Tahun dua ribu empat belas, Puasa pertama jatuh pada
tanggal 29 Bulan Juni yang bertepatan dengan hari minggu. Terus terang antusias
juga tidak begitu, saya sadari tingkat keimanan dan ketaqwaan yang saya miliki
masih jauh dari kata taat. 'Niatan' tuhan adalah melebihi apa yang mahluknya
pikirkan, banyak jalan dan proses kehidupan yang bisa kita ambil hikmahnya. Sesuatu
yang biasa saja berproses adalah terdapat nilai yang sebenarnya sanggup
menjadikan kita mendapatkan sesuatu yang bernilai dan bisa menjadi titik
balik kita terhadap pandangan hidup kita kepada kehidupan. Puasa pertama saya
lalui dilokasi kerja yang mana lokasi kerja berada didaerah terpencil sekali
yang mayoritas masyarakatnya beragama kepercayaan leluhur. Kewajiban kerja yang
mengharuskan menginap beberapa hari dilokasi kerja adalah tantangan tersendiri
bagi saya dan tentunya juga bagi rekan kerja saya yang bernama pak hasan. Ini
bukan hal istimewa dan bukan juga hal yang akan saya banggakan, ini hanya
refleksi kehidupan sebagai proses yang harus saya jalani, ada berhari hari
waktu luang yang saya habiskan dikantor selama 2 bulanan tetapi toh tuhan
menghendakinya pada hari pertama puasa saya harus berada dilokasi kerja. Sedikit
gambaran pekerjaan dilokasi kerja adalah sebuah pekerjaan pembangunan fisik
yang sudah selesai dikerjakan tiga bulanan yang lewat, tetapi karena adanya
laporan mengenai kekurangan dari pembagunan tersebut, maka saya sebagai wakil
dari kantor supaya turun kelokasi untuk mengecek dan memperbaiki hal hal yang
belum sesuai dengan ketentuan. Pada saat itulah saya mencari rekanan yang saya
rasa bisa membantu saya untuk
menyelesaikan pekerjaan yang dilokasi tersebut. Ketemulah pak hasan namanya,
umurnya sudah setengah lebih umur normal manusia pada umumnya. Kami berangkat
satu hari sebelum hari pertama puasa yaitu pada hari sabtu pagi dan sampai
dilokasi kerja pada sore harinya. Pas hari pertama puasa kami harus melakukan
saya menyebutnya masih 'kebiasaan' dibulan puasa ( belum menjadi panggilan hati yang
tulus dan iklas untuk mengabdi kepada sang khalik ) yaitu tidak makan dan tidak
minum. Sebelumnya saya memang sudah mempunyai niatan untuk melakukan yang
menjadi kebiasaan dibulan puasa di waktu siang hari yaitu tidak makan dan tidak
minum, sedangkan pak hasan masih setengah setengah untuk melakukan ataupun tidak melakukan.
Disini bukan mencerminkan ataupun mengartikan perbandingan apakah saya lebih baik dari pada pak
hasan, ini hanyalah sebuah awalan niatan yang tentunya didasarkan dengan apa saja pekerjaan yang akan dikerjakan pada siang harinya. Pak hasan ternyata
tidak puasa, pagi pagi di hari pertama bulan puasa beliau tidak melakukan ibadah
puasa, apakah pak hasan ingkar dengan rukun islam? Apakah pak hasan akan
berdosa dan akan 'dimusuhi' oleh tuhan yang maha pengasih? Hanya allah swt tuhan
yang maha kuasa yang tahu mengenai hal ini. Logika pikiran saya mengatakan
bahwa pak hasan adalah pahlawan keluarga, bandingan untuk melakukan kegiatan
ibadah puasa dengan usaha jerih payah dengan melawan terik matahari satu hari
penuh dengan keringat bercucuran adalah puasa itu sendiri terhadap keluarga. Pak
hasan telah melakukan apa yang sebagai kepala keluarga harus dilakukan, dan
beliau telah menghilangkan segala jenis keengganan dan kemalasan untuk
mendapatkan nafkah untuk keluarganya. Pekerjaan pak hasan memang membutuhkan
tenaga dan kekuatan untuk menyelesaikan pekerjaanya, seharian penuh beliau
melawan teriknya matahari dan beliau melakukannya. Puasa bagi beliau adalah
urusan kesekian, beliau hanya memikirkan apakah yang bisa dibawanya pulang
untuk memberi keluarganya nafkah. Bukan maksud beliau untuk tidak melakukan apa
