Wednesday, July 2, 2014

HARI PERTAMA PUASA ( PELAJARAN DARI PAK HASAN )

Tahun dua ribu empat belas, Puasa pertama jatuh pada tanggal 29 Bulan Juni yang bertepatan dengan hari minggu. Terus terang antusias juga tidak begitu, saya sadari tingkat keimanan dan ketaqwaan yang saya miliki masih jauh dari kata taat. 'Niatan' tuhan adalah melebihi apa yang mahluknya pikirkan, banyak jalan dan proses kehidupan yang bisa kita ambil hikmahnya. Sesuatu yang biasa saja berproses adalah terdapat nilai yang sebenarnya sanggup menjadikan kita mendapatkan sesuatu yang bernilai dan bisa menjadi titik balik kita terhadap pandangan hidup kita kepada kehidupan. Puasa pertama saya lalui dilokasi kerja yang mana lokasi kerja berada didaerah terpencil sekali yang mayoritas masyarakatnya beragama kepercayaan leluhur. Kewajiban kerja yang mengharuskan menginap beberapa hari dilokasi kerja adalah tantangan tersendiri bagi saya dan tentunya juga bagi rekan kerja saya yang bernama pak hasan. Ini bukan hal istimewa dan bukan juga hal yang akan saya banggakan, ini hanya refleksi kehidupan sebagai proses yang harus saya jalani, ada berhari hari waktu luang yang saya habiskan dikantor selama 2 bulanan tetapi toh tuhan menghendakinya pada hari pertama puasa saya harus berada dilokasi kerja. Sedikit gambaran pekerjaan dilokasi kerja adalah sebuah pekerjaan pembangunan fisik yang sudah selesai dikerjakan tiga bulanan yang lewat, tetapi karena adanya laporan mengenai kekurangan dari pembagunan tersebut, maka saya sebagai wakil dari kantor supaya turun kelokasi untuk mengecek dan memperbaiki hal hal yang belum sesuai dengan ketentuan. Pada saat itulah saya mencari rekanan yang saya rasa bisa membantu saya  untuk menyelesaikan pekerjaan yang dilokasi tersebut. Ketemulah pak hasan namanya, umurnya sudah setengah lebih umur normal manusia pada umumnya. Kami berangkat satu hari sebelum hari pertama puasa yaitu pada hari sabtu pagi dan sampai dilokasi kerja pada sore harinya. Pas hari pertama puasa kami harus melakukan saya menyebutnya masih 'kebiasaan' dibulan puasa ( belum menjadi panggilan hati yang tulus dan iklas untuk mengabdi kepada sang khalik ) yaitu tidak makan dan tidak minum. Sebelumnya saya memang sudah mempunyai niatan untuk melakukan yang menjadi kebiasaan dibulan puasa di waktu siang hari yaitu tidak makan dan tidak minum, sedangkan pak hasan masih setengah setengah untuk melakukan ataupun tidak melakukan. Disini bukan mencerminkan ataupun mengartikan perbandingan apakah saya lebih baik dari pada pak hasan, ini hanyalah sebuah awalan niatan yang tentunya didasarkan dengan apa saja pekerjaan yang akan dikerjakan pada siang harinya. Pak hasan ternyata tidak puasa, pagi pagi di hari pertama bulan puasa beliau tidak melakukan ibadah puasa, apakah pak hasan ingkar dengan rukun islam? Apakah pak hasan akan berdosa dan akan 'dimusuhi' oleh tuhan yang maha pengasih? Hanya allah swt tuhan yang maha kuasa yang tahu mengenai hal ini. Logika pikiran saya mengatakan bahwa pak hasan adalah pahlawan keluarga, bandingan untuk melakukan kegiatan ibadah puasa dengan usaha jerih payah dengan melawan terik matahari satu hari penuh dengan keringat bercucuran adalah puasa itu sendiri terhadap keluarga. Pak hasan telah melakukan apa yang sebagai kepala keluarga harus dilakukan, dan beliau telah menghilangkan segala jenis keengganan dan kemalasan untuk mendapatkan nafkah untuk keluarganya. Pekerjaan pak hasan memang membutuhkan tenaga dan kekuatan untuk menyelesaikan pekerjaanya, seharian penuh beliau melawan teriknya matahari dan beliau melakukannya. Puasa bagi beliau adalah urusan kesekian, beliau hanya memikirkan apakah yang bisa dibawanya pulang untuk memberi keluarganya nafkah. Bukan maksud beliau untuk tidak melakukan