalam diri sendiri. Sesuatu yang tadinya prioritas nomer satu hanya akan menjadi pusaran kambing hitam dikala kita sudah tidak sanggu untuk mencapainya, atau malah dilupakan begitu saja oleh sanjungan dan iming iming dari sesuatu yang lain di waktu tertentu.
Menjadi dewasa dan menjadi diri sendiri adalah prinsip….

Dumai 29/03/2015