yang disyaratkan oleh agama yaitu berpuasa, tetapi beliau juga melakukan apa
yang diperintahkan oleh agama yaitu
menafkahi keluarganya, sudah sekian lamanya bergelut kepada kehidupan, tetapi
kehidupan memihak orang lain dalam pemberian rezky, beliau mendapatkan porsi
sedikit dalam hal rezky, saya tidak tahu apakah kesalahan / kekeliruan / ujian yang didapatkan beliau selama ini tapi saya mempunyai keyakinan bahwa tuhan
punya caranya sendiri dalam menentukan masing masing mahluknya dalam mengarungi
kehidupannya. Kembali kemasalah pekerjaan dilokasi kerja, pak hasan melawan
panas dan terik, saya rasa ini adalah kesungguhan puasa yang sesungguhnya, saya
mempunyai keyakinan bahwa tuhan pasti mempunyai “sudut pandang tersendiri”
mengenai apa yang pak hasan lakukan, beda sekali dengan saya yang secara
lahiriah melakukan ( saya menyebutnya ) rutinitas di bulan puasa yaitu tidak
makan dan minum dalam arti sempit. Dalam arti luas adalah ketiadaan yang saya
dapatkan, apakah rutinitas yang saya jalankan mendapatkan nilai atau poin ibadah,
sementara saya hanya monitoring pekerjaan pak hasan dan selama seharian sedikit
sekali berhubungan dengan terik matahari. Malu sekali dan timpang sekali
keimanan dan keteguhan sejati yang saya miliki bila dibandingkan dengan pak hasan
lakukan. Pak hasan berani “melawan” rutinitas masyarakat ( saya ) kebanyakan yang dengan
benteng pikiran berpuasa melakukan malas malasan dan tidak mau atau menunda
pekerjaan yang sudah dibebankan. Pak hasan adalah contoh manusia yang kuat,
yang tegar dan yang pastinya bertanggung jawab kepada keluarganya ( yang
didalamnya ada istri dan anak2 beliau ). Mudah2an anak dan istrinya dirumah
melakukan ibadah puasa karena dari segi kegiatan fisik ( mungkin ) tidak seberat
pak hasan lakukan. Tuhan maha adil terhadap segala mahluk yang ada jagad raya,
adil bukanlah menyama ratakan, adil adalah porsi yang sesuai dengan kebutuhan
dari masing masing mahluk. Tingkatan dari setiap ukuran dari masing masing
mahluk adalah berbeda beda menurut proses yang harus dijalani oleh masing masing
mahluk. Pelajaran yang bisa saya petik disini dan ini adalah asumsi saya
sebagai manusia yang tentunya banyak sekali kekeliruan saya dalam menafsirkan
apa apa yang ada didepan mata saya adalah dalam pandangan kasat mata memang pak
hasan melakukan kegiatan makan dan minum pada siang hari diwaktu bulan romadhon, padahal wajib
hukumnya menurut rukun islam dan tentunya kalau tidak dilakukan akan
mendapatkan ganjara dosa, tetapi apakah proses perjuangan seharian melawan
teriknya matahari dengan keringat bercucuran dan juga tenaga yang diperlukan
adalah banyak adalah sebuah perjuangan mendapatkan rezky? Terima kasih pak
hasan, semoga pak hasan selalu dalam semangat dalam menjalani kehidupan dan
semoga pak hasan selalu diberi kesehatan untuk selalu mampu menghadapi
kehidupan yang keras ini, salam dibulan romadhon ya pak, saya yakin bapak tetap
mendapatkan keberkahan dibulan ramadhan ini, bahkan bisa mendapatkan melebihi
apa yang saya dapatkan ( sementara saya yg katanya menjalankan tetapi toh Cuma urusan
makan minum saja, sementara hal hal lain seperti urusan nafsu, pikiran dan hati
adalah lebih kejam dan bahkah tidak ada bedanya dengan hari hari biasanya). Semoga
kita masih bisa bertemu kembali dan maaf apabila ada salah dan tutur kata yang
kurang berkenan kepada pak hasan, saya hormat dan salut dengan pak hasan, senyum
tulus dan kesederhanaan yang pak hasan tunjukan adalah wujud harmony yang sangat tinggi nilainya
kepada lingkungan. Saya belajar banyak dari pak hasan.
Semua ulasan isinya adalah
pandangan pribadi, mohon maaf bila ada kekeliruan dalam saya membaca kehidupan,
dan saya berkeyakinan mengenai apa yang saya baca.
Pekanbaru,02 Juli 2014.