apa yang disyaratkan oleh agama yaitu berpuasa, tetapi beliau juga melakukan apa yang diperintahkan oleh agama  yaitu menafkahi keluarganya, sudah sekian lamanya bergelut kepada kehidupan, tetapi kehidupan memihak orang lain dalam pemberian rezky, beliau mendapatkan porsi sedikit dalam hal rezky, saya tidak tahu apakah kesalahan / kekeliruan / ujian yang didapatkan beliau selama ini tapi saya mempunyai keyakinan bahwa tuhan punya caranya sendiri dalam menentukan masing masing mahluknya dalam mengarungi kehidupannya. Kembali kemasalah pekerjaan dilokasi kerja, pak hasan melawan panas dan terik, saya rasa ini adalah kesungguhan puasa yang sesungguhnya, saya mempunyai keyakinan bahwa tuhan pasti mempunyai “sudut pandang tersendiri” mengenai apa yang pak hasan lakukan, beda sekali dengan saya yang secara lahiriah melakukan ( saya menyebutnya ) rutinitas di bulan puasa yaitu tidak makan dan minum dalam arti sempit. Dalam arti luas adalah ketiadaan yang saya dapatkan, apakah rutinitas yang saya jalankan mendapatkan nilai atau poin ibadah, sementara saya hanya monitoring pekerjaan pak hasan dan selama seharian sedikit sekali berhubungan dengan terik matahari. Malu sekali dan timpang sekali keimanan dan keteguhan sejati yang saya miliki bila dibandingkan dengan pak hasan lakukan. Pak hasan berani “melawan” rutinitas masyarakat ( saya ) kebanyakan yang dengan benteng pikiran berpuasa melakukan malas malasan dan tidak mau atau menunda pekerjaan yang sudah dibebankan. Pak hasan adalah contoh manusia yang kuat, yang tegar dan yang pastinya bertanggung jawab kepada keluarganya ( yang didalamnya ada istri dan anak2 beliau ). Mudah2an anak dan istrinya dirumah melakukan ibadah puasa karena dari segi kegiatan fisik ( mungkin ) tidak seberat pak hasan lakukan. Tuhan maha adil terhadap segala mahluk yang ada jagad raya, adil bukanlah menyama ratakan, adil adalah porsi yang sesuai dengan kebutuhan dari masing masing mahluk. Tingkatan dari setiap ukuran dari masing masing mahluk adalah berbeda beda menurut proses yang harus dijalani oleh masing masing mahluk. Pelajaran yang bisa saya petik disini dan ini adalah asumsi saya sebagai manusia yang tentunya banyak sekali kekeliruan saya dalam menafsirkan apa apa yang ada didepan mata saya adalah dalam pandangan kasat mata memang pak hasan melakukan kegiatan makan dan minum pada siang hari diwaktu bulan romadhon, padahal wajib hukumnya menurut rukun islam dan tentunya kalau tidak dilakukan akan mendapatkan ganjara dosa, tetapi apakah proses perjuangan seharian melawan teriknya matahari dengan keringat bercucuran dan juga tenaga yang diperlukan adalah banyak adalah sebuah perjuangan mendapatkan rezky? Terima kasih pak hasan, semoga pak hasan selalu dalam semangat dalam menjalani kehidupan dan semoga pak hasan selalu diberi kesehatan untuk selalu mampu menghadapi kehidupan yang keras ini, salam dibulan romadhon ya pak, saya yakin bapak tetap mendapatkan keberkahan dibulan ramadhan ini, bahkan bisa mendapatkan melebihi apa yang saya dapatkan ( sementara saya yg katanya menjalankan tetapi toh Cuma urusan makan minum saja, sementara hal hal lain seperti urusan nafsu, pikiran dan hati adalah lebih kejam dan bahkah tidak ada bedanya dengan hari hari biasanya). Semoga kita masih bisa bertemu kembali dan maaf apabila ada salah dan tutur kata yang kurang berkenan kepada pak hasan, saya hormat dan salut dengan pak hasan, senyum tulus dan kesederhanaan yang pak hasan tunjukan adalah wujud harmony yang sangat tinggi nilainya kepada lingkungan. Saya belajar banyak dari pak hasan.
Semua ulasan isinya adalah pandangan pribadi, mohon maaf bila ada kekeliruan dalam saya membaca kehidupan, dan saya berkeyakinan mengenai apa yang saya baca.


Pekanbaru,02 Juli 2014.